Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tangisan



Tangisan

1"Apa-apaan ini! Nona ingin kalian semua menemukan kesalahan dan mengoreksi apa yang salah dari tulisannya. Tetapi, apa yang kalian semua tulis??! Kalian semua adalah empat penjaga yang aku pilih dengan cermat!"      

"Namun ternyata, empat penjaga Puncak Pegunungan Cangsan yang paling terhormat, dan empat penjaga Lembah Ribuan Makhluk Buas yang paling mendominasi serta perkasa malah menulis hal seperti ini?!"     

"Kecuali A Duo. Gan Ba, Na Lun, dan Situlu, kalian semua ambil kembali dan tulis ulang untukku, atau kalian tidak akan bisa memanjat sarangku di masa depan!" Kata-kata terakhir kelinci kecil cantik membuat ketiga binatang itu gemetar. Dengan cepat mereka meraih gulungan kertasnya dan melarikan diri secepat kilat.     

***     

Waktu berlalu dengan cepat, dan di puncak gunung tertinggi di Puncak Pegunungan Cangsan, tampak seekor chinchilla ungu tua yang tampan berdiri, sambil memeluk bola gemuk coklat tua dengan kepala yang tak terlihat.     

Di sebelah mereka adalah empat penjaga Raja Puncak Pegunungan Cangsan. Yakni macan tutul besar, harimau gemuk besar, singa gemuk berambut panjang dan ular piton raksasa biru tua. Lalu, di belakang empat penjaga itu ada kelompok rakyat binatang.     

Mereka melihat ke bawah kaki gunung, dan dengan hormat mengantar kelinci kecil cantik dan Liuli Guoguo, serta Raja Huayou untuk pergi.     

Burung Luan sembilan warna diparkir di kaki gunung, dan bulunya yang memesona terlihat bersinar semakin terang di bawah terik matahari. Kereta di belakangnya pun juga sangat mewah.     

Xuanyuan Pofan membawa masuk Liuli Guoguo ke dalam kereta. Lalu Liuli Guoguo duduk dengan dua chinchilla di pundaknya dan memegang kelinci kecil cantik dari Puncak Pegunungan Cangsan di tangannya.     

Setelah duduk di kursi, Liuli Guoguo menjulurkan kepalanya dari jendela dan melambaikan tangan kepada binatang buas yang ada di puncak gunung. Semua rakyat binatang menangis, terutama bola gemuk yang ada di lengan Du Shengyu. Tetapi dia menangis tanpa suara.     

Liuli Guoguo sangat khawatir padanya sehingga dia tidak berani mengucapkan selamat tinggal. Jadi, dengan cepat dia menarik kepalanya ke dalam kereta dan bergegas ke pelukan Xuanyuan Pofan.     

"Kakak Po, lain kali kita harus datang lagi. Aku enggan meninggalkan Cai Gua, apalagi aku sangat enggan meninggalkan A Duo. Aku juga sangat enggan untuk melepaskan juru masak Yang, enggan meninggalkan pelayan rubah, nenek beruang coklat, dan jenderal babi, hiks hiks hiks..."      

Liuli Guoguo tidak bisa menahan tangisnya, dan kelompok chinchilla-chinchilla lucu di sekitarnya juga menangis. Hanya kelinci kecil cantik yang bisa mengendalikan emosinya.     

Xuanyuan Pofan tidak tahu harus tertawa atau menangis. Dengan lembut dia menepuk punggung Liuli Guoguo dan berkata, "Sudah sudah, kita harus pergi ke pesta pernikahan, dan bukan berarti kamu tidak akan ke sini lagi."     

"Ya..." jawab Liuli Guoguo, lalu dia meraih jubah hitam Xuanyuan Pofan dan menyeka hidungnya.     

Xuanyuan Pofan hanya bisa tertegun ketika kebiasaan buruk kucing kecilnya kembali muncul.     

***     

Kecepatan kereta terbang burung Luan sangat cepat. Mereka berangkat pada siang hari, dan sebelum sore hari, kereta terbang burung Luan sudah berhenti di pintu gerbang kediaman Raja Huayou.     

Setelah kembali ke istana untuk beristirahat semalam, Liuli Guoguo bangun keesokan harinya. Dia membersihkan dirinya, lalu pergi ke pesta pernikahan Wu Yunlie dan Zhan Zisang bersama Xuanyuan Pofan.     

Di belakang kereta yang mereka tumpangi, terdapat dua kereta yang mengikuti. Kereta itu penuh dengan hadiah yang akan diberikan Raja Huayou kepada Wu Yunlie dan Zhan Zisang.     

Sebelum turun, Liuli Guoguo menutupi wajahnya dengan cadar merah muda dan digendong dari kereta oleh Xuanyuan Pofan. Seperti yang dia duga, ketika dirinya dan Xuanyuan Pofan baru saja keluar dari kereta, para tamu di rumah jenderal Wu Yunlie langsung heboh. Mereka semua menatapnya dan menatap Xuanyuan Pofan dengan tatapan berbinar.     

Ayah Wu Yunlie, Wu Ge, yang merupakan Guru Kerajaan, kemudian keluar untuk menemuinya secara langsung. "Salam, Raja Huayou dan Istri Kecil Raja Huayou, silakan masuk!!"     

Wu Ge sangat bersemangat, hingga tangan tuanya yang memegang tongkat kepala naga bergetar hebat. Meskipun Yang Mulia Raja Huayou bersahabat dengan putra sulungnya, tetapi dia tetap harus memperlakukannya dengan hormat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.