Liang Zhichen Tiba-Tiba Menyadari
Liang Zhichen Tiba-Tiba Menyadari
Liang Shujun meliriknya, "Bagaimana kakak bisa mengatakan itu?"
Liang Zhichen memang tidak percaya pada Dong Huiying, tapi ia bisa mempercayai saudaranya sendiri.
"Hari itu, saat Dong Huiying berusaha menyelamatkan Yixuan, di depan pengawas ia memukul drum Dengwengu tiga kali sebagai orang yang bersalah. Namun sebelum kejadian itu terjadi, aku bertemu dengannya saat di jalan. Dia memperlakukanku seperti orang lain bahkan tidak mengenali suaraku. Suatu ketika aku membawanya pergi ke Hejia dan melepas topi yang aku pakai di depannya, tetapi dia bertingkah seolah-olah tidak pernah bertemu denganku dan menganggapku orang asing."
Shujun mengerutkan kening, "Mungkinkah dia lagi berpura pura jadi bodoh?"
"Tidak" Jawab Liang Zhichen. Ia cukup yakin tentang ini, "Aku pikir dia masih memiliki penglihatan yang cukup baik, dia benar-benar tidak mengenali aku."
Liang Shujun menghela nafas, "Baiklah, tapi bagaimana kalau dia benar-benar kehilangan ingatannya? Jika dia tidak kehilangan ingatannya, paling-paling dia sudah menggerakkan mulutnya itu untuk memaki-maki seperti biasanya atau memukuli saudara kita lagi. Namun, dia sudah benar-benar kehilangan ingatan, hingga meributkan masalah perceraian. Aku benar-benar lelah mendengarnya."
Liang Zhichen merenung sejenak, "Aku juga merasa agak gelisah. Hmmm, begini saja, tunggu aku mengurus masalah Shuyu, setelah itu aku akan kembali ke desa."
Liang Shujun baru saja hendak mengatakan, tapi...
"Tidak perlu!"
Suara itu datang dari belakang mereka, dan terlihat Liang Shuyu yang sakit dengan rambut hitam seperti gagak hitam. Ia terengah-engah berjalan ke pintu kayu. "Bawalah aku bersama kalian, bagaimanapun aku juga harus pergi."
"Shuyu!" Wajah Liang Zhichen penuh dengan ketidaksetujuan. Ia bergegas menuju Liang Shuyu dalam satu langkahnya. "Apa kau tidak lelah, bagaimana kau bisa keluar? Kenapa kau tidak berbaring di dalam kamar?"
Liang Shuyu dengan lemah tersenyum, "Lao San mengira dia bisa menipu aku, tetapi sikapnya yang canggung bertindak paling menipu orang luar. Aku tahu dari senyumnya yang tidak tulus, aku tahu bahwa sesuatu pasti telah terjadi di rumah."
Liang Shuyu batuk lagi, dan kemudian menyandarkan setengah tubuhnya pada Liang Zhichen, "Saudaraku, aku sudah sakit selama bertahun-tahun, dan tubuhku sendiri yang paling mengenalku. Aku tidak ingin mengatakan kata-kata mengecewakan seperti itu. Tetapi sungguh, bawa aku pulang! Jika aku telah memenuhi keinginanku, maka di hari-hari terakhir hidupku ini, aku tidak ingin minum obat lagi. Aku ingin menghemat uang untuk keluarga kita. "
"Tidak bisa!" Wajah Liang Zhichen penuh dengan kedinginan, "Shuyu, sudah berapa kali aku katakan kalau Tuhan tidak akan menutup jalan kita. Kau pasti akan sembuh! Dokter pun tidak bisa menentukan akhirnya, tapi aku selalu percaya pada keyakinan itu. Selama kita terus mencari jalan, pasti kita akan selalu menemukan jalan!"
Liang Shuyu menghela nafas seolah tidak berdaya, "Kakak, aku benar-benar lelah."
*****
Liang Zhichen masih ingin membujuknya dengan beberapa kata, tetapi tiba-tiba tubuh Shuyu menjadi lemah. Jika Liang Zhichen tidak menopangnya, mungkin dia sudah jatuh ke lantai.
"Shuyu, Lao Er !!!" Liang Zhichen memeluknya dengan panik, dan Lao San, Liang Shujun, juga langsung mendekat.
Namun, Liang Shuyu hanya sempat untuk tersenyum dengan lemah pada kakak dan adik laki-lakinya itu. Kemudian dia memiringkan kepalanya dan jatuh pingsan.
*****
Saat ini, tepat di desa Kaoshan.
Malam itu hujan turun dengan lebat. Dong Huiying berbaring di atas kangtou. Ia membolak-balikan badannya karena merasakan hatinya sangat gelisah. Ia tidak tahu penyebab kegelisahannya itu disebabkan oleh suara hujan yang terlalu berisik atau karena hatinya memang gelisah. Singkatnya, ia tidak bisa tidur.
Akhirnya, ia mengenakan baju, membuka jendela rumah bagian timur ini, dan menatap hujan di malam hari itu.
Ia tampak tidak menentu, dan tidak tahu hal yang sedang dipikirkannya. Namun tiba-tiba terdengar sebuah suara dari luar jendela, "Sang Istri!"
Dong Huiying terkejut, sama seperti cahaya perak melintas di langit. Cahaya Kilat itu tampak seperti akan merobek langit, cahaya listrik yang terang disertai dengan guntur yang bergemuruh, dan langsung menerangi sosok pria itu.
"Aaah !!!"
Dong Huiying tidak bisa menahan teriakannya.
Liang Yixuan mendengar teriakan Dong Huiying, ia dengan cepat mengenakan bajunya, dan tertatih-tatih keluar dari rumah.
"Kakak kelima?"