Enam Suami Tampan

Terlihat Bijaksana



Terlihat Bijaksana

0Setelah dijemput oleh salah satu bawahan para Bandit Hei Feng, Si Tuan pun langsung menuju tempat makan. Sesampainya di sana, ia langsung duduk di atas kursi yang ada di depan meja bundar. Meja ini pun sudah dipenuhi dengan beberapa arak dan juga hidangan daging yang menggoda.      

Melihat suguhan para bandit ini, tentu membuat Si Tuan agak tertegun. Padahal ini masih pagi, namun ia sudah disuguhi makanan mewah seperti ini. Hal ini menandakan bahwa kelompok bandit di markas Hei Feng sudah hidup dengan makmur.     

Namun, ketika hendak mengambil makanan dengan sumpit, tiba-tiba ia berhenti.     

Si Tuan menjatuhkan sumpitnya dan tiba-tiba mengingat kehidupannya saat berada di rumahnya sendiri.     

Selama di rumah, ia hanya bisa menikmati sarapan sederhana seperti memakan roti atau bubur. Makanannya baru terasa lebih baik bila sudah masuk jam makan siang. Namun saat malam, ia hanya bisa makan dengan lauk yang sederhana.     

Hari ini tepat 15 hari bagi Si Tuan yang telah meninggalkan rumahnya. Ia pun belum tahu kondisi rumahnya sekarang ini.     

Ia pun menghela napas.     

"Tuan, apa menu sarapan hari ini tidak sesuai seleramu?"     

Si Tuan menjawab sembari menghela napas, "Aku hanya merindukan rumah."     

"Kenapa Tuan tidak membawa keluarga Tuan kesini saja jika Tuan merindukan mereka?"     

Si Tuan itu menyentuh topeng di wajahnya, dan dia sedikit tertegun untuk sementara waktu.     

'Hmmm… membawa mereka kesini? Tentu saja jangan'     

Baginya mengenai hal-hal seperti ini, cukup Si Tuan saja yang terlibat. Ia takut bila di masa depan ada masalah dengan keputusannya hari ini, dirinya tidak ingin keluarganya terlibat dan ingin menanggung semua akibatnya sendirian saja.     

*****     

Di suatu tempat di luar Markas Hei Feng, Dong Huiying tampak semakin dekat dengan tujuannya. Demi menyembuhkan luka parah yang diderita Liang Yuening, ia harus mengambil tas yang di dalamnya berisi berbagai peralatan medis dan obat-obatannya.     

Tujuan utamanya kembali ke sini memang hanya mengambil tasnya dan segera melarikan diri dari sini.     

Dong Huiying pun menghela napas dan dengan sabar memperhatikan gerak-gerik musuhnya. Markas ini ternyata dijaga dengan cukup ketat dan semua tim patroli selalu waspada terhadap gerak-gerik di sekitarnya.      

Menyadari hal itu, Dong Huiying pun berpikir sampai mengerutkan keningnya. Ia merasa akan sulit untuk menyelinap ke markas itu di siang hari. Namun, ia juga tidak bisa menunda penyelinapan ini karena Liang Yuening dalam kondisi yang kritis saat ini.     

Setelah memikirkan dengan matang, Dong Huiying memutuskan untuk mengambil semua resiko.     

Di sisi lain, Si Tuan juga sedang mengingat rasa rindu pada rumahnya. Ia yang posisinya mampu melihat pergerakan aneh di sekitarnya jadi kehilangan konsentrasi untuk mewaspadai sekitarnya. Ia tidak menyadari jika ada seseorang yang menyelinap masuk ke markas Hei Feng.     

Ketika ia sedang memilah harta benda yang diberikan oleh Su Lang untuk dibawa pulang nanti, tiba-tiba terdengar suara seseorang berteriak.     

"Gawat!"     

Seseorang berteriak dengan panik, "Gadis kecil itu kembali, cepat tangkap dia!"     

Para bandit yang berjaga-jaga langsung melihat arah teriakan tersebut. Sebaliknya, Dong Huiying langsung memacu kuda yang ditungganginya agar melaju dengan cepat.     

Ia pun menerobos masuk ke dalam gudang yang ada di markas itu. Di dalamnya ada banyak tumpukan kotak dan salah satunya terdapat tas milik Dong Huiying di atasnya.     

Dong Huiying belum menyadari jika komplotan bandit sudah berlarian mengejarnya ke dalam gudang. Saat ini, ia dalam keadaan tidak siap mental untuk melawan para bandit itu. Keinginannya hanya satu, ia harus bergegas pergi dengan membawa tas yang ada di punggungnya.     

Dalam posisi Dong Huiying yang sudah ketahuan, ternyata sudah ada banyak bandit yang mengejarnya. Pada akhirnya, Dong Huiying memutuskan untuk bersembunyi di salah satu ruangan yang dilihatnya.     

Saat masuk, ia melihat ada seorang pria sedang berada di ruangan yang dimasukinya. Ternyata, pria itu adalah Si Tuan asing yang dikenal oleh Su Lang.     

Si Tuan yang juga menyadari ada orang asing yang masuk di kamarnya juga telah menyiapkan pedangnya, "Sriinnggg…!!!" Pedang Si Tuan pun keluar dari sarungnya.     

Dong Huiying memang melesat masuk begitu saja tanpa memikirkan bila ada orang di ruangan ini.     

Saat melihat Si Tuan, Dong Huiying merasa bila pria yang mengenakan topeng hitam itu memiliki tubuh tinggi tegap yang tingginya sekitar 1.8 meter. Pakaian yang dikenakannya terbuat dari kain linen kasar, tapi tetap membuatnya terlihat bijaksana. Namun entah bagaimana, mengapa Dong Huiying merasa pria ini terlihat akrab?     

Mengingat kondisinya dalam keadaan terancam, Dong Huiying segera mengalihkan pikirannya itu. Ia pun menarik sebilah pisau yang dibawanya. Dengan sekejap ia mengarahkan pisau itu ke leher pria itu.     

"Diam atau kamu akan mati!" Dong Huiying kali ini berani mengancam orang lain dengan tegas.      

Di luar kamar ini, terdengar suara langkah kaki para bandit itu mulai terdengar mendekat. Dong Huiying mempererat genggaman pada gagang pisau itu dan semakin menekannya pada leher Si Tuan. Kuatnya tekanan pisau itu pun sampai memuat sedikit goresan pada leher Si Tuan.     

Untungnya, para bandit ini tidak tahu jika Si Tuan mereka berada dalam kondisi mengerikan seperti ini. Dong Huiying segera melangkah di belakangnya dengan tetap menekankan pisaunya.     

Si Tuan melirik ke arah gadis yang sedang menodongnya ini. Ia merasa bila gadis yang mengancamnya ini tampak mungil dan juga cantik. Sayangnya, wajah cantiknya tertutup karena banyak luka goresan yang belum mengering di wajahnya.     

Ia hanya bisa menatap gadis itu karena pikirannya sedang tidak stabil saat ini.     

"Tuan!?" Seketika salah satu bandit itu mulai memanggilnya dari luar kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.