Enam Suami Tampan

Jika Ingin Uang, Cepat Pergi Temui Dia



Jika Ingin Uang, Cepat Pergi Temui Dia

0Saat ini harga ginseng yang dibutuhkan Liang Shujun memang sangat mahal. Apalagi, bila ginseng itu memiliki kualitas paling bagus berusia ribuan tahun.     

Liang Shujun yang berpikiran bahwa kakaknya dalam kondisi kritis, langsung pulang untuk menghitung uang tabungannya. Uang yang dihasilkannya itu, untungnya cukup banyak untuk membeli ginseng seperti itu.     

Ketika tiba di toko obat, Liang Shujun tiba-tiba pingsan dan ketika sadar, uang di sakunya sudah lenyap.     

Tidak berselang lama, He Su mengirim pesan padanya.     

Isi pesan itu adalah jika ia ingin uangnya kembali, dirinya harus pergi untuk menemui He Su!     

Uang yang dimilikinya itu jumlahnya tidak sedikit. Kakaknya juga sangat membutuhkan ginseng itu agar bisa melewati kondisi kritisnya.     

Alhasil, saat itu ia memutuskan untuk datang ke rumah keluarga He. Sayangnya, terlihat ada seseorang menghadangnya di depan rumah.     

"Nyonya berkata, bersikaplah yang sopan. Kamu harus berlutut dan mengakui kesalahanmu. Jika Nyonya dalam suasana hati yang baik, dia mungkin bisa mempertimbangkan untuk bertemu denganmu."     

Saat itu senja, dan Liang Shujun tentu menyadari bahwa ada pihak yang sengaja menghina dan menginjak-injak harga dirinya. Tapi harga diri dan segala sesuatu tentang dirinya tidak sepenting kehidupan kakaknya.     

Bahkan, jika boleh memilih, Liang Shujun ingin menggantikan kondisi kakaknya yang sakit dan terbaring di kamar hampir selama hidupnya. Tidak masalah jika harus Liang Shujun yang menderita seperti itu.     

Liang Shujun berlutut, ia pun bersujud sambil memohon sebanyak tiga kali.      

Bagi banyak orang yang melihat hal ini, tentu mereka tahu bahwa harga diri seorang lelaki ini sudah sangat rendah, serendah-rendahnya. Tentu pikiran Liang Shujun pun merasa demikian, sayangnya pikirannya ini harus dibuang dan menerima kenyataan bahwa harga dirinya telah hancur.     

Selama beberapa waktu Liang Shujun masih terus bersujud dan berlutut. Sambil menangis dan memohon, Liang Shujun sudah sangat hina di hadapan orang-orang yang ada di sekitar rumah keluarga He.     

Padahal sebagai seorang pria, bisa menghasilkan uang sendiri adalah kebanggaan tersendiri bagi Liang Shujun. Sayangnya ia masih kesulitan untuk menerima kenyataan yang sedang dijalaninya saat itu.     

Setelah berlutut dan bersujud, Liang Shujun merasa bahwa hal ini sudah cukup dilakukannya.     

Ketika ia hendak bangkit, tiba-tiba seseorang memukulkan papan kayu ke bahunya dengan keras dan menekan tubuhnya ke bawah.     

Angin berhembus kencang, petir menggelegar, dan hujan lebat tiba-tiba turun.     

Sepanjang malam, Liang Shujun berlutut di depan rumah keluarga He. Rasa sakit ini tidak hanya dirasakan oleh badannya, tapi juga hatinya.     

Keesokan harinya, pintu rumah keluarga He akhirnya terbuka. Setelah berlutut dan kehujanan semalaman, tubuh Liang Shujun terasa mati rasa.     

He Su perlahan keluar dan berkata dengan nada mengejek, "Oh, aku kira ada siapa yang berlutut di depan rumahku, ternyata boss Liang."     

Liang Shujun menatap He Su yang terdiam memelas.     

He Su mengangkat lengan bajunya dan mulai mempermalukan Liang Shujun.      

Dari perlakuannya ini, Liang Shujun menyadari bahwa semua yang dilakukan He Su ini disebabkan oleh rasa sakit hatinya saat ditolak oleh Liang Shujun. Beberapa waktu lalu, He Su sempat memintanya untuk menjadi suaminya. Sayangnya Liang Shujun menolak dengan berbagai alasan dan He Su sengaja melampiaskan amarahnya dalam balas dendam ini.     

He Su juga pernah berkata bahwa dirinya memiliki hubungan yang baik dengan pejabat Pang, seorang pejabat pemerintahan yang terkenal. Ia juga mengatakan bahwa dirinya juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan toko medis dan toko obat di kota. Selama Liang Shujun mengatakan bahwa dirinya menginginkan ginseng, toko-toko itu bisa memberikan semua ginseng yang dibutuhkannya, bahkan ribuan ginseng yang dimiliki setiap toko tersebut.     

Sebenarnya Liang Shujun bisa saja pergi ke kota untuk membeli ginseng yang dibutuhkan kakaknya ini. Sayangnya, hal itu harus ditempuh dengan perjalanan yang panjang. Bila demikian, kakak keduanya bisa-bisa berada di ambang kematian.     

"Setelah aku lihat-lihat, sepertinya pakaianmu itu terlalu mengganggu." Ujar He Su dengan tatapan menghinanya.     

Mendengar itu, Liang Shujun tahu bahwa perempuan di depannya ini masih belum cukup melihatnya merendahkan diri. Sambil menutup matanya, Liang Shujun menarik sabuk pinggangnya dan perlahan melepas pakaiannya.     

Secara perlahan, gelak tawa orang-orang yang ada disekitarnya mulai terdengar.     

"Hahaha… Bajumu benar-benar jelek."     

Pada akhirnya, hanya tersisa satu helai baju dalam yang tersisa di tubuhnya.     

Setelah He Su merasa senang mempermainkannya, ia menginstruksikan anak buahnya untuk membawa Liang Shujun masuk ke dalam rumah.     

Namun hati He Su saat itu seperti kerasukan iblis, ia masih belum puas merendahkan Liang Shujun. Sambil menatap Liang Shujun dengan angkuh, He Su berkata, "Jika kamu bisa keluar dari rumah ini dalam keadaan hidup setelah tiga hari kedepan. Aku akan mengembalikan uangmu termasuk ginseng yang dibutuhkan oleh Liang Shujun."     

Ternyata selama tiga hari di dalam rumah keluarga He, Liang Shujun disiksa habis-habisan. Ia menerima cambukan, disiram air garam, dan juga di beri lelehan lilin tepat di atas luka-lukanya. Tentu tubuhnya dipenuhi memar dan selalu merangkak di lantai karena menahan sakit. Sementara itu, He Su melihatnya sembari tertawa terbahak-bahak.     

Tiga hari kemudian, Liang Shujun hampir kehilangan kesadarannya dengan tubuh yang berlumuran darah. Pikirannya saat itu terasa kacau, tapi ia tetap ingat bahwa niatnya untuk membawa obat kepada Liang Shuyu.     

Namun saat Liang Shuyu menyinggung mengenai uang yang diambilnya, dengan licik He Su berkata, "Uang? Uang apa? Boss Liang, aku bukan orang gila yang mengambil uang orang lain tanpa sadar diri, aku juga tidak ingat jika aku pernah mengambil uangmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.