Kenangan Indah Pada Hari Yang Cerah
Kenangan Indah Pada Hari Yang Cerah
Saat ini, Liang Shujun mengenakan kemeja putih yang ditutupi dengan benang merah tipis. Rambut hitam panjangnya juga diikat dengan pita. Di belakangnya ada seorang pria muda bernama Qing Yi, orang yang biasa memainkan alat musik Pipa. Namun, malam ini orang itu tampaknya sedang memegang nampan yang berisi dengan sehelai sutra merah untuk menutupi benda-benda di atas nampan.
"Kenapa Feng Xue tidak membawa Pipanya malam ini?"
"Seseorang menghancurkan Pipanya beberapa hari lalu. Apa hari ini dia tidak bernyanyi? Bagaimana ini?"
"Benar juga, padahal kita sudah membeli teh mahal ini di Tian Qinglou demi bisa menyaksikan pertunjukan Feng Xue."
He Su terkejut.
Setelah kepergiannya, ada orang yang datang mengacau kesini dan bahkan menghancurkan Pipa Feng Xue?!
Ia pun mencengkeram ujung jarinya dengan kesal.
Tiba-tiba Tie Hailan bersiul dan melontarkan kalimat pujian, "Pria ini benar-benar luar biasa. Alis dan matanya seindah lukisan, benar-benar menggoda."
Tie Hailan bahkan memperhatikan bentuk bibir dan juga bentuk tubuh Liang Shujun. Ia bahkan berkata dengan sedikit emosional, "Sayang sekali tubuhnya terlalu tinggi, aku lebih suka pria mungil dan pandai."
He Su terkejut, sebelumnya ia sempat merasa takut bila temannya ini akan kecewa karena Feng Xue tidak akan bernyanyi. Namun nyatanya, Tie Hailan justru bersemangat saat melihat ketampanan Feng Xue.
Ada banyak sorak sorai dari bawah dan juga atas panggung. Feng Xue menjentikkan jarinya dan mulai mengangkat sedikit baju bagian bawahnya. Ia pun langsung terduduk k di atas Putuan. Putuan ini adalah bantalan duduk yang biasa dipakai di daerah Cina zaman kuno.
Setelah itu, dengan lirikannya yang mempesona, Feng Xue memandang bocah laki-laki yang memegang nampan dan mengisyaratkan anak lelaki itu dengan dagunya.
Xiao Yi sangat terkesan hingga segera meletakkan nampan di depan Feng Xue.
Feng Xue menyambutnya dengan senyuman manis.
"Seperti yang kalian semua dengar, Pipa milikku telah dihancurkan oleh seseorang. Tapi selama aku masih bernafas, aku tentu masih bisa bernyanyi untuk kalian semua."
Ia membuka sutra merah dan melihat beberapa mangkuk batu giok kecil di atas nampan kayu. Tepat di pinggir nampannya, terdapat sepasang sumpit perak yang berkialuan.
"Apa yang Feng Xue lakukan?" Beberapa orang terlihat ragu-ragu.
"Tunggu dan lihat saja, aku juga penasaran."
Feng Xue mulai mengambil sumpit dan memukulkannya dengan ringan pada mangkuk hingga terdengar bunyi 'Ting…!'.
Setiap mangkuk berisi air dengan kuantitas yang berbeda-beda.
Ia pun mengangkat alisnya, dan kemudian serangkaian musik terdengar dari resonansi mangkuk yang dipukul dengan sumpit itu. Seolah-olah awan dan air mengalir di antara mangkuk-mangkuk itu, musik ini pun terdengar sangat renyah dan memuaskan penonton. Nyanyian Feng Xue pun langsung di mulai.
Bunga warna-warni tumbuh dimana-mana dengan indahnya.
Memiliki keluarga yang bahagia merupakan kenangan dan anugrah terindah pada hari yang cerah.
Rerumputan yang indah ketika senja, awan yang bergerombol,
tetesan air gerimis yang diterbangkan oleh angin ke perairan yang tertutup kabut dan mengombang-ambingkan perahu dengan riang,
sementara manusia melihat semua keindahan ini dengan tatapan merendahkan…
Feng Xue memiliki suara yang merdu. Ketika memulai nyanyiannya yang merdu, hampir semua penonton dibuat kagum dengan suara merdunya. Diksi dan majas yang digunakannya sangatlah indah, nadanya juga bervariasi. Nada suaranya bahkan bisa sangat tinggi, tetapi ada pula yang terdengar lembut dan rendah. Suaranya itu seperti langit dan awan yang jernih, atau malam berbintang yang tidak terbatas.
Aula panggung Tian Qinglou yang awalnya ramai dengan suara banyak perempuan, seketika hening ketika Feng Xue mulai bernyanyi.
Suara indah dari perpaduan dentuman mangkuk dan sumpit itu mengiringi alunan merdu nyanyian Feng Xue yang berjudul "Paviliun Peony".
Di bawah panggung, ada Dong Huiying yang sedang tercengang melihat penampilannya.
Penampilannya ini adalah kali pertamanya ia melihat Liang Shujun yang seperti ini. Dong Huiying seperti tidak mengenalinya sama sekali.
Sangat tampan.
Suaranya sangat merdu dan enak di dengar, orangnya juga sangat elegan!
Setelah selesai menyanyikan sebuah lagu, tatapan mata Feng Xue menebar ke seluruh sudut ruangan, ada kelembutan yang memabukkan di dalam tatapannya itu.
"Dalam beberapa tahun terakhir, terima kasih karena sudah mendengarkan lantunan laguku. Sayangnya, hari ini adalah hari terakhir Feng Xue bernyanyi."
Dengan rambut panjang yang lembut dan gelap tergelincir ke bawah bahunya, Feng Xue pun berdiri.
Ucapan yang baru saja dikatakannya itu seperti guntur yang meledak di hati semua penonton.
'Hah, tidak bernyanyi lagi? Bagaimana bisa dia tidak bernyanyi lagi?'
Semua hadirin merasa belum cukup menikmati suara merdunya!!