Enam Suami Tampan

Ujung Bibir dan Lidahnya Digigit



Ujung Bibir dan Lidahnya Digigit

0Sayangnya ciuman Liang Shujun itu tidak berhenti di keningnya. Dengan sekali gerak, bibir Liang Shujun langsung mengarah ke bibir Dong Huiying dan menciumnya dengan panas. Liang Shujun pun menggigit ujung bibir dan lidah Dong Huiying.     

"Empf… Liang Shujun!?"     

Tentu saja Dong Huiying mendapat serangan seperti ini langsung menatapnya dengan marah. Namun, lelaki itu malah makin memanas.     

"Lihatlah, apakah kamu masih tetap tidak peduli sekarang?" Suara Liang Shujun memang terdengar parau, senyumnya juga tampak jahat.     

Dahulu, Liang Shujun sangat tidak menyukai Dong Huiying, alasan utamanya adalah karena pemilik tubuh ini tidak pernah merawat tubuhnya. Alhasil Dong Dabao selalu tampak menakutkan dan tidak enak dipandang.     

Berbeda dengan penampilan Sang Istri yang sekarang, ia lebih suka penampilannya yang tampak cantik dan berkulit mulus ini. Meski demikian, Sang Istri yang sekarang sudah tampak sedikit acuh tak acuh.     

"Apa kamu marah?"     

Tanya Liang Shujun lagi sembari menyibak rambut panjang Dong Huiying. Saat melakukan itu, Liang Shujun langsung merasa bahwa rambut panjangnya yang dulu kering dan kusam, sekarang berubah menjadi hitam berkilau dan halus terawat. Pagi ini saja, tubuhnya tampak memancarkan aura elegan dan segar.     

Sebaliknya, Dong Huiying malah ingin mendorong Liang Shujun.     

"Kamu!!!" Dengan kesal ia menatapnya dengan geram. Sejujurnya Dong Huiying ingin marah namun ada sesuatu yang mengganjal hatinya. Setelah beberapa saat, rona merah di pipinya mulai sedikit mereda. Namun rasa kesalnya masih cukup tinggi. Dalam seketika ia menggertakkan gigi sambil berkata, "Kedua kalinya, ini sudah kedua kalinya kamu berani menggangguku!!!"     

Ya, Liang Shujun sudah secara tiba-tiba menciumnya tanpa izin untuk kedua kalinya.     

Apa sebenarnya yang dipikirkan Liang Shujun? Sungguh Dong Huiying tidak bisa memikirkannya.     

Tangan Dong Huiying langsung menyingsingkan lengan bajunya dan menggosok bibirnya dengan keras. Karena kerasnya, bibirnya itu malah terlihat makin merah dan bengkak. Setelah itu, ia menyudahinya dan dengan perasaan jijik melihat ke arah Liang Shujun..     

Dengan wajah dingin, Dong Huiying melewatinya dan bergegas menuju tangki penyimpan air di bawah atap.     

"Uh, menjijikkan!"     

Ia pun langsung mengambil air dari dalam tangki dan kembali membersihkan mulutnya. Ia merasa bahwa mulutnya masih belum bersih. Ia langsung mengambil sebatang kecil kayu dan berjongkok di tanah. Dengan segera ia menggosok giginya dengan batang kayu kecil itu. Ya, pada zaman ini belum ada yang namanya sikat gigi.      

Sejenak, Dong Huiying merasa heran dengan dirinya yang merasa jijik. Namun, ia tetap merasa hal itu terasa aneh. Ia bahkan belum pernah berciuman dan tidak menaruh perasaan apapun pada pria yang menciumnya tadi.      

Liang Shujun pun langsung menatap Dong Huiying. Ia melipat tangannya di dada, lalu bersandar dengan malas di pintu. Dari posisinya ini, ia menatap Dong Huiying sambil termenung.     

"Sang Istri, apa kamu begitu membenciku?" Ucap Liang Shujun yang memecah suasana canggung ini.     

"Iya!" Jawab Dong Huiying singkat. Dalam hati, ia hanya merasa benci dengan sikapnya itu dan bahkan tidak menyukainya.     

Apalagi dalam ciuman tadi, mereka bahkan saling bertukar air liur tanpa persetujuan Dong Huiying, Liang Shujun benar-benar mengerikan.     

Liang Shujun seketika mendengus dan tersenyum. Ia pun mendekati Dong Huiying, berharap bisa membuatnya tidak marah lagi. Namun, satu hal yang membuat Liang Shujun tersenyum, Sang Istrinya ini ternyata tidak sadar betapa lucu wajahnya saat ini.     

Akhir-akhir ini, entah benar atau tidak tapi Liang Shujun selalu merasa bahwa Dong Huiying bertingkah lebih gesit daripada sebelumnya. Menurutnya, sikap Sang Istri yang sekarang terasa lebih menyenangkan daripada yang dulu.     

Hanya saja, apakah ini bentuk penolakan dari Sang Istri?     

"Ehem!" Seketika Liang Shujun berdeham untuk mendapat perhatian dari Dong Huiying yang sedang cemberut. Sayangnya, rasa lucu ini tidak bisa ditahannya dan langsung terkekeh melihatnya.      

Liang Shujun pun langsung menarik tangan Sang Istri dan mengambil batang kecil yang digunakannya untuk menyikat gigi. Lalu dengan lembut membantu Dong Huiying menyikat giginya.      

"Nah, sudah. Gusimu bisa berdarah jika terus kamu sikat dengan kasar seperti itu."     

Dong Huiying menatap tajam ke arah Liang Shujun seolah berkata, menurutmu kenapa aku melakukan semua ini?     

"Baiklah... baiklah, aku yang salah." Liang Shujun menjawabnya sambil mengangkat bahu, sangat sulit baginya untuk menahan tawa dan mengabaikan ekspresi jengkel Sang Istri. Namun seketika ia terbersit sebuah kekhawatiran kalau Dong Huiying akan mempermasalahkan hal ini.      

Tentu, Liang Shujun tidak mau bila Sang Istri ini kembali jadi pemarah yang menyebalkan seperti dahulu.     

Liang Shujun pun mengambilkan handuk dan membantu Dong Huiying menyeka wajahnya. Ia pun melihat ada luka di bibir Dong Huiying dan merasa bersalah karena tidak bisa menahan dirinya.     

"Ooo… Aku sudah kelewatan."     

"Alasan!"     

Dong Huiying sekali lagi melirik tajam ke arah Liang Shujun. Tampaknya pria gila di keluarga Liang bukan hanya Liang Yuening tetapi juga Liang Shujun.     

Gigitannya benar-benar mengerikan!     

Dong Huiying langsung mengacuhkannya dan segera masuk ke dalam rumah sambil menggerutu.     

Tidak ada waktu untuk berurusan dengan orang ini, ia harus segera kembali ke desa.     

*****     

"Sang Istri, hati-hati dijalan."     

Di luar Kota Taihang, Liang Shujun membawa keranjang kecil jelek milik Dong Huiying. Sambil memperhatikan wajah Dong Huiying yang kesal dan penuh amarah pada dirinya, Liang Shujun merasa sedikit tak berdaya. Di dalam hatinya, ia bahkan tidak tahu bahwa dirinya ingin bersikap sedikit manja pada Dong Huiying.     

'Hmmm, Apa dia masih marah? Ya sudahlah. Sepertinya itu lebih baik.' Pikir Liang Shujun dalam hati.     

Bagi Liang Shujun, sikap pemarah Dong Dabao memang belum hilang. Namun diluar sikap pemarahnya itu, Sang Istri yang sekarang justru memiliki kepribadian yang lebih menyenangkan dari yang dulu.      

Berbeda dengan perasaan yang dirasakan Dong Huiying, untuk menanggapi sapaan Liang Shujun, Dong Huiying hanya menjawab dengan singkat, "Sudah tahu!"     

Ekspresi wajah Dong Huiying sangat dingin, matanya sedikit melotot, dan menampilkan aura yang bisa memikat siapa saja yang melihatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.