Enam Suami Tampan

Ciuman yang Lembut, Menyapu Bibirnya



Ciuman yang Lembut, Menyapu Bibirnya

0Liang Shujun tiba-tiba saja membungkukkan badannya, dahi Liang Shujun menempel padanya. Seketika hidungnya berhadap-hadapan dengan Dong Huiying. Dong Huiying dapat merasakan tubuhnya yang terasa sangat dingin dan sunyi. Sepertinya hal ini semacam hawa dingin yang berasal dari dalam hatinya.     

"Sebenarnya dalam hidupku, permintaanku tidaklah banyak. Aku hanya berharap saudara keduaku bisa sehat, hanya berharap keluarga ini dapat selalu aman dan terjamin, keenam saudaraku adalah dunia kecilku. Sayangnya, mereka selalu berusaha menjaga dunia kecil mereka. Banyak masalah yang telah terjadi, semua masih dapat kami tanggung. Meski demikian, takdir ini yang harus kami terima. Bahkan jika kami tidak ingin menanggungnya, kami tetap harus menanggungnya hanya untuk hidup. Sekarang Dong Dabao aku hanya punya satu permintaan kepadamu, tolong jangan menceraikan kami. Jangan jadi lebih kejam dari ini, jika kau ingin menyiksa orang, ada ribuan cara lain yang bisa kau lakukan untuk menyiksa kami, kau bisa lakukan apapun terhadapku, apakah diriku masih kurang untuk menerima semua perlakuanmu?"     

Dalam hati, Dong Huiying sebenarnya merasa sedikit tidak nyaman dengan yang dilakukan Liang Shujun ini. Ia mencoba mendorongnya pergi menjauh darinya, tapi tangan kecil itu hanya jatuh di dadanya dan kemudian dipegang oleh Liang Shujun.     

"Liang Shujun, aku…." Dong Huiying hendak mengatakan sesuatu. Namun Liang Shujun malah menundukkan wajahnya, bibirnya yang dingin dan tipis itu mencium Dong Huiying dengan kasar.     

Dong Huiying tercengang!     

"Oh, Liang Shujun, jangan begini….. Ah!" Suara jeritan Dong Huiying telah kalah oleh ciumannya.     

Liang Shujun melangkahkan kakinya untuk berlari secepat mungkin. Ia menarik Dong Huiying, namun tidak ada ekspresi panik di mukanya. Dengan sekejap Liang Shujun masuk ke rumah bagian timur. Ia juga mengabaikan Liang Yuening dan Liang Yixuan yang ketika itu seperti dua potong kayu tidak bernyawa. Setelahnya ia menekan Dong Huiying diatas kangtou.     

Tangan ramping dan putih Liang Shujun melepas ikat pinggangnya. Dengan kaku ia melepaskan pakaiannya, dan kemudian membelai kulitnya yang tidak halus juga tidak putih itu.     

"Sssst, jangan membuat suara! Aku tahu, pasti aku belum cukup melayanimu pada saat Sang Istri pertama masuk ke rumah ini. Sebenarnya kau telah menangkapku pada pandangan pertama, tapi aku tidak bersedia, karena aku menolak. Sang Istri kemudian memukulku sampai hampir mati, dan itu membuatku harus terbaring di atas kangtou selama lebih dari dua bulan. Setelahnya, barulah bisa berangsur-angsur membaik. Sejak saat itu, Sang Istri telah memulai penyiksaan ini, dan semakin hari semakin parah untuk melakukan penyiksaan kami. Semua ini karena kau ingin balas dendam, bukan? Sekarang aku bersedia, apakah bisa? Apakah kau ingin aku seperti ini? Di atas atau di bawah..."     

Ciuman lembut menyapu bibirnya dan menciumi pundaknya dengan penuh gairah. Saat ini ia telah membuat pakaian Dong Huiying sudah acak-acakan.     

"Lepaskan! Liang Shujun, bisakah kau tenang sedikit?" Dong Huiying sangat malu dan marah. Meski demikian, dalam hati Liang Shujun, ia merasa hal ini sebenarnya juga membuatnya cemberut pada dirinya sendiri. Tepatnya di depan Liang Yuening dan Liang Yixuan.     

"Tenang? Aku sudah sangat tenang."     

Liang Shujun melepaskan kakinya, menempatkan tubuhnya diantara kakinya, tapi tiba-tiba, "Plak!" Suara tamparan, sebuah tamparan keras dilayangkan ke wajahnya.     

Liang Shujun langsung tertegun merasakan tamparan Sang Istri. Ia melihat bahwa dalam mata Dong Huiying juga terlihat seperti ada nyala api. Ya, Dong Huiying merasa sangat marah.     

Keduanya saling bertatapan, dan Liang Shujun hanya terdiam selama beberapa saat. Setelahnya, alih-alih ingin melanjutkan, Liang Shujun perlahan-lahan menenggelamkan tubuhnya dan mengubur wajahnya yang polos dengan pakaiannya, melihat penampilannya saat itu benar-benar menyedihkan.     

"Liang Shujun?"     

Dong Huiying berusaha untuk bangun, ia menggigit bibirnya dan tak bisa berkata-kata.     

Dong Huiying hanya ingin bercerai, mengapa ini jadi begitu sulit? Apakah dirinya ditakdirkan untuk bersama dengan enam Liang bersaudara seumur hidupnya?     

Hatinya sakit, hatinya sudah terlalu sakit!     

Terdengar suara Liang Shujun tertawa pelan dengan serak, "Dulu, kau menginginkannya tapi aku tidak berikan, tapi hari ini aku bahkan tidak ada gunanya bagimu. Dong Dabao, kau benar-benar tidak punya hati nurani, kau tak punya sisi kemanusiaan. Kau terlalu kejam, terlalu menakjubkan, apakah arti hidup enam bersaudara ini di matamu? bahkan tak lebih rendah dari binatang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.