Kenapa Masih Belum Pulang
Kenapa Masih Belum Pulang
Bulu mata itu tiba-tiba bergetar, Dong Huiying yang ketakutan langsung menarik tangannya.
Ya, ada sesuatu di dalam mata pria tampan ini yang membuatnya sangat gelisah hingga belum istirahat dengan benar selama beberapa hari.
Setelah memikirkannya sejenak, ia dengan lembut memindahkan lengan Liang Shujun, dan kemudian merangkak turun dari tempat tidur.
Ia ingin membiarkan Liang Shujun beristirahat lebih lama.
Tapi, ketika hendak keluar rumah, tiba-tiba terdengar suara 'Bang!!!' yang sangat keras.
Sejak Dong Huiying datang ke kota, para saudara Liang yang lain tampak khawatir padanya. Tentu rasa khawatir ini muncul karena Dong Huiying pergi terlalu lama ke kota.
Salah satunya Liang Yuening, awalnya pria satu ini berpikir bahwa Dong Huiying akan menghabiskan waktu beberapa malam saja di kota. Tapi ia tidak melihat Dong Huiying pada hari yang dijanjikannya untuk pulang. Keesokan harinya, ia juga tidak melihat Sang Istrinya ini lagi.
Pada hari keempat, ada sebuah surat datang yang berisikan bahwa Dong Huiying akan menghabiskan waktu lebih lama di kota karena harus membeli ramuan penghilang bekas luka.
Liang Yuening yang membaca surat itu langsung merasa kebingungan. Ketika Dong Huiying tidak di rumah, ia merasa ada yang hilang di rumah ini.
Mereka berdua biasa berdebat untuk berbagai hal, tapi entah sejak kapan, justru perdebatan bersama istrinya itu justru semakin terasa menyenangkan.
Sempat terbesit dalam pikiran Liang Yuening bahwa lebih baik ia berburu saja di gunung daripada di rumah yang justru membuatnya lebih banyak menganggur.
Dengan begitu mungkin saat Liang Yuening pulang pada malam hari, istri dan juga kakak ketiga sudah ada di rumah. Tetapi nyatanya, ketika ia pulang berburu, hanya ada Liang Shuyu dan Liang Yixuan saja di rumah. Kenapa Liang Shujun dan juga Dong Huiying belum kembali, dan hal ini membuat Liang Yuening sedikit merasa tertekan.
Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka berdua hingga mereka belum juga pulang?
Liang Yuening semakin resah dan khawatir pada Sang Istri serta kakak ketiganya itu. Hal ini pun sampai mengganggunya ketika berbaring di atas tempat tidur. Ia berbaring ke kanan dan ke kiri dengan gelisah.
Akhirnya, Liang Yuening sudah tidak tahan lagi. Liang Yuening segera mengambil baju dan bersiap untuk pergi ke kota meski itu sudah tengah malam.
"Dong Dabao…!" Liang Yuening menendang pintu dan kemudian masuk ke dalam rumah sembari berteriak. Sekilas, ia bisa melihat wajah Dong Huiying yang baru bangun tidur.
Liang Yuening merasa sangat jengkel karena dirinya tidak bisa berhenti memikirkan Dong Huiying yang tidak kunjung pulang. Ia juga merindukan masakannya yang enak. Tapi anehnya, ketika melihat bahwa Dong Huiying baik-baik saja, emosinya seketika mereda.
Dong Huiying yang kaget langsung mencelanya, "Ada apa?" Tentu Dong Huiying terkejut dengan kedatangannya di pagi hari seperti ini. Lagi pula, bagaimana bisa Liang Yuening tiba-tiba datang ke sini?
Liang Yuening meliriknya dengan cemberut dan tampak sedikit tidak nyaman dengan yang dilihatnya. Ia pun mendengus dengan keras dan bergegas menuju Liang Shujun untuk membangunkannya. Liang Yuening sungguh membangunkan Liang Shujun dengan kasar.
"Bangun!" Liang Yuening yang terlihat tidak bahagia itu meraih lengan Liang Shujun lalu menariknya agar kakaknya ini segera bangun. "Sudah berapa hari kalian tidak pulang? Yixuan dan kakak kedua sangat khawatir. Aku baru saja turun gunung kemarin dan memintaku untuk menjemput kalian berdua. Apa kalian lupa kalau kalian juga punya keluarga di desa? Kenapa? Kenapa kalian tidak kunjung pulang dan berlama-lama tinggal di kota?"
Liang Yuening langsung menanyakan banyak pertanyaan sekaligus.
Pada awalnya, Liang Shujun tidak tahu arah pertanyaan adiknya itu. Namun setelah melihat Liang Yuening terus-menerus memandangi Dong Huiying, Liang Shujun paham hal yang sedang terjadi sekarang. Ia pun mengelus dagunya, dan berkata.
"Yuening?" Liang Shujun langsung meraih tubuh adiknya itu dan memeluknya dengan erat.
Lalu dengan suara lirih berbisik, "Kenapa kau marah-marah begitu? Biar ku perjelas, apa kau marah-marah begitu karena sudah berhari-hari tidak melihat Sang Istri dan kau jadi sangat merindukannya?"
Liang Yuening langsung tersedak dan melepaskan pelukan kakaknya, "Omong kosong!" Ucapan Liang Yuening kali ini terdengar keras dan canggung. Anehnya, kali ini lehernya mendadak menjadi merah. Ya, Liang Yuening berusaha menyembunyikannya, "Aku tidak merindukannya, aku hanya takut dia melarikan diri!"
"Huh, itu tidak lucu."