Enam Suami Tampan

Selalu Saja Kucing



Selalu Saja Kucing

2Dengan rasa penuh penasaran, Dong Huiying mengikuti asal suara keributan tersebut dan memutari beberapa jalan yang ada di sekitarnya. Pada akhirnya ia baru tahu jika jalanan yang dilaluinya mulai menurun dan suara itu berasal dari bawah.     

Ah, tempat ini memang seperti labirin, ada banyak belokan yang membuatnya bingung. Anehnya, bukan merasa ketakutan, tapi tempat ini justru membuatnya penasaran.     

"Miao…." Seekor kucing berwarna orange tiba-tiba berjalan mendekati Dong Huiying dengan elegan. Seperti seorang ratu, kucing itu mengangkat kepalanya tinggi-tinggi sembari melihat Dong Huiying dari atas hingga ke bawah sembari mengibas-ngibaskan ekornya.     

Dong Huiying menatapnya balik dan kucing itu pun terdiam tidak bergerak.     

Kucing kecil itu seolah hendak mencakar Dong Huiying, tetapi ia membatalkan niatnya dan malah bersantai sambil menggaruk kepalanya dengan cakar depannya. Kucing itu seolah tidak peduli pada orang-orang di sekitarnya dan menutup matanya perlahan.     

'Apakah kucing itu sedang ingin tidur siang?' Pikir Dong Huiying.     

Tiba-tiba tangan Dong Huiying merasa ingin bermain-main dengan kucing ini. Seketika itu ia langsung teringat dengan Liang Haoming. Kakak keempat Liang bersaudara itu sangat menyukai hewan-hewan imut seperti kucing, kelinci, dan juga burung. Meski orang ini selalu memasang ekspresi wajah yang dingin dan tidak manusiawi, tetapi makhluk kecil ini selalu menyukainya.     

Tidak dapat menahan kegemasannya, Dong Huiying berjalan perlahan mendekati anak kucing itu dan menangkapnya. Sayangnya sebelum Dong Huiying menyentuhnya, kucing itu sudah sadar dan langsung mencakarnya.     

"Benar-benar kucing pemarah," Gerutu Dong Huiying sembari melihat ke arah bekas cakaran yang tipis memanjang di tangannya. Meski demikian, ia tidak marah. Ia hanya tersenyum kecut menatap kucing pemarah itu.     

Ya, kucing tetaplah kucing. Dong Huiying juga tidak akan pernah bisa akur dengan hewan seperti itu.     

Sambil melihat ke belakang dengan enggan, telinga anak kucing itu tampak bergerak-gerak sedikit. Anehnya, matanya tertutup tanpa memandangnya. Dong Huiying yang melihat tingkah kucing itu pun hanya bisa menghela nafas. Pada akhirnya ia pun terus berjalan maju dengan wajah cemberut.     

*****     

"Ayo... ayo... pasang taruhanmu segera di sini!"     

Seketika terlihat seseorang membuka tirai pintu suatu gedung. Tirai yang terbuka itu sempat memperlihatkan ruangan dengan luas kira-kira seratus meter persegi di dalamnya dengan jelas.      

Tidak sedikit orang yang ada di dalamnya, mayoritas pengunjung yang meramaikan tempat itu adalah perempuan-perempuan yang bersemangat. Seseorang yang tadi berteriak juga masih mengumumkan dengan semangat acara yang akan terjadi setelah ini, "Pertandingan berikutnya ada Hei Bao melawan Hei Niu, peluang taruhan adalah satu banding lima. Ayo siapkan taruhannya!"     

"Aku bertaruh untuk Hei Bao, dia sangat jago!" Ucap salah satu penonton.     

"Benar, aku juga Hei Bao. Dia sudah bertarung lebih dari tiga puluh kali dan belum pernah kalah sekalipun." Tambah penonton lainnya yang tidak kalah heboh.     

"Hei Niu juga lumayan kuat, bahkan dia lebih tua dari si pendatang baru itu. Selain itu, sejauh ini dia sudah menang hampir 20 pertarungan."     

"Hei Niu, aku bertaruh untuk Hei Niu." Jelas penonton lain yang punya keyakinan berbeda dengan penonton sebelumnya.     

"Hei Bao!! Hei Bao!!!"     

"Hei Niu!! Hei Niu!!!"     

Suara berisik itu seperti seribu bebek berteriak pada saat yang sama. Dong Huiying tentu merasa kesal dan menutup telinganya. Walau demikian, ia tetap penasaran dan tertarik untuk mengamati acara pertandingan ini.     

Dong Huiying melihat ada sebuah panggung kosong dengan dua pria duduk di dua sudut yang berbeda. Satu pria bertopeng dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi tapi terlihat kekar dengan logo kerbau di pinggangnya. Orang yang satunya lagi adalah pria mungil dengan logo macan tutul di pinggangnya.      

Apa ini? Jadi yang disebut dengan pasar gelap adalah arena judi tinju ini?     

Ada begitu banyak orang disini, bagaimana cara Dong Huiying menemukan Hong Xiangjun?     

Setelah beberapa hari telah berlalu, ia juga tidak tahu keadaan luka Liang Yuening sudah sembuh atau belum.     

Ia pun berbalik di tempat yang sama lagi, bermaksud untuk bertanya pada seseorang. Sayangnya, semua orang tampak sibuk bertaruh dan tidak memperdulikannya. Selain itu, ada terlalu banyak orang di sini, juga sangat ramai. Dengan tubuh Dong Huiying yang pendek ini, ia tentu akan kesulitan mencari di kerumunan yang seramai ini.     

Tiba-tiba Dong Huiying merasa seolah kehabisan napas.     

Bau badan orang-orang yang ada disini sangat menyengat.     

Ia pun menutupi hidungnya. Sialnya, ia harus berpapasan dengan orang yang sedang merokok. Sontak hal itu mengejutkannya.     

"Xiao Dong?" Tiba-tiba terdengar suara seseorang yang sangat bersemangat namun tidak tahu orang yang memanggilnya seperti itu.     

"Nona Dong, Dong Dabao, sini, di atasmu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.