Suamiku
Suamiku
Melihat ekspresi serius di wajah Dong Huiying, Hong Xiangjun tidak lagi tertawa dan langsung menenangkan temannya ini, "Percayalah, aku sudah menduga kamu akan bertanya dan memintaku untuk mencarinya. Ayo, ikut aku! Aku tahu lokasi keberadaannya sekarang. Mungkin saat ini ia sedang latihan."
Ketika teringat bahwa Liang Haoming sengaja mengalah padanya saat pertandingan kedua tadi, Dong Huiying langsung berjalan keluar dari tempat pertandingan itu dengan ekspresi wajah yang cemberut. Namun sekilas ia juga tampak tersenyum lembut karena terkesan dengan sikap mengalah Liang Haoming tersebut.
Setelah beberapa lama melangkah, ucapan Hong Xiangjun ternyata tidak meleset sama sekali. Sekarang ini, Liang Haoming memang sedang berlatih dan pelatihnya tidak lain adalah Hei Bao, pria yang bertanding dengan Dong Huiying tadi siang.
Hei Bao meletakkan tangan di pinggangnya, ia sangat marah hingga dadanya terasa sesak, "Aku tanya, kau punya otak tidak sih? Dia hanya sekedar anak kecil, kenapa tidak bisa mengalahkannya? Kalau kamu tidak memperdulikan reputasimu, setidaknya kamu pedulikan masa depan kita di pasar gelap ini. Tahu tidak, kalau gara-gara tindakanmu, para penonton yang kalah taruhan tadi hampir memporak-porandakan pasar gelap ini?"
Liang Haoming menatap Hei Bao dengan tatapan kosong di balik topengnya.
"Lihat apa kamu?" Kata Hei Bao sambil melotot, "Aku tanya sekali lagi, apa kamu masih kurang yakin untuk berada disini? Atau, kamu benar-benar bisu, tuli dan juga buta tentang keadaan sekitarmu? Kenapa kamu hanya diam mematung saja? Apa ekspresi wajahmu di balik topeng itu, hah? Kamu tahu apa yang petugas pasar hitam dan orang-orang katakan tentangmu? Wajahmu dibalik topeng itu jelek dan penuh luka. Istrimu juga orang berdarah campuran. Ah! Saudara-saudara juga cacat dan bertubuh besar, keluargamu benar-benar tidak ada yang normal. Pria sepertimu, yang terlahir dengan tubuh dan tulang yang besar adalah orang yang cacat dan memiliki kelainan secara mendarah daging. Kamu sudah seperti monster jelek dan jika kamu berjalan dimalam hari, orang-orang akan jadi takut karena melihat monster jelek sepertimu. Sudah jelek, kaku, dan tidak pandai berbicara. Aku sungguh merasa kasihan pada dirimu dan juga keluargamu."
Seketika Liang Haoming tertegun, gerakannya terhenti seakan tubuhnya menjadi kaku setelah mendengar itu. Kemudian tanpa berkedip, ia berkata dengan tegas, "Perkataanmu ada benarnya."
"Apa?"
"Aku sengaja mengalah." Jelas Liang Haoming.
"Apa maksudmu?"
Hei Bao terkejut, ia pun bertanya-tanya dalam hati, 'Kenapa Hei Ying tidak marah? Sejak kapan dirinya bersedia mengalah pada petarung lain? Kapan dia….? Ah, sudahlah!'
Hei Bao tiba-tiba teringat sesuatu ketika Liang Haoming berkata dengan keras, "Apa kamu bodoh? Aku memang sengaja membuatmu kalah karena aku tidak berharap bahwa Hei Gou akan menang. Aku sengaja membuatmu kalah agar kamu bisa mengalahkan si Hei Gou. selain itu, aku juga sengaja membuatmu kalah agar kamu bisa mengalahkan yang lainnya, bukankah ideku itu sangat bagus?"
Mendengar ucapannya, Hei Bao benar-benar marah padanya.
Di saat yang sama, Dong Huiying dan Hong Xiangjun mendatangi mereka.
"Permisi, dia adalah suamiku, kamu tidak berhak untuk memarahinya sampai seperti itu!"
Dong Huiying melirik ke arah Hei Bao. Sebenarnya suara Hei Bao memang terdengar terlalu kencang dan membuat Dong Huiying bisa mendengarnya dari kejauhan. Sungguh, ucapan Hei Bao pada Liang Haoming itu membuatnya tertekan. Apa yang salah dengan bekas luka di wajah? Toh itu bisa hilang dalam beberapa hari jika diberi salep dengan rutin ?
Selain itu, apa yang salah dengan sifatnya? Siapa dia hingga berani menghina Liang Haoming? Beberapa orang memang tidak menyukai sifatnya yang pendiam dan kaku, tapi setidaknya dia adalah orang yang baik dan lebih baik daripada Hei Bao yang kasar, jahat, dan berisik itu!
"Haoming!" Dong Huiying telah melepas topengnya saat ini, dan memperlihatkan bekas luka di wajahnya yang sudah mulai sembuh karena luka itu mulai menutup secara perlahan.
Ia pun berjalan lurus mendekati Liang Haoming dan melihat bahwa tubuh lelaki itu gemetaran.
Liang Haoming memandangi Sang istri yang ada di hadapannya itu, "Sang Istri, kamu…?" Tatapan matanya tiba-tiba sayu dan wajah di balik topeng itu mulai memerah, "Ada apa dengan wajahmu?" Kata Liang Haoming dengan suara yang serak.