Kamu Siapa, Aku Tidak Mengenalimu
Kamu Siapa, Aku Tidak Mengenalimu
Sayangnya Dong Huiying malah terlihat kesal dan malu. Ia pun mendorong Hong Xiangjun agar menjauh dengan tatapan kesal, namun Hong Xiangjun malah memeluknya lagi. Kedua orang itu pun sibuk mendorong dan memeluk satu sama lain.
'Ah lupakan, biarkan dia pergi!'
Pada waktu yang bersamaan, tepatnya di sisi lain tempat pertarungan di pasar gelap ini ada orang yang memanggil Hei Ying.
"Hei Ying, bagaimana dengan Xiao Bai?" Orang yang memanggil Hei Ying ini kelihatannya sangat kaya. Ia pun cepat-cepat mendekati Hei Ying.
Di hadapannya, Hei Ying sedang membalut telapak tangannya dengan kain putih panjang. Kain itu digunakannya untuk melindungi telapak tangannya selama melakukan hantaman ke petarung lainnya. Saat menyadari suara orang yang memanggilnya itu, ia pun menatap orang itu. Namun responnya setelah itu hanya menundukkan kepalanya dengan tenang.
Kebetulan ada seorang petugas dari pasar gelap itu sedang bersama Hei Ying. Saat petugas itu melihat ada orang kaya yang memanggil Hei Ying, tentu ia mulai menjaga sikapnya. Ia pun dengan cepat melirik Hei Ying, "Hei Ying, apa kamu yang memanggilnya?"
Hei Ying pura-pura tidak mendengarnya dan petugas pasar gelap itu juga hanya bisa menggerutu. Dalam hati pengelola pasar gelap itu merasa bahwa temperamen Hei Ying tampaknya sedang kurang bagus. Meski demikian, ia tidak menyangka bahwa orang yang kaku seperti Hei Ying ini mempunyai kenalan salah satu konglomerat di kota ini. Ia pun jadi sedikit merasa senang bisa mengenalnya, tetapi Hei Ying sepertinya tidak merasa sebangga itu.
Ternyata, orang yang mendatangi Hei Ying ini adalah Tie Hailan. Saat ia mendatangi kedua orang tersebut, dirinya pun bersikap lembut dan menatap Hei Ying dengan senyum manis.
"Hai… Kalian tidak usah terlalu tegang," Ucap Tie Hailan sambil melambaikan tangannya. Meskipun ia diabaikan, dirinya juga merasa tidak terganggu oleh sikapnya itu. Ia pun melirik kaki Hei Ying, dan memerintahkannya, "Sepertinya Xiao Bai tidak ada di sini bersama Hei Ying. Pedulilah padanya walau itu merepotkan. Aku sudah lama tidak melihat Xiao Bai. Pikirkan hal itu dengan baik."
"Hei, duduklah! Aku akan mengijinkanmu memeluk Xiao Bai setelah duduk."
Merasa Tie Hailan hanya ingin berurusan dengan Hei Ying, petugas pasar gelap itu memilih pergi karena dirinya juga merasa tidak nyaman berada di sana. Saat petugas itu sudah meninggalkan mereka berdua, Tie Hailan pun menarik kursi untuk duduk disamping Hei Ying.
Dengan kaki kiri yang bertumpu pada lutut kanannya, Tie Hailang duduk dengan gagah sembari melempar-lemparkan apel ke udara.
"Hei Ying, kita sudah saling mengenal cukup lama. Aku rasa, tidak ada masa depan yang baik di tinju ilegal seperti ini. Pikirkan perkataanku ini baik-baik, datanglah ke rumahku dan lakukan sesuatu untukku. Aku berjanji tidak akan menelantarkanmu begitu saja!"
Di sisi lain, Hei Ying malah sibuk merapikan pakaian hitam yang sudah melekat di tubuhnya dan mulai memakai topengnya. Ia pun mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya.
Tie Hailan yang diabaikan begitu saja, tentu seketika merasa bosan. Walau demikian, semakin Hei Ying mengabaikannya, sudah pasti Tie Hailan semakin ingin menggodanya.
"Hei Ying... Hei Ying…" Tie Hailan meneriakkan namanya dua kali, tetapi pria itu tetap mengabaikannya.
Tie Hailan pun mulai tidak tahan lagi.
Apapun sikap dingin Hei Ying, Tie Hailan sudah mengenal pria ini sejak awal mendatangi pasar gelap ini untuk berjudi saat satu tahun yang lalu. Pada saat itu, ia melihat Hei Ying bertanding untuk pertama kalinya. Tie Hailan pun melihat keterampilan bela dirinya yang sangat bagus dan hampir tidak pernah kalah.
Menurutnya, pria ini memang berbakat dalam hal bela diri, dan tanpa sengaja Tie Hailan mulai mengaguminya. Tapi setelah setahun berlalu, orang-orang mulai mengabaikannya dan menjagokan pemain-pemain yang lain. Hal itu membuat Tie Hailan berkata bahwa tidak ada masa depan disini.
"Hei!?"
Ia pun membungkuk lebih dekat ke bahu Hei Ying untuk menarik perhatiannya.
Dengan cepat Hei Ying melirikkan matanya dan memberi tatapan kosong yang mendalam pada Tie Hailan. Tatapan itu seperti pandangan dari mata raja singa yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.
"Ada apa?" Suara dingin itu memang ciri khas Hei Ying yang tidak terlalu memperdulikan orang di sekitarnya.
Tie Hailan terdiam sebentar, "Tentu saja tidak, aku hanya merasa gelisah akhir-akhir ini. Apa perkataanku hanya masuk ke telinga kanan dan keluar melalui telinga kirimu?"
Hei Ying pun terdiam sesaat. Setelah itu, ia tampak tercengang dan bertanya, "Kamu?"
Tie Hailan sedikit bingung, "Aku? Aku Tie Hailan, apa kamu lupa?"
"Tidak kenal."
Setelah berkata begitu, Hei Ying menarik tatapan matanya dan menutup matanya lagi dengan rasa tidak peduli.