Xiao Huan Mabuk
Xiao Huan Mabuk
Su Muhuan tahu bahwa dia sudah kalah dari Ma Jinjiao, jadi dia berhenti makan dan menjatuhkan jeruk di tangannya. Kemudian dia mengeluarkan saputangan sutra dari saku lengan bajunya dan menyeka mulut Ma Jinjiao, "Kakak, lihatlah dirimu. Aku tahu aku harus meminum arak bungamu."
Ma Jinjiao tertawa bahagia dan memberikan cangkir batu giok putih pada Su Muhuan, "Kalau begitu, cepat minum ini!"
"Meong!" Kucing abu-abu di pelukan Ma Jinjiao juga mengeong dengan gembira.
Su Muhuan tidak berani menolak lagi. Dia mengambil arak bunga itu dan menyesapnya. Karena dia merasa bahwa rasa arak bunga ini tidak aneh dan bisa diterima seperti yang dia harapkan. Arak ini juga membuatnya sangat hangat, jadi dia langsung meneguk semua arak bunga itu. Namun, tidak lama setelah minum, wajah putihnya telah berubah menjadi merah, dan matanya yang indah sedikit kabur.
"Apakah rasanya enak?" Ma Jinjiao menuangkan secangkir lagi untuk Su Muhuan dan untuk dirinya sendiri.
Dia sering memilih arak yang enak untuk diminum, dan kadar alkoholnya juga rendah, jadi dia bisa mengatasi arak ini. Dia juga merasa bahwa ketika minum arak ini, rasanya tidak jauh berbeda dengan minum air biasa. Secara tidak sadar, dia berpikir bahwa Su Muhuan juga akan akan baik-baik saja setelah meminumnya, jadi dia memberinya secangkir lagi.
"Enak." Su Muhuan sudah mabuk dan berkata sambil tertawa. Pandangan matanya tampak buram, jadi yang dilihatnya juga tampak menarik.
Mungkin setelah meminum secangkir lagi, dia akan benar-benar tidak sadar. Tetapi saat Ma Jinjiao memberinya lagi, Su Muhuan tidak menolak dan mengambilnya, lalu meneguk semuanya. Setelah minum, kemudian dia tersenyum konyol pada Ma Jinjiao, "Enak..."
Ma Jinjiao tertegun sejenak. Sebab, tingkah Su Muhuan membuatnya berdebar. Karena dia terlihat sangat cantik.
Ketika Ma Jinjiao melihat penampilan Su Muhuan yang menjadi lebih menawan, dia langsung berpikir. Jika Putra Mahkota bersembunyi di belakang dan mengintip saat ini, dia pasti akan terpesona oleh penampilan Su Muhuan. Saat memikirkan hal ini, tanpa sadar dia menoleh dan menyapu ke arah bunga dan pohon di belakangnya. Karena mungkin, dirinya bisa menangkap bayangan Putra Mahkota.
"Kakak, aku ingin minum lagi."
Ma Jinjiao masih melihat ke belakang, tetapi Su Muhuan menarik sudut pakaiannya dengan tangannya. Ketika dia berbalik, Su Muhuan menatapnya dan meminta minum arak lagi. Saat ini, wajah bulatnya terlihat sangat cantik.
Ma Jinjiao terkejut, tetapi dengan cepat dia mengambil cangkir arak di depan Su Muhuan. "Xiao Huan… Kamu… Kamu mabuk. Kamu tidak bisa minum lagi."
Ketika Ma Jinjiao melihat Su Muhuan pusing dan wajahnya merona seperti itu, sepertinya dia sudah mabuk. Ma Jinjiao terkejut karena kekuatan minum Su Muhuan sangat lemah. Padahal hanya minum dua cangkir arak bunga, tetapi dia sudah mabuk seperti itu. Jadi Ma JInjiao tidak bisa membiarkannya minum lagi.
Su Muhuan berdeham dengan kesal, lalu berdiri dan meraih cangkir di tangan Ma Jinjiao. "Kakak, kamu mengambil cangkirku. Kembalikan padaku."
"..." Ma Jinjiao meneteskan keringat dingin. Sebab, siapa pun yang mabuk akan terlihat berbeda.
Biasanya, Su Muhuan sangat lembut, tetapi sekarang sikapnya dingin. Di sisi lain, begitu dia mabuk, dia bisa terlihat sangat imut saat marah.
"Tidak, aku tidak bisa mengembalikannya padamu. Tidak ada arak di cangkir ini. Xiao Huan, kamu mabuk." Ma Jinjiao menyembunyikan cangkir di belakangnya.
"Menyebalkan, aku hanya ingin minum."
Su Muhuan mengerjapkan mata aprikotnya yang buram. Ketika dia mendengar Ma Jinjiao mengatakan bahwa tidak ada arak di cangkir batu giok putih itu, dia ingat bahwa arak di dalam cangkir itu memang sudah diminum olehnya, jadi cangkir itu kosong. Lalu, begitu mengalihkan pandangannya, dia bergegas menuju kendi dari tanah liat yang ada di atas meja.