Enam Suami Tampan

Seketika Ia Menyesal Saat Itu



Seketika Ia Menyesal Saat Itu

0Pada saat itu, Zhu Xingfang telah menyesali perbuatannya.     

Zhu Xingfang menyesali karena dirinya tidak memikirkan akibat dari perbuatannya ini. Ia sendiri sampai bingung sehingga punya niat membunuh seorang monster seperti Dong Dabao.     

Pada saat itu juga Dong Dabao telah tepat di hadapannya, ia mengangkat tangannya ke atas dengan sebilah pisau di genggamannya. Begitu tangan diangkat, suara tebasan pisau itu tampak samar namun menyakitkan. Darah pun memercik keluar.     

Hal yang terjadi selanjutnya adalah lolongan tragis seorang Zhu Xingfang.     

"Aaaaaa….!!!"     

******     

Saat ini matahari telah memanjat langit, cahayanya mulai redup tertutup kabut awan yang pekat.      

Di tempat lain, terlihat dari kejauhan seekor lembu tua menarik sebuah gerobak tua yang lusuh. Gerobak sapi itu perlahan-lahan bergerak memasuki desa Kaosan.     

Di dalam gerobak sapi itu ada empat orang. Pertama, ada seorang kusir yang duduk di depan mengemudikan laju gerobak sapi. Kedua, Lao San atau Liang Shujun duduk di depan tepat di sebelah kusir itu. Ketiga, Lao Er atau Liang Shuyu yang tampak lemah karena penyakitnya sedang berbaring di atas gerobak itu. Keempat, tepat di sebelahnya ada kakak tertua Liang Zhichen yang sedang mengurus Liang Shuyu.     

"Kakak, sudah sampai." Teriak Lao San.     

Gerobak sapi itu berhenti di luar halaman kecil keluarga Liang, Lao San langsung melompat turun dari gerobak. Sementara Liang Zhichen menghela napas dengan berat "huh!" Kemudian Lao San membungkuk di depan gerobak, Liang Zhichen mengangkat Lao Er yang setengah koma. Lao Er pun disandarkan ke atas punggung Lao San.     

Tiba-tiba terdengar suara, "Buk!" Dari suaranya seperti sesuatu yang berat jatuh ke tanah.     

Mendengar itu Lao San dan Liang Zhichen saling menatap, keduanya dengan cepat bergegas masuk ke halaman, dan mereka melihat ada seseorang yang merangkak keluar dari kamar dengan susah payah.     

"Lao Wu?"     

Liang Zhichen bergegas menghampiri Liang Yuening. Saat menyentuhnya, ia mendapati lengan Liang Yuening terasa basah, sepertinya luka di lengan Liang Yuening terbuka lagi, ia telah meninggalkan jejak darah yang panjang di tanah saat berusaha merangkak keluar.      

"Kakak..." Liang Yuening berusaha berbicara dengan napas terengah-engah. Setiap kali ia menghela napas, napasnya terasa panas seperti terbakar, "Dong Dabao, dia pergi, Yixuan mencarinya ke gunung, dan Lao Si menghilang..." Mendengar kabar yang dikatakan itu, Liang Zhichen langsung tertegun, namun ia berusaha terlihat kuat. Kemudian Lao Er meraih tangan Liang Zhichen, menggertakkan giginya dan berkata, "Kita tidak bisa membiarkannya pergi, bawa kembali, tangkap dia dan bawa dia pulang. Dia sudah terikat pada kehidupan enam saudara keluarga Liang."     

Ya, Sang Istri harus kembali. Kalau tidak, jangan sampai setelah dia melarikan diri, dia mengirim surat cerai ke rumah ini dan mengatakan kepada mereka kalau Sang Istri tidak tahan dengan keluarga Liang.     

Liang Zhichen tampak agak berat mengatakan, "Aku tahu." Lalu dia melihat lagi pada Liang Shujun yang sedang menggendong sang adik Lao Er. Dalam hati, Liang Shujun telah memahami maksud dari kata-kata itu tanpa perlu mengatakannya dengan jelas. Setelah mengirim Lao Er masuk ke dalam kamar, ia langsung bergegas keluar dan memeluk pinggang Yuening yang tersungkur di tanah.     

Tangan kanan kakak tertua lumpuh karena uratnya putus, dan itu menyebabkan tangannya tidak bisa digunakan untuk melakukan pekerjaan. Dalam hidup selalu ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan sendiri, tapi kekuatan dan semangat hidup seperti ini, selalu dapat dilengkapi oleh enam saudara yang lain.     

Liang Shuyu setengah koma, dan Liang Yuening juga tampak sama buruknya. Setelah selesai mengurus dua saudaranya, Shujun memandang Liang Zhichen, "Kakak, aku akan mencari ke gunung!"     

"Hmm." Liang Zhichen menghela nafasnya dengan berat.     

Ya, hanya ini yang bisa dilakukan, harus ada salah seorang yang tinggal di rumah. Liang Shuyu dan Liang Yuening, yang satu sakit dan satu terluka, mereka tidak bisa ditinggalkan tanpa pengawasan, "Ingat, selalu waspada terhadap apapun. Jika tidak dapat menemukan Sang Istri, kita pikirkan cara lain, tetapi Lao Liu pasti akan membawanya kembali!"     

Si bungsu, Liang Yixuan yang selalu tampak lemah-lembut, ia pergi ke gunung seorang diri untuk mengejar Dong Huiying. Sayangnya, menyadari hal ini, Liang Zhichen hanya bisa merasa khawatir.      

Di musim ini, ada banyak binatang buas di pegunungan, maka di musim dingin membuat binatang liar itu menjadi buas. Lao Liu sebenarnya hanya bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga dan jarang berburu. Selain itu, ia memiliki kaki yang lumpuh. Hal ini yang membuat Liang Zhichen benar-benar takut bila terjadi sesuatu padanya.     

"Aku mengerti!" Jawab Lao San.      

Lao San menganggukkan kepalanya dengan berat. Lao San biasanya paling tidak bisa diandalkan, tapi saat ini dia bisa mengerti keadaannya benar-benar genting dan harus bertindak dalam menghadapi masalah ini. Tapi pertanyaannya sekarang adalah, apa yang terjadi dengan Lao Si? Dimana Liang Haoming? Kenapa saudaranya satu ini menghilang?     

Lao San cepat-cepat mengemasi beberapa alat, ia membawa sebilah kapak dan sebilah pisau dapur. Lao San tidak ingin membuang banyak waktu. Sebelum langit menjadi gelap, ia bergegas menuju ke arah gunung.     

Liang Zhichen yang tetap tinggal di rumah terlihat sangat muram menghadapi masalah yang seperti ini.     

Ia pun melihat ke langit, dalam hatinya seakan tahu bahwa cuaca sedang tidak baik. Ia juga merasa khawatir bila hujan badai akan segera datang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.