Belas Kasihan
Belas Kasihan
Pada masa Dinasti Yuan kebanyakan tentara perempuan adalah orang-orang yang kejam, bahkan laki-laki normal tidak bisa bertahan hidup lebih dari satu bulan. Karena itu, bisa dibilang hukuman ini adalah hal yang kejam dan tidak manusiawi. Bagi para pria di masa Dinasti Yuan, tempat itu sudah seperti tempat pencucian dosa atau neraka di dunia.
Terlebih lagi, keluarga Liang bersaudara telah mengalami kehidupan yang sulit sejak kecil. Mereka tidak memiliki pondasi yang cukup jika dibandingkan dengan para pria lainnya. Jika tubuh mereka lebih tinggi sedikit, maka mereka juga akan memiliki tenaga yang lebih kuat. Sayangnya postur tubuh enam Liang bersaudara bisa dibilang benar-benar buruk.
Ditambah lagi, ada satu orang anggota keluarga Liang yang menderita sakit. Ya, Kakak Kedua, Liang Shuyu, sepertinya hidupnya juga sudah tidak lama lagi. Bahkan keadaannya sekarang ini bisa dikatakan sedang sekarat. Beberapa tahun terakhir ini kakak kedua mereka hanya bisa menggantungkan kehidupannya pada air sup. Bila harus masuk ke camp tentara, mereka takut orang pertama yang akan mati adalah Liang Shuyu.
Sejak Sang Istri masuk ke dalam keluarga Liang, mereka sudah merasa khawatir dan memikirkan tentang hal ini. Bagaimana jika sampai suatu hari Sang Istri bosan pada mereka dan memutuskan untuk menceraikan mereka? Sudah pasti keenam saudara lelaki itu pasti akan berakhir mengerikan.
Karena alasan ini lah Liang Shujun terus merasa khawatir, terus berusaha menghindar dan terus memberontak Selain Lao Wu atau Liang Yuening. Sisa saudara lainnya juga merasakan hal yang sama dengan pemikiran Liang Shujun. Selama ini mereka selalu berusaha menahan napas dan membiarkan Sang Istri yang tidak bermoral itu mempermalukan dan melecehkan mereka. Walau demikian, mereka bahkan tidak berani menolak sama sekali karena mereka tidak punya keberanian. Selain karena konsekuensi yang akan ditanggung akan terlalu berat, dan mereka tidak akan mampu menanggung beban ini.
Dong Huiying berbaring di atas kangtou, hatinya tiba-tiba saja menjadi tenang.
"Bangunlah." Seru Dong Huiying pada Liang Shujun
Ia mendorong Liang Shujun dan Liang Shujun pun bangun dengan wajah sedih .
Dong Huiying memandangi ketiga bersaudara itu, matanya melirik mereka satu persatu dari Liang Yixuan, Liang Yuening, dan pada akhirnya ke Liang Shujun.
"Jadi, ini masalah saat aku tidak mengatakan untuk tidak berpisah. Tapi ada satu hal yang ingin aku jelaskan…" Dong Huiying mengemasi pakaiannya, bangun dari kangtou dan kemudian duduk, "Sebelumnya karena tanah longsor itu, aku telah membuat otakku terluka sehingga aku tidak bisa mengingat banyak hal, ini sungguhan. Tapi mungkin karena aku telah melakukan terlalu banyak perbuatan buruk hingga kalian semua tidak pernah menganggap serius kata-kataku."
Dong Huiying pun melirikkan matanya ke atas dan dengan sejenak menatap Ketiga Liang bersaudara lagi. Ia pun berkata, "Kenyataan yang terjadi adalah, kalian keluarga Liang, di depanku kalian berpura-pura bersikap lembut dan patuh, tetapi kalian sama sekali tidak mempedulikanku. Kalian membenciku dan memandang rendah aku dan aku telah mengetahui semua ini. Mengenai masalah pengawas itu... Demi Liang Yixuan, aku telah menderita sembilan puluh pukulan papan besar, aku bukan bermaksud memberi belas kasihan dengan sengaja. Aku juga tidak menginginkan keluarga Liang membalas itu semua. Hanya saja aku melakukan itu karena ingin membereskan beberapa hal yang membuatku merasa berhutang kepada kalian dengan menggunakan sembilan puluh papan besar itu."
Ya, Dong Huiying memang mengakui bahwa memang tidak bisa dipungkiri bila ia lah yang telah menyebabkan kecacatan saudara-saudara Liang. Ia bahkan tidak bisa mengingat semua itu, tetapi Dong Dabao yang dulu memang benar-benar telah berhutang terlalu banyak kepada keluarga Liang.
Dong Huiying menarik napas dalam-dalam, dan pada saat ini juga ia membuat sebuah keputusan. "Mulai sekarang aku berharap kita bisa hidup berdampingan dengan damai."
Terlihat ketiga bersaudara itu memunculkan ekspresi yang sama persis, mereka hanya menundukkan kepala dan tidak mengatakan apa-apa. Bagi mereka, kepercayaan terhadap Sang Istri Dong Dabao sudah lama hilang, mereka tidak pernah bisa mempercayai Dong Dabao. Namun, Dong Huiying juga tahu akan hal ini, tapi yang baru saja keluar dari mulutnya, berpisah, bercerai, ini seperti sebuah keretakan yang sangat serius yang memecah belah hubungan diantara mereka.
*****
Akhirnya sebuah sandiwara akan segera berakhir. Namun entah penyebabnya, Dong Huiying malah merasa dirinya tidak bahagia sama sekali.
Mereka semua seakan dapat bersikap seolah-olah semua masalah ini tidak pernah terjadi. Walau ada beberapa hal yang telah berubah dan ia tidak dapat kembali ke masa lalu. Perasaan yang dirasakannya sekarang ini seperti sedang berusaha merobek kemunafikan dalam dirinya dan tidak ingin berpura-pura lagi. Sayangnya, kehadiran kakak-beradik itu juga sepertinya adalah rencana Tuhan pada dirinya di kehidupan ini.
Beberapa saat kemudian, terlihat Liang Yixuan sedang membalut luka tusukan di lengan Liang Yuening. Disebabkan kelakuannya itu, Liang Yuening menderita luka yang begitu parah hingga tangannya tidak berfungsi seluruhnya. Sepertinya ia harus merawatnya beberapa waktu, tetapi keluarga ini tidak punya uang. Sedangkan Lao San, Liang Shujun, seperti hantu yang tiba-tiba menghilang. Liang Shujun secara diam-diam keluar dari rumah dan memutuskan untuk pergi ke kota lagi.
Saat ini kakak kedua masih di kota, apapun yang terjadi dalam keluarga ini, mereka harus melaporkannya juga pada dua saudara paling tertua.
Meskipun Sang Istri telah mengatakan demikian, tetapi ia bahkan masih tidak bisa mempercayainya begitu saja. Bagaimana jika suatu hari Sang Istri mengingkarinya? Alhasil ia memutuskan lebih baik memberitahukan hal ini pada kakak tertua supaya mereka mempersiapkan dirinya juga.