Otot Seperti Es, Tulang Seperti Batu Giok
Otot Seperti Es, Tulang Seperti Batu Giok
Saat ini, ada banyak pasien yang datang berobat dengan berbagai macam penyakit, baik berat maupun ringan. Ada pula anggota keluarga dari pasien yang datang untuk merawat.
Tempat tidur di sudut ruangan berada tepat di samping jendela. Dari jendela kayu yang setengah terbuka, terlihat halaman belakang toko obat. Taman itu ditanami berbagai macam sayuran. Namun, karena saat ini adalah awal musim semi, bibit yang tumbuh di taman itu barulah titik-titik kecil, dan jumlahnya tidak banyak.
Saat matahari terbenam, seorang pria dengan tubuh yang lemah bersandar di samping jendela. Tubuhnya ramping seperti bambu. Ia terbatuk dan ada bekas memar dan lebam di sudut bibirnya. Setiap kali ia terbatuk, bahunya yang kurus bergetar.
Tiba-tiba, ia muntah dan mengeluarkan batuk berdarah.
Jika Dong Huiying ada di sini, ia pasti terkejut. Wajah pria ini mirip seperti Lao San, Liang Shujun, anak ketiga keluarga Liang. Mereka berdua terlihat seperti saudara kembar. Hanya saja, Liang Shujun adalah orang yang menawan. Sedangkan pria ini memiliki kulit seputih salju, cantik dan bersih, seperti dewa di nirwana. Meski pakaian yang melekat di tubuhnya adalah kain linen kasar, tapi menunjukkan ototnya yang kekar.
Hanya saja, pandangan matanya terlalu dingin dan apatis dari jarak ribuan mil jauhnya.
*
Beberapa saat kemudian, batuknya terhenti, tapi tubuhnya lemah. Bahkan, saat ia bernapas, terdengar suara napasnya yang sengau. Hidupnya seperti nyala api yang sangat lemah, yang bisa padam kapan saja.
Pada saat itu, Liang Zhichen berjalan dengan langkah panjang ke arah pria itu. Ia melepas topinya saat berjalan.
Liang Shuyu sejenak ragu-ragu saat mendengar langkah Liang Zhichen. Matanya yang dingin perlahan menatap Liang Zhichen.
"Kakak."
Shuyu memanggil lagi dan segera bersandar di ambang jendela. Ia ingin bangun untuk menghampiri kakaknya, tapi saat itu kepalanya terasa sangat pusing dan pandangannya kabur, kemudian ia terjatuh di atas tempat tidur.
Liang Zhichen memekik tertahan karena takut. Ia melangkah maju dan membantu Shuyu.
"Hati-hati," Seru Liang Zhichen. Ia sangat khawatir hingga tidak bisa menahan napas. Beberapa waktu lalu, kondisi Liang Shuyu memburuk, dan Liang Zhichen membawa Liang Shuyu untuk mendapatkan perawatan medis, tapi Liang Zhichen baru kembali dari luar pagi ini. Liang Zhichen tidak langsung pulang dan tidak memberitahu saudaranya yang lain bahwa kondisi Liang Shuyu makin parah.
Liang Shuyu tampak sakit, tapi meskipun begitu, tubuhnya sendiri tampaknya sangat bersih. Namun, saat melihat kakaknya sedih, ia sangat mengkhawatirkannya, "Aku tidak apa-apa, hanya perlu istirahat, mungkin anemia."
Liang Zhichen tidak berkata apa-apa. Akhirnya ia menepuk bahu Liang Shuyu. Kondisi Liang Shuyu sangat menyedihkan. Di keluarga Liang, Liang Zhichen adalah anak tertua. Saat para ayahnya telah tiada, ditambah lagi ibunya sakit parah, semua urusan dan keputusan keluarga sangat bergantung kepadanya. Dia hampir seperti ayah dan ibu bagi mereka, ia bekerja sangat keras, sungguh tidak mudah membesarkan adik-adiknya. Sedangkan anak kedua, Liang Shuyu, badannya lemah dan sakit-sakitan sejak kecil. Beberapa orang mengatakan bahwa Liang Shuyu lahir prematur.
Namun, Liang Zhichen tidak mempercayainya.
---
Fast Pass dan Koin yang digunakan pada tanggal 14 Januari hingga 14 Februari akan dikembalikan mulai 15 Februari 2020. Proses ini memerlukan 7 hari kerja untuk dilaksanakan.
Judul-judul pilihan baru untuk program Percobaan Membaca akan dimulai pada 15 Februari 2020. Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.