Bayinya
Bayinya
Setelah Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan mengunjungi Raja dan Ratu, mereka lantas meninggalkan istana.
Saat ini, Raja batuk darah lagi dan memanggil Kasim Wan untuk mengambil lukisan wanita cantik di depannya. Kemudian dia membuka lukisan wanita cantik itu dengan perasaan sedih. Lalu, ketika dia melihat wanita cantik yang ada di atas perahu, mata tuanya memerah, "Qing Cheng, Yuanqing... Sudah mati."
"Du Tianyu sudah mati, Murong Xian sudah mati, Ouyang Lin sudah mati, dan sekarang... Yi Yuanqing juga mati. Hanya aku... Hanya aku yang masih hidup." Setelah berbicara, Raja terbatuk lagi dan mengeluarkan seteguk darah merah.
Melihat hal itu, Kasim Wan yang berada di sampingnya, langsung cemas dan bergegas maju untuk menepuk punggung Raja. "Jangan katakan hal itu, Yang Mulia. Anda berbeda dari mereka. Yang Mulia, Anda panjang umur!"
Du Tianyu adalah Raja pertama dari Kerajaan Beiyun, Murong Xian adalah Raja pertama dari Kerajaan Lan Hai, dan Ouyang Lin adalah Raja pertama dari Kerajaan Xi Yue. Sedangkan Yi Yuanqing adalah ayah dari Yi Qianyuan, Raja pertama Kerajaan Nan Yan.
Para Raja yang memimpin kerajaan masing-masing, dan orang yang juga mengagumi Yi Qingcheng telah pergi satu per satu dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu membuat Raja menjadi semakin sedih, dan sepertinya dia mulai melepaskan perjuangannya. Lalu, dia hanya ingin menunggu datangnya kematiannya.
***
Setelah itu, Liuli Guoguo seolah tidak sabar untuk mengunjungi ibunya di Kuil Tao Qingfeng ditemani oleh Xuanyuan Pofan. Kemudian, Xuanyuan Pofan akan tinggal bersama Liuli Guoguo di Kuil Tao Qingfeng selama beberapa waktu.
Kebetulan kakak laki-laki Liuli Guoguo, Liuli Tian, bersama dengan saudara iparnya Xuanyuan Yuexin, membawa anak kembar mereka ke Kuil Tao Qingfeng dan membuat Liuli Guoguo sangat bahagia. Pada malam hari, dia hampir selalu membujuk kedua anak kembar dari saudaranya itu untuk tidur di ranjang yang sama dengan ibunya dan Xuanyuan Yuexin.
Sedangkan Xuanyuan Pofan dan Liuli Tian, masing-masing tinggal di sebuah ruangan. Mereka benar-benar kesepian dan kedinginan karena angin malam bertiup dan menerpa tubuh mereka. Namun, mereka hanya bisa menarik selimut. Untungnya sekarang ini musim panas, jadi angin malam itu juga terasa sedikit hangat.
Liuli Guoguo dan Xuanyuan Yuexin menemani Li Qiulan berbicara dan tertawa sambil menggendong dua anak kembar mereka. Sedangkan Liuli Tian hanya bisa bermain catur dan minum teh bersama Xuanyuan Pofan. Meskipun Xuanyuan Pofan telah dengan sengaja mengalah di setiap kali mereka bermain catur, tetapi Liuli Tian masih saja kalah dan bahkan hampir marah.
Namun, karena Xuanyuan Pofan tidak pelit dalam bertukar ilmu bela diri dengan Liuli Tian, jadi Liuli Tian dan Xuanyuan Pofan pun bertanding beberapa kali. Meski Xuanyuan Pofan berniat mengalah, tetapi entah bagaimana jika kekuatan Liuli Tian tiba-tiba meningkat banyak.
"Kak Yuexin, bayimu menjatuhkan mangkuknya lagi."
Liuli Guoguo sedang menggendong anak dari kakaknya dan menyuapinya makan. Tetapi saat akan menyuapinya, tangan gemuk itu terentang. Sedangkan dirinya tidak memperhatikan, sehingga dia menjatuhkan mangkuk kayu di depannya, lalu semua sup di dalamnya tumpah, dan itu membuat Liuli Guoguo tercengang
Xuanyuan Yuexin segera memberikan bayi yang digendongnya ke tangan ayahnya, lalu berlari untuk menggendong bayinya yang berada di tangan Liuli Guoguo. Setelah itu dia berpura-pura marah dan memukul pantat bayinya.
Liuli Guoguo pun tertawa, dan berdiri untuk membereskan situasi menyedihkan di depannya. Ternyata merawat bayi juga merupakan hal yang sangat melelahkan.
Sedangkan Xuanyuan Pofan mengeluarkan saputangan hitam dari pakaiannya, lalu menyeka lengan baju dan rok Liuli Guoguo yang terkena sup. Alisnya yang tebal terlihat sedikit mengernyit. Karena di matanya, sebenarnya Liuli Guoguo adalah bayi yang perlu digendong dan dilindungi. Entah bagaimana bisa bayinya mengurus bayi orang lain.