Sang Istri Tidak Menginginkan Kami Lagi
Sang Istri Tidak Menginginkan Kami Lagi
"Aku lihat raut wajah Sang Istri sedang tidak baik, apa mungkin karena beberapa hari ini tidak bisa tidur dengan baik?"
"Beberapa hari?" Tanya Dong Huiying sedikit meragu.
"Ya, tiga hari telah berlalu sejak Sang Istri melewati masa sulit selama sembilan puluh hari itu, bagaimana mungkin selama kurun waktu itu, Sang Istri bisa tidur di dalam rumah dan tidak pernah bangun?"
Dong Huiying baru menyadari bahwa dirinya telah koma begitu lama saat pertama kali bangun di dunia ini.
Wajah Liang Shujun tiba-tiba menegang, karena bau darah yang tidak asing itu berasal dari rumah timur.
Liang Shujun duduk perlahan mengerutkan bibir tipisnya dan tampak kusam. Ia menatap Dong Huiying untuk waktu yang lama, dan bergegas menuju rumah timur. Seperti kilat, pakaiannya berantakan terkena tiupan angin malam, lengan bajunya yang panjang berayun mengenai Dong Huiying.
Liang Shujun bergegas ke rumah timur dan yang pertama kali dilihatnya adalah dua sosok kaku, yaitu Liang Yixuan dan Liang Yuening.
Setelah itu ia melirik ke bawah dan melihat lengan Liang Yuening yang berdarah. Tidak jauh dari kedua adiknya itu, Ia juga melihat ada genangan darah di tanah. Merasa ada yang tidak beres, ia langsung mengepalkan tangannya dan seketika wajahnya menjadi geram. Namun ini mungkin karena kemarahan di hatinya, napasnya berubah menjadi sangat cepat.
"Lao Wu, Lao Liu?"
Liang Shujun memiliki suara serak, dua saudara yang awalnya membelakanginya itu perlahan membalikkan badannya.
Pertama, Liang Shujun melihat wajah Liang Yixuan penuh dengan kepahitan, dan mata Yuening yang penuh dengan kesedihan.
"Lao San….." Liang Yixuan memanggilnya dan mengatakan dengan rasa penuh khawatir, "Sang Istri sudah tidak menginginkan kami lagi."
Mendengaritu, Liang Shujun langsung menatap adik-adiknya itu dengan dingin.
*****
Sebaliknya, suara langkah kaki cepat terdengar datang dari arah belakang. Dong Huiying langsung melihat menoleh ke arah asal suara tersebut. Ia bingung, apalagi setelah mengetahui bahwa Liang Shujun sedang berlari ke arahnya.
"Apakah Sang Istri ingin membuat kita mati?"
Dong Huiying membeku seketika, "Aku hanya ingin berpisah darinya."
"Berpisah?" Kata Liang Shujun sembari menghela nafas.
Liang Shujun kemudian tertawa dingin, matanya seakan menggambarkan maksud yang aneh baginya.
"Di dunia ini tidak ada yang adil! Menurut Dinasti Yuan, laki-laki tidak boleh menceraikan isterinya. Bila seorang perempuan menceraikan suaminya, bagi suami yang di tinggalkan hanya memiliki satu jalan keluar, kami pasti hanya bisa berakhir menjadi pelacur."
"Hukuman?"
Dong Huiying tercengang mendengarnya, ia bahkan tidak pernah memperhitungkan hal ini sebelumnya. Ia pun jadi bertanya-tanya, apa dinasti perempuan ini memang memiliki peraturan yang aneh seperti ini?
Liang Shujun mengerutkan bibir tipisnya yang mempesona, ia sebenarnya ingin mengingat kembali masa lalu ketika mereka dulu bersama. Sayangnya, semua kegilaan masa lalu dan pengembaraannya telah hilang sekarang ini, di matanya yang tersisa hanya ada kesunyian.
Liang Shujun melangkahkan kakinya mendekati Dong Huiying dan tiba-tiba menjadi sinis kepadanya, "Dong Dabao, pasti kami Liang bersaudara ini telah mengecewakanmu, kan? Setahun yang lalu, enam bersaudara ini telah menyiapkan mental kami untuk menikah denganmu. Pada saat itu kami sudah mengenalmu sebagai perempuan yang kejam, mudah tersinggung dan sewenang-wenang mempermalukan keenam saudara laki-lakiku seperti mainanmu..."
Ia pun berhenti sejenak sambil memandang dalam ke arah Dong Huiying. Sedetik kemudian ia berkata lagi, "Tetapi pada hari itu, tepatnya di depan pengawas. Aku benar-benar sangat terkejut, ternyata istri dari keluarga Liang rela dipukuli demi seorang saudara laki-lakiku. Saat itu aku berpikir kalau istriku telah berubah menjadi istri yang lebih baik. Namun tidak disangka, ternyata aku telah berpikir terlalu berlebihan."
Liang Shujun mengulurkan tangannya dan menarik Dong Huiying ke dalam pelukannya dengan paksa. Kedua orang ini terlihat sangat intim, tetapi diwajah Liang Shujun hanya terlihat seperti kayu tidak bernyawa yang telah diambil kejiwaannya.
"Aku benar-benar ingin menggali hatimu hanya untuk melihat apakah hatimu benar-benar hitam? Apakah semua hal yang kami lakukan untukmu masih belum cukup? Sejak dulu, Liang bersaudara selalu menahan semua kekerasan dan pelecehan yang selalu kamu lakukan pada kami. Hari-hari kami berlalu seperti tanpa harapan." Ucap Liang Shujun.
Sambil mendengus, Liang Shujun berkata lagi, "Tapi kali ini, kau telah menolong Yixuan, kau rela berkorban dengan menerima 90 pukulan papan itu untuk ditukar dengan kebebasan Yixuan. Aku sebagai kakak mereka sangat berterima kasih kepadamu. Tetapi, karena Sang Istri telah memutuskan untuk bercerai, kenapa masih mengurusi urusan orang lain? Kenapa tidak membiarkan Yixuan mati saja? Lagi pula kalau dia mati, dia juga mati dengan tidak bersalah."