Enam Suami Tampan

Semuanya Dapat Diselesaikan Di Saat yang Tepat



Semuanya Dapat Diselesaikan Di Saat yang Tepat

1Akhirnya Pejabat Han meminta Hong Xiangjun masuk. Ya, orang itu adalah perempuan pemilik rumah judi terkenal di Gunung Taihang yang pernah dikalahkan Dong Huiying sebelum menyeret Zhu Xingfang ke penjara. Tidak disangka bahwa perempuan itu memiliki banyak kenalan dari kalangan pejabat, bahkan rumah judinya berada dalam pengawasan langsung dari para pejabat yang dia kenal.      

"Rakyat jelata ini siap melaksanakan perintah."     

Hong Xiangjun melirik Dong Huiying sambil tersenyum, dan kemudian berkata kepada seluruh pejabat di aula, "Secara kebetulan aku bertemu dengan Nona Zhu di bukit, aku mengenalnya sebagai pelanggan tetap dari rumah judi milikku. Aku memiliki rasa penasaran dengan berbagai hal yang dilakukannya di bukit. Aku pun diam-diam mengikutinya dan menyaksikan percobaan pembunuhan pada Nona Dong dan juga suaminya."     

Mendengar penjelasan Hong Xiangjun, Zhu Xingfang langsung terkejut.     

"Nyonya Hong, berani-beraninya kamu menghabisi orang tanpa pandang bulu seperti itu. Apa kamu tidak sadar jika omong kosongmu itu bisa membunuhku? Ah, aku tahu sekarang, kalian bersekongkol untuk menghabisiku, kan!"     

"Diam!" Pejabat Han pun terlihat sangat marah. Sebaliknya, Zhu Xingfang yang jahat ini justru dengan tidak tahu malunya, berani mengelak atas segala bukti yang ada.     

Setelah mendengar perintah dari pejabat Han, Fang Langshan langsung menghampiri Zhu Xingfang dan memaksanya untuk memberikan cap sidik jarinya pada sebuah dokumen.     

Zhu Xingfang tertegun. 'Bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang sebenarnya terjadi?'     

"Pengawal, bawa dia pergi!"     

Dong Huiying merasa lega dengan hasil penyelidikan hari ini.     

Setelah keluar dari aula, Dong Huiying tidak lupa berterima kasih pada Hong Xiangjun sembari melengkungkan tangannya sebagai tanda ucapan terima kasih, "Terima kasih banyak."     

Hong Xiangjun tersenyum dan berkata, "Nona Dong, jangan lupa kamu menjanjikan sesuatu padaku."     

Ternyata Dong Huiying meminta bantuan Fang Lanshan untuk mengirim sebuah surat dan hari ini semua yang diharapkan Dong Huiying, terkabul. "Tentu saja, tapi jangan lupa juga kamu masih memiliki banyak hutang padaku."     

 Hong Xiangjun hanya bisa tertegun dengan sindiran itu.     

Memalukan, apa tidak bisa mereka berdua akur saja?     

Liang Zhichen menemui Bibi Lin dan mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Ia juga berterima kasih karena telah mendatangkan Lao Guo bahkan beberapa warga desa tempat tinggal Zhu Xingfang untuk memberi kesaksian.     

Bibi Lin menghela napas, "Orang yang melakukan banyak kejahatan sudah seharusnya mendapatkan balasan, orang-orang mau membantu juga karena tidak tahan dengan sikap liarnya."     

"Tetap saja kami berterima kasih atas bantuanmu Bibi."     

Bibi Lin melambaikan tangannya, "Pada saat aku mematahkan kakiku di gunung, jika bukan karena bantuan istrimu, aku pasti sudah mati. Aku benar-benar berhutang budi pada istrimu."     

Liang Zhichen terdiam.     

Bibi Lin bertanya dengan ragu, "Apa belum ada kabar tentang ibumu?"     

Liang Zhichen memandang dengan suram, "Belum ada." Tiba-tiba ia merasa sangat sedih.     

"Ibumu bukan perempuan biasa, dia memiliki banyak keahlian seni dan sangat terampil. Kalau tidak, dia pasti tidak akan melahirkan pria gagah tampan dan terampil sepertimu."     

"Bibi terlalu memuji."     

Liang Zhichen tersenyum malu.     

*****     

Ketika masalah Zhu Xingfang telah selesai seperti yang sudah direncanakan, Liang Zhichen juga sudah mengucapkan terima kasih pada Bibi Lin dan berjanji agar tidak lagi membuat mereka khawatir. Mereka pun pergi ke rumah keluarga He, sementara Lao Si tetap diminta untuk tinggal di rumah.     

Duan Yingliu kebetulan tidak ada dirumah, He Shun sendirian menjaga He Ping. Trauma mental He Ping sangat serius hingga membuatnya selalu ingin bunuh diri. Ketika He Ping terbangun, ia akan mulai berteriak histeris dan mulai melukai dirinya lagi. Hal ini membuat saudaranya tidak berani meninggalkannya sendirian.     

"Ke mana istrimu?" Tanya Dong Huiying.     

"Dia sudah pergi." Jawab He Shun dengan muram. Setelah menjawab, ia mengeluarkan sebuah kantung bingkisan kecil dan menyerahkannya pada Dong Huiying.     

"Nona Dong, ini titipan dari Sang Istri kami."     

Dong Huiying menerima kantong berisi uang itu dan kantongnya terasa sangat berat. Ia mengira ada sekitar lebih dari 10 keping. Lalu ia mulai membuka surat dan membaca sekilas, kurang lebih ada 10 barisan tulisan tangan, "Nona Duan ini bukan hanya pandai menulis, tetapi juga pandai memperhitungkan sesuatu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.