Enam Suami Tampan

Kekalahan Kedua Dalam Hidup



Kekalahan Kedua Dalam Hidup

0Liang Zhichen duduk dengan posisi membungkuk dalam waktu yang lama. Beberapa saat kemudian, ia akhirnya bangkit berdiri.     

Liang Zhichen sekejap membersihkan debu yang menempel pada tubuhnya dan mengambil kembali topengnya. Setelah memakai topeng, ia pun membetulkan kembali tangan mekaniknya dan mengambil bubuk hitam untuk dilumurkan pada rambutnya. Dong Huiying pasti sengaja meninggalkan bubuk hitam ini untuk menyempurnakan penyamarannya.     

Ya, ini merupakan peringatan sekaligus panggilan untuk segera pulang bagi Liang Zhichen.     

Ia pun berulang kali berpikir. Pada awalnya, ia sengaja menyembunyikan identitasnya dari orang lain demi membentuk sebuah kelompok khusus, namun ia juga tahu bahwa perbuatannya ini salah.     

Saat berhasil bergabung dengan kelompok penjahat ini, Liang Zhichen berusaha bekerja keras dengan penuh semangat. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah orang yang menguntungkan bagi markas itu. Liang Zhichen berharap bisa mendapatkan kepercayaan orang-orang disana dan juga mendapat posisi yang terbaik.     

Namun pada akhirnya, Sang Istri telah mengetahui perbuatannya ini. Andai saja Dong Huiying adalah musuhnya yang tidak memiliki hubungan keluarga dengannya. Sungguh, Liang Zhichen akan melakukan segala cara untuk memenangkan penangkapan kemarin.     

Terbukti, Liang Zhichen mampu menemukan taktik terbaik untuk memojokkan kelompok Dong Huiying.     

Namun saat mengetahui istrinya, ia pun merasa bersalah dan juga bersyukur. Bila Sang Istri tidak selamat dan baru mengetahuinya, Liang Zhichen mungkin akan menghancurkan markas Hei Feng itu dengan tangannya sendiri.     

Ia pun berusaha menghapus kepahitan yang ada di hatinya.     

Ada banyak orang yang lebih mahir daripada dirinya di luar sana, dan ini adalah kegagalan kedua di dalam hidupnya.     

Kegagalannya yang pertama terjadi pada setahun yang lalu. Saat itu ia baru menikah dan tinggal serumah bersama Sang Istri. Pada saat itu, Liang Zhichen belajar menerima keganasan Sang Istri dan semua perbuatannya, ia berusaha memahami situasi yang ada dan berusaha hidup dengan damai.     

Kegagalannya yang kedua terjadi hari ini, Sang Istri malah membantunya menemukan kekurangan di dalam dirinya.     

Tapi dengan begini, ia jadi tahu dan berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.     

Dengan pikirannya yang seperti ini, Liang Zhichen langsung mengatur suasana hatinya sembari memakai topeng dan tangan mekaniknya. Ia pun bergegas mencari arah dan segera kembali ke markas.     

Di sisi lain, suasana markas tampak sangat kacau, Su Lang masih belum sadarkan diri. Para bandit yang terluka, semuanya tergeletak di tanah begitu saja sambil mengerang kesakitan. Sementara ada beberapa yang sedang berdiri kaku di samping saudara mereka yang terbaring tidak bernyawa.     

"Tuan, apa Anda baik-baik saja?"     

Seseorang yang menemukan Liang Zhichen itu bergegas menghampirinya.     

Liang Zhichen menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ambil ini dan segera larutkan dengan air lalu minumkan pada Su Lang."     

"Apa ini?"     

"Obat penangkal racun."     

Orang pasti akan curiga padanya karena memberikan obat semacam ini pada bawahan Su Lang. Tetapi, Liang Zhichen juga orang yang jago dalam hal menyangkal maupun membuat rencana khusus. Dengan kata lain, Liang Zhichen bisa dengan mudah menghapus keraguan yang ada dalam diri orang-orang ini.     

Su Lang pun meminum obat penangkal itu dan seketika tersadar dari pingsannya. Liang Zhichen tidak memberikan obat itu pada Hou Han dan anak buahnya. Setelah ia tersadar, Liang Zhichen segera memerintahkan agar Hou Han beserta pengkhianat lainnya untuk segera dieksekusi.     

Malam ini jelas merupakan malam yang luar biasa.     

Karena markas Hei Feng berubah menjadi lautan darah.     

Mayat anak buah Hou Han di tumpuk di belakang markas hingga membentuk seperti bukit.     

Walaupun penduduk markas Hei Feng berkurang hingga separuhnya dan kekuatannya terlihat lebih lemah dari biasanya. Namun nyatanya, prajurit yang tersisa dan masih hidup ini adalah prajurit-prajurit terkuat yang dimiliki markas Hei Feng. Jika kekuatan markas ini bisa kembali stabil, tentu Su Lang yang paling diuntungkan.     

Tentu saja, setelah kejadian ini, Liang Zhichen dapat dianggap sebagai salah satu orang penting dalam kelompok ini.     

Semua orang menghormatinya dan semua itu mereka lakukan juga karena menghormati orang yang dihormati Su Lang. Tidak hanya itu, Liang Zhichen juga mulai berusaha membuat para prajurit itu bisa menerimanya.     

Meski demikian, tidak ada seorangpun yang tahu bahwa dari semua saran-saran yang diberikan oleh Liang Zhichen, ada pihak yang paling diuntungkan. Ya, orang yang diuntungkan itu adalah Dong Huiying.     

Dong Huiying, Sang Istri dari keluarga Liang.     

Gadis kuat nan mungil itu ternyata sedang dalam perjalanan yang penting.     

Setelah fajar tiba, Liang Zhichen memandangi jalanan yang dilaluinya dua hari yang lalu. Jujur saja, Liang Zhichen merasa kesepian.     

Di waktu yang bersamaan,     

Dong Huiying berbaring di atas punggung kuda dengan lemas.     

Dia berkuda dengan sangat cepat.     

Kuda yang ditungganginya ini adalah kuda yang dicurinya di markas Hei Feng beberapa hari yang lalu.     

Sayangnya ia mabuk darat saat menaiki kuda di zaman ini!     

Tiba-tiba terdengar suara "Bang!" dan Dong Huiying terjatuh dari atas kuda.     

Ketika Dong Huiying memandang ke arah kudanya, kuda itu mengangkat kakinya lalu berlari pergi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.