Istri Kecilku Sudah Dewasa

Seperti Pengawal Ketujuh!



Seperti Pengawal Ketujuh!

1Ketika Liuli Guoguo melihat ekspresi marah pria itu dan ingin tertawa, tetapi dia tidak berani tertawa. Namun, karena dia takut kakak dan saudara iparnya akan merasa tidak enak, jadi dia segera mendorong telapak tangan Xuanyuan Pofan. "Tidak apa-apa, aku akan pergi ke kamar dan berganti pakaian."     

Sebenarnya, ini hanyalah hal yang sangat tidak penting. Lalu, entah siapa yang menyuruh bayi itu begitu nakal. Namun, Kakak Po-nya sangat memanjakannya, hingga dia bisa aja akan marah pada anak dari kakaknya.     

Xuanyuan Yuexin menyentuh hidungnya karena malu, sedangkan bayi di gendongannya hanya mengerjapkan matanya dengan polos. Bayi itu menatap wajah muram Xuanyuan Pofan yang tampan, lalu menjulurkan kepalanya dan tubuhnya seolah gemetar. Matanya yang sebesar anggur tampak ketakutan.     

Sedangkan bayi yang ada di pelukan Liuli Tian, ​​​​ketika dia melihat kakaknya, ibunya, neneknya, bibinya, dan Xuanyuan Pofan yang murung, dia menjulurkan lidahnya. Bukankah kakak hanya menjatuhkan sup, lalu kenapa pria ini sangat marah? batinnya tidak mengerti.     

***     

Setelah Liuli Guoguo selesai berbicara, dia berlari ke arah kamar nya. Lalu, setelah berganti pakaian, dia keluar sambil bersenandung. Tetapi saat di tengah jalan, dia melihat seorang pria jangkung dengan jubah Biksu yang memeluk seorang wanita yang berlumuran darah, dan bergegas melewatinya.     

Liuli Guoguo tertegun sejenak. Tanpa sadar dia berbalik dan menyadari bahwa pria itu tampaknya tidak asing. Namun wanita yang dipeluknya tampak lebih akrab. Dia hanya meliriknya, dan segera menyadari bahwa pria itu tampak seperti kakaknya yang tampan, dan dia sangat mirip dengan Wu Yunfu.     

Sedangkan wanita yang berlumuran darah di lengannya, meskipun wajahnya berlumuran darah sehingga dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, tetapi tonjolan bulat berbentuk seperti bulan itu…     

Liuli Guoguo mengerutkan kening dan berlari mengejar pria berpakaian Biksu tersebut.      

Lalu, pria berpakaian Biksu yang bergegas di depan itu sepertinya menyadari ada seseorang yang mengejarnya, jadi dia langsung mempercepat langkahnya.     

Liuli Guoguo hanya merasa bahwa penglihatannya kabur, dan pria berpakaian Biksu itu menghilang sambil memeluk wanita tersebut. Namun dia tidak terlalu peduli dan terus mengejarnya. Tetapi, kemudian dia hanya melihat ada satu jalan di depan. Setelah itu, dua Biksu muda tiba-tiba muncul untuk menghentikannya.     

"Nona, ini adalah tempat tertutup untuk Biksu kami. Orang luar dilarang masuk!" Setelah Biksu muda itu menghentikan Liuli Guoguo, dia melipat telapak tangannya dan membungkuk padanya.     

Liuli Guoguo mengangguk, tetapi dia melirik curiga ke pintu Kuil Leluhur di ujung jalan. Kemudian, dia melihat kepala Biksu muda yang botak itu, lalu menyentuh hidungnya, berbalik dan lari.     

"..."     

Kedua Biksu muda itu tercengang. Mereka tampaknya tidak menyangka bahwa gadis itu akan begitu patuh. Padahal mereka pikir, mereka harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk berbicara dengannya.     

***     

Di dalam Kuil Leluhur,      

Du Song meletakkan pengawal ketujuh yang berlumuran darah di sofa. Kemudian dia mengeluarkan pil ajaib dari gelang ruang sihirnya, dan dengan cepat memasukkannya ke mulut pengawal ketujuh. Setelah itu dia mengangkat telapak tangannya untuk memberi energi kepada pengawal ketujuh. Tetapi setelah beberapa saat, ujung telinganya mendengar bahwa gerbang Kuil Leluhur telah rusak.     

Begitu mata bunga persik itu membeku, dengan cepat dia melipat telapak tangannya, menggendong tubuh pengawal ketujuh, lalu bergegas menuju ke rak buku. Di sana, dia membalik surat yang tidak mencolok di rak buku.     

Rak buku pun segera terbagi menjadi dua bagian dari tengah, hingga ke kiri dan ke kanan. Setelah itu, sebuah pintu yang memancarkan cahaya hitam muncul. Kemudian, Du Song menunjukkan tatapan kosong dan membawa pengawal ketujuh masuk ke pintu tersebut.     

Ketika Du Song baru saja masuk dari pintu dan menutup rak buku, pintu ruangan tiba-tiba diledakkan oleh energi dalam yang kuat. Dua pria berbaju putih muncul di pintu. Mereka adalah pengawal kesatu dan pengawal kesembilan, yang pernah hidup dan mati bersama pengawal ketujuh.     

Kemudian, sosok gadis yang mengenakan pakaian merah muda yang kurus, melompat masuk sambil memegang seorang pria berjubah hitam di tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.