Raut Wajahnya Sangat Aneh
Raut Wajahnya Sangat Aneh
Pemuda itu tidak peduli, ia masih terus saja bicara, "Distribusi buah mas kawin sepenuhnya berada dalam pengawasan seorang pejabat terkenal. Asalkan bayi laki-laki yang lahir dalam keluarga tersebut dan didaftarkan, Anda dapat menerima buah mas kawin. Namun, terkadang beberapa pasangan menginginkan anak kedua. Anda harus membelinya dari tempat lain. Harga pasaran buah mas kawin adalah tiga belas uang gantung, tapi saya hanya menjualnya sepuluh uang gantung saja. Itu jauh lebih murah."
Pemuda itu mengambil sejenis buah berwarna hijau dari dalam kantong lengan jubahnya. Buah itu sebesar kepalan tangan bayi. Warnanya tidak terlalu mengkilap dan kulitnya kering.
Raut wajah Dong Huiying berubah menjadi aneh ketika melihat buah itu.
Saat itu, Liang Zhichen menutup matanya kuat-kuat dan melangkah maju, "Buah mas kawin?" Suaranya terdengar berat, dan ia mengambil buah berwarna hijau dari tangan pemuda itu. Si pemuda tampak sangat bahagia, tapi detik berikutnya, sikap Liang Zhichen seperti menuangkan air dingin di kepala pemuda itu.
"Buah mas kawin yang asli sebenarnya lebih bulat dan lebih lunak daripada ini dan bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Teksturnya tidak akan berubah selama beberapa dekade. Sedangkan ini hanya sebuah apel hijau biasa dan sepertinya diproduksi di Selatan. Hal ini biasa digunakan untuk menipu orang-orang yang tidak tahu barang seperti ini." Liang Zhichen langsung melemparkan buah itu kembali kepada Pemuda yang ada di depannya itu dengan kesal. Pemuda itu berteriak terkejut, karena kedoknya terbongkar. Ia pun buru-buru meninggalkan mereka berdua.
Setelah itu Liang Zhichen menarik lengan Dong Huiying, "Sang Istri, mari, Zhichen akan mengantarmu pulang."
Liang Zhichen menggenggam tangan Dong Huiying dengan erat sambil berlalu pergi. Hati Dong Huiying begitu terkesan, hingga ia tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Pada pandangan pertamanya, Liang Zhichen jelas merupakan orang yang baik, tapi sikapnya sedikit sulit ditebak.
Sepertinya Liang Zhichen sedang marah. Tapi, kenapa ia marah?
Dong Huiying benar-benar tak mengerti!
*
Liang Zhichen memiliki postur tubuh yang tinggi dan langkah kaki yang panjang. Dong Huiying merasa tenang saat berjalan bersamanya. Beberapa saat kemudian, mereka berdua berbelok lagi dan tiba di halaman depan rumah yang disewa Lao San. Liang Zhichen menghembuskan napas dan melepaskan genggaman tangannya, "Sang Istri, maafkan jika aku tadi kasar. Tapi aku hanya takut kalau kamu ditipu oleh orang tadi."
Hehehe, tentu saja Dong Huiying lebih percaya kepadanya.
"Tak apa-apa." Dong Huiying menggosok telapak tangannya. Pria ini kuat sekali. Mungkin karena tadi suaminya ini takut kehilangan dia, oleh karena itu sepanjang perjalanan, Liang Zhichen menggenggam erat tangan Dong Huiying. Sekarang, tangan Dong Huiying pun terasa sakit.
Liang Zhichen mengerutkan bibirnya yang tipis. Saat ia mengenakan topi, tidak ada seorangpun yang bisa mengenalinya dengan raut wajahnya yang dingin seperti ini, "Aku masih ada keperluan. Masuk saja lebih dulu. Aku akan kembali beberapa hari lagi. Saat ini, tolong Sang Istri membantu untuk mengurus rumah."
"Hehehe," Ternyata seperti ini karakter asli Dong Dabao. Tidak membuat kejahatan saja sudah bagus, tapi juga membantu untuk 'mengurus rumah'? Liang Zhichen jelas-jelas memperingatkan ia untuk menyamar.
Setelah berpamitan, Liang Zhichen langsung meninggalkan tempat itu, sementara Dong Huiying masih terdiam di tempatnya berdiri. Ia teringat sikap aneh Liang Zhichen dan dalam hati ia berpendapat bahwa pria ini kelihatannya tidak bahagia. Sambil mendesak, ia membalikkan badannya dan mendorong pintu halaman.
Suasana halaman rumah itu sangat sepi, bahkan tidak ada seorang pun di sana. Dong Huiying teringat dengan lukisan yang digambarnya. Ia paham bahwa Liang Shujun dan Haoming pasti sedang sibuk. Ia merenggangkan ikat pinggangnya dan memutuskan untuk tidur lebih dulu beberapa jam.
Dong Huiying mendengar suara teriakan dan ia pun terbangun.
"Lao San, Kakak Keempat!"
Itu adalah suara Liang Yuening!
Dong Huiying duduk dengan bingung. Rasa kantuk masih menyergapnya. Kemudian ia perlahan-lahan menapakkan kakinya di tanah lalu membuka pintu.
Dong Huiying memekik terkejut saat melihat Yuening di depan rumah.
Mengapa sekujur tubuh Yuening berlumuran darah?
"Di mana Lao San? Kakak Keempat?" Wajah Liang Yuening makin lama makin pucat dan Dong Huiying terkejut melihatnya. Terbesit firasat buruk dalam benaknya.
Dong Huiying merasa bahwa pasti ada sesuatu telah terjadi!