Apa Aku Menyakitimu?
Apa Aku Menyakitimu?
Yi Qianyuan juga tampak dingin. Melihat Xuanyuan Poxi memegang Su Muhuan dengan sangat erat, membuatnya langsung mengerutkan keningnya. Kemudian, dia menyadari bahwa wajah kecil gadis itu tampak kesakitan. Lalu, akhirnya dia mengambil inisiatif untuk melepaskan tangan Su Muhuan. Namun, dia tidak ingin terlihat seperti Xuanyuan Poxi yang kekanak-kanakkan di depannya ini.
Pada awalnya, saat dia menemui Xuanyuan Poxi untuk melamar Su Muhuan, dia ingin memberi Su Muhuan martabat yang cukup. Bahkan jika pada saat itu Xuanyuan Poxi tidak setuju, tapi dia masih memiliki sepuluh ribu cara untuk mendapatkan Su Muhuan. Sekarang, dia tidak takut kalau gadis itu akan diambil kembali oleh Xuanyuan Poxi.
Lalu, alasan utamanya melepaskan tangan Su Muhuan adalah, karena gadis itu terlihat kesakitan. Dia tidak bisa melihatnya seperti itu, dan dia lebih suka jika membiarkannya pergi untuk sementara waktu.
"Huh!"
Setelah Su Muhuan dilepaskan oleh Yi Qianyuan, Xuanyuan Poxi memberikan tatapan dingin pada Yi Qianyuan, lalu langsung menarik Su Muhuan pergi.
Xiao Benzi menatap Yi Qianyuan yang tampak muram, setelah itu menatap Zhang Yu yang tampak sangat marah. Kemudian dia menatap Xuanyuan Poxi dan bergegas mengejarnya.
"Yang Mulia, bukankah Anda menyukai gadis itu? Kenapa Anda melepaskannya?" Zhang Yu mendekati Yi Qianyuan dan bertanya dengan bingung. Setelah berhasil dibujuk oleh Yi Qianyuan, dia telah melepaskan ide untuk mencegah Yi Qianyuan menikahi Su Muhuan.
Melihat Yi Qianyuan yang tampak bahagia saat bersama Su Muhuan, dia berusaha mengesampingkan prasangka buruknya. Dia juga ikut bahagia jika Yi Qianyuan bahagia, dan dengan tulus memberkatinya. Yi Qianyuan selalu bersikap dingin karena dia pernah tinggal di Istana pengasingan. Jika Su Muhuan bisa membuatnya terlihat lembut, kenapa tidak?
Namun…
"Barusan, kenapa Yang Mulia membiarkan Su Muhuan diseret oleh Putra Mahkota Kerajaan Dong Xuan?" tanya Zhang Yu karena tidak mengerti.
"Gadis itu milikku. Dia tidak akan bisa melarikan diri." Yi Qianyuan berkata dengan penuh percaya diri dan menatap punggung gadis itu, lalu tersenyum dengan bibir tipisnya. Senyum itu seolah menutupi raut dingin di wajah tampannya.
Ketika dia sudah berperang, Xuanyuan Poxi masih minum susu. Dia hanya seorang anak kecil. Lalu, entah apa yang perlu ditakutkan. Sebab, dia tidak akan bisa merebut gadisnya.
Xuanyuan Poxi menarik Su Muhuan ke bawah pohon willow dan menatapnya, tapi dia masih tidak mau melepaskan cengkeraman tangannya.
"Yang Mulia..."
Su Muhuan menyentuh tangannya dan memberi isyarat kepada Xuanyuan Poxi untuk melepaskannya. Wajahnya yang kecil tidak bisa melihat dengan jelas tatapan Xuanyuan Poxi yang seperti itu.
Xuanyuan Poxi menyadari bahwa dia masih memegang tangan gadis itu, dan dengan cepat melepaskannya. Melihat pergelangan tangan gadis itu merah karenanya, dia pun merasa ingin menampar dirinya sendiri. Bagaimana bisa aku tidak mengasihaninya! batinnya.
"Maaf, apa aku menyakitimu?" Xuanyuan Poxi melihat pergelangan tangan Su Muhuan dengan sikap menyalahkan dirinya sendiri. Kemudian dia memeriksa pergelangan tangan Su Muhuan.
Su Muhuan tercengang karena kekhawatiran pria itu padanya, dan tanpa sadar dia menarik diri darinya. "Tidak apa-apa. Apa ada hal yang ingin Yang Mulia katakan pada saya?"
Su Muhuan tidak mengerti, kenapa pemuda itu tiba-tiba memperlakukannya dengan begitu lembut. Padahal sebelumnya, dia memperlakukannya dengan begitu buruk… Seketika, kehidupannya saat menjadi pelayan Xuanyuan Poxi sebelumnya pun muncul di benaknya. Hal itu langsung membuatnya merasa sedikit sedih.
"Apa kamu... Melihat liontin batu giok di istana?" Xuanyuan Poxi menatap mata aprikot gadis itu dan bertanya padanya dengan lembut. Dia menggila saat mencari liontin batu giok di istana timur berkali-kali, tetapi dia tidak dapat menemukannya. Mungkin saja kalau malam itu Su Muhuan mengambilnya.
"..." Su Muhuan mengerucutkan bibirnya, dan matanya yang indah menunjukkan kerumitan yang jelas. Setelah ragu-ragu, dia lalu mengeluarkan liontin giok hijau muda dari dalam pakaiannya, "Apa ini yang dimaksud Yang Mulia?"
Xuanyuan Poxi menatap liontin giok yang dipegang oleh gadis itu dan terus mengunci pandangannya pada mata berkabut gadis itu. Hatinya berdebar kencang dan dia pun berdeham. Sebab, liontin giok ini memang ditemukan olehnya.