Sang Istri, Hari Sudah Larut Malam
Sang Istri, Hari Sudah Larut Malam
"Pengurus Jenazah Fang ini benar benar lihai dalam melakukan pekerjaannya."
Dong Huiying memandang ke permukaan air sungai yang berkilauan, lalu ia mengatakan dengan sinis, "Mengambil bayaran dari orang lain, masih juga melakukan hal semacam ini. Aku benar-benar ingin tahu, apakah hati nuraninya tidak merasa bersalah?"
Wajah Liang Haoming tampak datar, ia tidak menunjukkan ekspresi apapun dan tidak mengatakan apapun.
Dong Huiying memikirkan masalah ini lagi, roh jahat seperti Zhu Xingfang tidak mungkin menikah hanya dengan satu orang suami. Tetapi ada satu fakta yang menarik, Perempuan itu hanya mengambil suami termuda dan paling disukainya. Sedangkan saat peristiwa itu, ia meninggalkan beberapa suaminya yang lain di rumah, karena alasan ini juga ia ditangkap oleh para pengawas.
Dong Huiying menundukkan pandangannya dan memegangi pelipisnya. Ia seperti tengah memikirkan sesuatu yang sangat serius.
"Masalah ini sungguh tidak mudah."
Dong Huiying mendongak melihat ke arah Liang Haoming, "Aku penasaran tentang Pengurus Jenazah Fang itu, apakah ia benar-benar bukan Zhu Xingfang? Selain penampilannya, apakah ada lagi yang mencurigakan? Bentuk tubuhya, suaranya, atau seperti apa rupanya?"
"Lihatlah ini... aku juga membawa gambar Sang Istri dan meminta orang-orang untuk melihatnya sekilas. Mereka sangat yakin kalau orang di gambar itu bukan Pengurus Jenazah Fang. Tapi ... ada seseorang yang mengatakan padaku kalau orang dalam gambar ini terlihat sedikit mirip dengan pengurus jasad Fang, tetapi aku sendiri juga belum pernah melihatnya. Menurut rumor yang aku dengar, Pengurus Jenazah Fang memiliki kulit sangat putih, tetapi wajah Zhu Xingfang berwarna kekuningan. Selain itu, tubuh Pengurus Jenazah Fang kelihatannya juga lebih gemuk daripada Zhu Xingfang." Jelas Liang Haoming panjang lebar. Ternyata suaminya satu ini memiliki tatapan yang teliti.
Dong Huiying merenung sejenak memikirkan masalah Zhu Xingfang pasti ada hubungannya dengan pengurus jasad Fang ini.
Tapi pada saat yang sama, terdengar suara berderak dari belakang mereka berdua.
"Siapa disana!" Dong Huiying segera memalingkan kepalanya melihat ke belakang, dan Lao Si juga dengan cepat bergerak berusaha melindungi Dong Huiying dari belakang.
Tapi, situasi sekitar, benar-benar sunyi.
Dong Huiying menahan napas, ia merasa tidak nyaman seolah-olah seseorang tengah memata-matainya secara diam-diam.
Dong Huiying dan Liang Haoming saling melirik, lalu mengambil napas dalam-dalam dan berjalan maju dengan langkah kecil dan hati-hati.
Saat menyibak rerumputan, terlihat kelinci gemuk seputih salju sedang menggigit rumput?
Mengetahui itu hanyalah seekor kelinci Dong Huiying mengerutkan keningnya, lalu ia mencoba melihat-lihat ke samping kiri dan kanan. Ia melihat dengan sedikit mendalam.
Ternyata ada jejak kaki di dekat situ, kebetulan tanah di pegunungan sedikit basah sejak kemarin malam karena hujan. Alhasil tanahnya sangat berlumpur dan mudah mencetak jejak kaki. Dong Huiying berdiri disana beberapa saat, Ia bergumam dalam pikirannya. Namun ia memilih untuk membungkuk dan mengambil kelinci gemuk itu, "Ternyata ini kawan kecil?" Ia menggelitik dagu kelinci gemuk itu, kelinci gemuk itu menatapnya dengan tatapan kosong, terlihat ada rumput di antara kaki kecil kelinci itu.
Liang Haoming memandang ke gunung dan dengan wajah datar mengatakan, "Sang Istri, hari sudah larut malam, sebaiknya istirahat dulu."
Tiba-tiba saja sudut bibirnya sedikit melengkung, Dong Huiying meliriknya dengan kagum.
Pria ini sebenarnya tidak buruk? Ia pernah berpikir bahwa Liang Haoming sangat bodoh, karena wajahnya selalu datar seperti papan dan selalu terlihat kusam. Namun setelah kejadian ini, ia akhirnya mengerti kalau sebenarnya orang ini cukup pintar.
*****
Keesokan harinya, Dong Huiying terbangun oleh suara kicauan burung di hutan. Ia bangun meregangkan pinggangnya. Selangkah kemudian, ia membasuh wajahnya dengan air di tepi sungai. Demi mengawali hari yang cerah ini, ia memegang kelinci gemuk yang selalu bersama dengan Liang Haoming disepanjang perjalanan kemarin.
Sayangnya kedua orang ini tidak menyadari adanya sesosok orang yang sangat licik dengan sorot mata yang dingin dan tajam. Orang itu diam-diam tengah memata-matai mereka dari kejauhan.