Dia Menyeka Keringat Dingin dari Kepalanya.
Dia Menyeka Keringat Dingin dari Kepalanya.
Melihat keadaannya yang seperti ini, Liang Yixuan tampak sedang berada dalam bahaya besar!
Pakaiannya pun compang-camping tidak beraturan dan di tubuhnya banyak bekas luka memar kecil. Nyatanya saat ini keadaannya benar-benar tragis, setiap kali kakinya melangkah, kaki itu meninggalkan jejak-jejak darah di tanah.
Darah itu mengalir turun dari punggungnya, dari luka bekas cakar yang sangat dalam hingga menampakkan tulangnya, darah dan dagingnya tampak terbuka lebar. Meski demikian, ia menahan sakit yang teramat sakit hingga tubuhnya terasa perih menggigil seakan diterpa badai musim salju.
Liang Yixuan tengah berusaha melarikan diri.
Namun satu kakinya yang lumpuh, mempengaruhi kecepatan berlarinya, bahkan ia tidak punya pilihan lain. Jika ia tidak ingin mati, maka dirinya hanya bisa terus berlari untuk menyelamatkan dirinya.
Ya, rasa takutnya ini dikarenakan ia mendengar suara langkah berat yang bergemuruh dari belakang. Suara itu bercampur dengan suara raungan beruang yang ganas. Suara itu terus-menerus mendekatinya, situasinya sangat tidak baik, tetapi ia berusaha tetap tenang.
Setelah beberapa langkah, ia melihat sebatang pohon tua tepat di depannya. Dalam hatinya, Liang Yixuan berpikir dan memperhitungkan sebuah cara untuk menyelamatkan dirinya dari kejaran beruang itu. Pada akhirnya ia menaikkan lengan bajunya, lalu bersiap menggunakan kedua tangan dan kakinya memanjat batang pohon. Tapi jelas, seorang pria lemah lembut sepertinya paling cocok mengurus urusan rumah saja, sedangkan hal-hal seperti memanjat pohon benar-benar tidak cocok untuknya. Selama beberapa menit, ia telah mencoba memanjat beberapa kali. Ia berusaha memanjat, tapi usahanya selalu tidak berhasil. Setiap baru bisa memanjat tapi tidak lama tubuhnya jatuh lagi dan lagi. Ia terus mencoba memanjat hingga melukai telapak tangannya sendiri, jari-jarinya berdarah-darah.
Bukan karena itu tidak sakit, tapi karena ia tengah berjuang dengan sekuat tenaga untuk menyelamatkan hidupnya.
Akhirnya dengan segala usahanya, ia berhasil bersandar pada dahan pohon tebal yang tumbuh sangat tinggi ini, Apa ini benar-benar kekuatannya sendiri atau keberuntungan? Sebab, ia hampir saja menjadi buruan oleh beruang itu bila tidak berhasil memanjat. Sekejap kemudian ia melihat ke bawah dan melihat beruang hitam setinggi dua meter itu membentur-benturkan dadanya dengan marah. Beruang itu menyeringai memperlihatkan taringnya yang menakutkan.
Liang Yixuan menyeka keringat dingin di kepalanya.
Keberuntungannya sungguh tidak bagus. Dini hari tadi, ia tidak sengaja bertemu beruang hitam ini, beruang hitam yang biasanya tidur selama musim dingin. Selama periode itu, beruang itu juga pasti menjadi sangat lapar. Liang Yixuan benar-benar tidak berdaya, ia bahkan tidak sekuat saudara-saudaranya yang lain.
Beruang adalah hewan yang tidak terkalahkan. Tentu, Liang Yixuan hanya bisa melarikan diri! Tapi, beruang hitam itu juga tidak kalah gigih, ia terus menatapnya dan mengejar sembari mengendus jejak Liang Yixuan.
Selama pengejaran itu, ia beberapa kali berusaha bertahan dalam situasi yang sangat berbahaya. Jika Liang Yixuan tidak memiliki kepintaran yang cukup dan tidak menggunakan akalnya untuk menghindar dari bahaya besar, maka ada kemungkinan ia sudah menjadi santapan beruang hitam itu sekarang ini.
Beruang hitam menatap lebar-lebar ke arah Liang Yixuan yang tengah bersandar di atas pohon. Hewan buas itu memukul dadanya beberapa kali untuk bersiap mengayunkan tangannya ke batang pohon yang dinaiki Liang Yixuan. Saat cakar besar beruang itu memukul pohon besar ini, seketika pohonnya bergetar dengan hebat. Liang Yixuan yang ketakutan dengan cepat berusaha bertahan memeluk batang pohon itu erat-erat.
Beruang hitam itu meraung lagi, lalu mengambil beberapa langkah mundur dari pohon ini. Setelahnya, ia berlari dengan buasnya dan menabrakkan bahunya yang keras ke batang pohon.
Pohon ini pun bergetar lebih keras lagi. Liang Yixuan yang berusaha bertahan di atas pohon, hanya bisa menggigit bibir tipisnya.
Walau demikian, sebenarnya tidak ada anggota keluarga Liang yang takut mati. Tapi kematian memang akan sangat berat dalam hati, namun di lain sisi juga seringan bulu. Liang Yixuan tidak takut mati, hanya takut kalau dirinya mati dengan sia-sia.
Tetapi situasi yang sedang dihadapinya sekarang berada di luar kemampuannya.
Terdengar suara 'Krak!', pohon besar itu roboh dan akar-akar pohon yang terkubur di bawah tanah juga telah tercabut akibat serangan ganas Sang Beruang Hitam.
Beruang hitam terus menggempur, dan kemudian pohon tua yang tebal menjadi semakin miring. Pada akhirnya, pohon ini pun tumbang dengan perlahan dan jatuh dengan keras.
"Yixuan….!!!"
Saat Liang Yixuan yang masih memeluk pohon yang hampir tumbang itu, ia seketika mendengar suara yang sehalus dengan hembusan angin. Pada saat yang sama saat pohon besar itu telah jatuh, ia pun bertanya-tanya apa mungkin suara itu hanyalah ilusinya saja. Liang Yixuan seakan mendengar suara seruan Lao San terdengar sangat gelisah?
*****
Liang Shujun dikenal sebagai seorang pemain opera. Tentu pria ini terkenal sangat berbakat dan menawan. Ia memiliki ribuan ekspresi menawan yang mampu menarik hati lawan jenisnya. Meskipun ia terlihat sebagai orang yang meremehkan kehidupan dan selalu tidak serius, tapi dalam hal mengejar mangsa dan menggunakan keterampilan berburu Jinshan, ia tidak kalah dengan kakak ke-empat.
Beberapa tahun yang lalu, Liang bersaudara sangat sering mengunjungi pegunungan ini. Selain Lao Er yang sakit-sakitan dan Liang Yixuan, seluruh saudara Liang yang lain lebih sering pergi ke gunung untuk memenuhi kebutuhan rumah. Secara autodidak, mereka telah mempelajari kemampuan berburu burung dan kelinci untuk persediaan makanan saat kekurangan bahan makanan.