Enam Suami Tampan

Orang Seindah Dirinya



Orang Seindah Dirinya

2Di kota, di tempat Liang Shujun tinggal juga terdapat Kakak Kedua. Ya, Liang Shuyu sedang berbaring di ranjang kayunya saat ini. Ia mengenakan jubah berwarna putih, rambutnya yang hitam tidak diikat dan dibiarkan terurai di atas bantal ini. Tubuhnya terlihat kurus dan ia sedang menutup matanya untuk menenangkan dirinya. Selain itu, warna bibirnya yang pucat menunjukkan kondisinya yang buruk.     

Lalu tiba-tiba ia batuk, tenggorokannya terasa gatal hingga membuatnya batuk beberapa kali lagi. Kemudian dengan cepat ia membalikkan tubuhnya di atas tempat tidur, memegangi dadanya, dan menyemburkan banyak darah.      

"Shuyu?"     

Liang Zhichen bergegas masuk ke dalam kamar begitu menyadari keadaan ini. Ia segera mengambil gelas minum dan kemudian membiarkan Liang Shuyu bersandar di lengannya dan memberinya minum dua teguk air.     

Liang Zhichen memandangnya dengan penuh rasa khawatir.     

Liang Shuyu dengan sangat lemah mengatakan , "Kakak, aku rindu rumah."     

Liang Zhichen tidak menjawabnya dan makin mengkhawatirkan adiknya ini.     

Liang Shuyu bersandar di bahu kakak laki-lakinya itu, terlihat bahwa ia mengerutkan keningnya. Bahkan orang seindah dirinya jika mengerutkan kening juga terlihat sangat menyedihkan.     

Liang Shuyu menutup matanya sejenak, dan ketika membukanya lagi, wajahnya kembali terlihat tenang. "Pohon itu tingginya ribuan kaki, dan daunnya jatuh kembali ke akarnya. Kakak, aku tahu, waktuku sudah tidak lama lagi."     

Mendengar yang dikatakannya itu, mata Liang Zhichen terasa perih. Pipinya merasakan nyeri yang menyakitkan karena emosi yang memuncak, "Pasti, pasti masih ada jalan."     

"Dalam hidup manusia pasti akan mengalami kelahiran, menjadi tua, sakit dan kematian. Sekarang ini aku hanya mengalami beberapa hal itu lebih dulu dibanding orang lainnya."     

Liang Zhichen mengepalkan tangannya, bisa dibayangkan rasa sakit di dalam hatinya sekarang ini.      

"Lao Er muntah darah lagi?" Suara serak itu tiba-tiba datang dari pintu. Saat Liang Zhichen mendongak, ia melihat Lao San, Liang Shujun. Ternyata wajahnya lebih pucat dari hantu, ia benar-benar terlihat hampir seperti hantu dengan wajah tanpa ekspresi yang memiliki nada penuh amarah.     

Seketika Liang Zhichen merasa akan ada kabar buruk lainnya, ia merasakan ada sesuatu yang terjadi.     

"Lao San?" Liang Zhichen bangun, dan Liang Shujun juga perlahan berjalan menuju sisi lainnya.     

Liang Shuyu menutupi bibirnya dan batuk dua kali, ia menanyakan kepada kakaknya tentang kekhawatiran yang ada dalam hatinya, "Apa ada sesuatu yang terjadi di rumah?"     

"Di rumah …" Liang Shujun hanya termangu dengan rasa penuh khawatir. Ia melirik pada Liang Shuyu. Setelah itu Liang Shuyu menerima kode dari Liang Shujun dengan alis terangkat, "Huh, lihatlah pengecut ini, masih tidak bisa menahan rasa takut."     

Wajah Liang Shuyu masih tampak kosong seperti orang bodoh.     

Liang Shujun dengan bangga mengatakan, "Bagaimana, apakah sudah mirip?" Ia menarik rambut hitamnya ke belakang, dan akhirnya ia hanya menyeringai pada Lao Er ini.     

Liang Shuyu kemudian menurunkan alisnya dan berkata dengan serius, "Bisakah kau mengubah keras kepalamu ini?"     

Liang Shujun dengan lugas menjawab, "Kenapa harus dirubah, apakah aku ini tidak baik?'     

Liang Shuyu hanya bisa diam saja.     

"Baiklah!" Liang Shuyu berbaring di tempat tidur lagi, lalu menutup matanya, "Aku merasa sedikit lelah, aku ingin beristirahat sebentar." Ia tidak melihat betapa Liang Shujun terlihat begitu pahit ketika melihatnya menutup mata.     

Liang Zhichen berbalik untuk menyelimuti Liang Shuyu. Setelah itu Ia pun langsung menatap Liang Shujun dengan sedikit keraguan. Liang Shujun hanya tersenyum pahit dan segera mengedip pada kakak tertuanya, Liang Zhichen.     

Kedua bersaudara itu keluar dari kamar itu. Pada saat yang sama, Liang Shuyu yang telah memejamkan mata, telah membuka matanya lagi. Ia memikirkan kembali beberapa hal yang masih mengganjal dalam hatinya.      

*****     

"Lao San, apa yang terjadi di rumah?"     

Di luar ruangan, Liang Zhichen mengecilkan suaranya dan bertanya dengan suara rendah.     

Liang Shujun mengusap wajahnya dengan sedih dan tampak bingung, "Sang istri membuat keributan ingin bercerai."     

Mendengar hal itu, Liang Zhichen seperti mengerang dalam hatinya, 'Kenapa dia tiba-tiba … Kenapa tiba-tiba ingin bercerai?' Sebelum ini, sang istri tidak pernah punya pemikiran seperti ini.     

Liang Shujun tersenyum pahit, "Aku juga tidak tahu, karena masalah ini Lao Wu sampai melukai dirinya sendiri. Ia menusuk lengannya dengan pisau beberapa kali hingga darahnya bercucuran ke tanah. Tujuanku kembali kesini adalah untuk memberitahumu. Oh iya, dan juga Sang Istri sepertinya telah hilang ingatan. Saat tanah longsor di pegunungan itu, dia terkubur di dalam tanah dan setelah itu ia baru diselamatkan. Sayangnya saat itu terjadi, kepalanya juga telah terluka parah. Dia mengatakan sendiri bahwa semenjak itu banyak hal yang tidak dapat diingatnya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.