Enam Suami Tampan

Setelah Itu Dia berkata, “Ayo”



Setelah Itu Dia berkata, “Ayo”

0Dalam posisi saling memandang, Liang Shujun menatap Dong Huiying lekat-lekat dan berkata, "Aku akan melupakan Dong Dabao yang dulu. Mulai hari ini dan seterusnya, kita akan hidup bahagia bersama-sama dan kamu bisa mempercayaiku sepenuhnya. Bagaimanapun, hatiku ini sudah menjadi milikmu, dan akan terus menjadi milikmu bahkan walau kita sudah mati sekalipun. Yang lalu biarlah berlalu, mari kita lupakan dan membuka lembaran kehidupan baru, oke?"     

Dong Huiying seketika tersedak, kaget dengan ucapan Liang Shujun yang seperti itu.     

Lalu dengan canggung ia menjawab hanya dengan satu kata, "Ee....baiklah."     

Liang Shujun tersenyum penuh rasa puas dan bersandar pada Dong Huiying seolah tidak memiliki tulang di dalam tubuhnya.     

"Sang Istri, kamu adalah orang yang baik. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk memperlakukan aku dengan lebih baik lagi kedepannya."     

Dong Huiying merasa tidak nyaman dengan sikap Liang Shujun saat ini. Ia pun mendorong Liang Shujun dengan sekuat tenaga, "Apa yang kamu lakukan di siang bolong begini..."     

"Sang Istri, kita benar-benar suami-istri, kan? Selama beberapa hari ini suamimu sedang disekap, belum makan, lemas, dan tidak sanggup berjalan jauh. Apa kamu tidak ingin membiarkan aku bersandar padamu? Sebentar saja."     

Dong Huiying hanya terdiam. Padahal Dong Huiying sudah senang mendengarnya akan memaafkan perbuatan pemilik tubuh sebelumnya. Saat ia mulai merayu seperti ini lagi,. Ia jadi merasa mual dan ingin muntah saat mendengar hal ini.     

Ah, suaminya satu ini memang seperti ini. Walau baru saja melihatnya dengan wajah serius dan cukup membuatnya gugup, ternyata ia sudah kembali ke sifatnya semula.     

Tidak lama setelah itu, Dong Huiying berjongkok dan muntah lagi.     

"Sang istri?"     

Liang Shujun maju mendekati istrinya tanpa tahu apa yang sedang terjadi.     

Setelah itu Dong Huiying berkata, "Ah sudahlah, ayo kita pulang!"     

"Hah?"     

Dong Huiying melirik Liang Shujun dan berkata, "Bukankah kau bilang bahwa kau tidak sanggup lagi berjalan? Naiklah ke punggungku dan aku akan menggendongmu. Percayalah, walau tubuhku kecil seperti ini, aku masih kuat menggendong pria dengan berat badan puluhan kilogram."     

Bibir Liang Shujun tampak tersenyum, memberikan pandangan yang menarik tanpa daya, dan memeluk istri mungilnya itu.     

Ia pun berjalan dengan mantap, tidak peduli betapa lemah dirinya sebelumnya.     

Dong Huiying terkejut dan takut Liang Shujun akan jatuh. Ia buru-buru meraih pakaiannya, "Apa yang kamu lakukan? Aku yang akan menggendongmu, bukankah itu tadi hal yang kau minta dariku?"     

Liang Shujun meliriknya, perkataan Dong Huiying itu sedikit menyakiti hatinya.     

"Kamu tidak perlu melakukan itu untuk padaku. Cukup perlakukan aku dengan baik, itu sudah cukup. Sang istri juga cukup kelelahan mencariku beberapa hari ini, jadi istirahatlah dulu."     

Liang Shujun merasa bahwa dirinya tidak bodoh. Ia juga tahu bahwa Sang Istri sengaja menemui Fang Lanshan untuk mencarinya yang tiba-tiba menghilang beberapa hari ini. Usahanya pun terbukti, akhirnya Dong Huiying bisa menemukannya yang disekap di tempat Tie Hailan itu.     

Karena itulah, Liang Shujun berusaha merubah sikap lamanya dan ingin hidup normal bersama istrinya.     

Bahkan, jauh sebelum ini, ia secara tidak sadar mulai tertarik dan mendekatinya.     

Bagaimanapun, Sang Istri dari Liang bersaudara sudah berubah sekarang. Gadis bermarga Dong ini sudah terlihat sangat lucu hingga Liang Shujun sangat senang ketika menggodanya. Ia suka melihat istrinya merasa malu dan juga suka melihat seringai serta senyum imut di wajahnya.     

Benar, mungkin Liang Shujun mulai menyukai istri mungilnya ini.     

Bahkan ia juga sempat berpikir bahwa dirinya akan menjadi pria yang sangat bahagia jika bisa terus hidup seperti ini bersama Sang Istri.     

Dong Huiying yang bersarang di lengannya, bibirnya bergerak, dan akhirnya berbisik, "Biarkan aku turun, aku bisa berjalan sendiri."     

Liang Shujun tersenyum, bukan karena angkuh tetapi karena ia ingin menjadi keras kepala dan tetap pada pendirian awalnya.     

"Tidak, salah satu cara untuk menghapus lelah adalah dengan beristirahat dengan baik."     

Dong Huiying akhirnya memutuskan untuk mempererat pegangan pada pundak Liang Shujun.     

"Hmmm... Baiklah kalau begitu." Ia pun perlahan menutup matanya, "Kalau begitu aku akan beristirahat sebentar."     

*****     

Mungkin karena terlalu lelah, tanpa sadar Dong Huiying tertidur dengan lelap.     

Ketika bangun, hari sudah berganti dan matahari bersinar dengan sangat cerah.     

Ia menggosok matanya dan melihat lengan Liang Shujun bertumpu di pinggangnya, mereka berbaring di ranjang kayu kecil bersama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.