Istri Kecilku Sudah Dewasa

Menahan Rasa Sakit Akibat Kerinduan



Menahan Rasa Sakit Akibat Kerinduan

0Tetapi, setelah kembali dari Pancheng bersama rombongannya, Xuanyuan Poxi terlihat berbeda. Namun, ini tetap pertama kalinya Raja melihat tatapan serius putranya, dan hal ini membuat Raja tercengang. "Apa kamu benar-benar menyukai pelayan bernama Su Muhuan itu?" tanyanya sambil mengerutkan keningnya.     

"Ya, Ayah!" Xuanyuan Poxi menjawab dengan tulus, dan wajah tampannya juga penuh dengan keseriusan.     

... Pernahkah aku begitu yakin tentang perasaanku seperti putraku ini? Batin Raja. Sebab, perasaannya pada orang yang dicintainya, mungkin tidak sebesar perasaan Xuanyuan Poxi pada pelayan itu.     

Tangan tua Raja yang berada di sandaran tangan kursi naga mengencang, dan kemudian dia bertanya kepada Xuanyuan Poxi yang berlutut di depannya, "Apa hanya karena pelayan istana itu, kamu membuat dirimu sendiri terlihat seperti ini?"     

Pada saat ini, rambut Xuanyuan Poxi masih berantakan, bahkan matanya juga merah dan bengkak. Wajahnya pun juga terlihat sangat lelah dan pucat. Jika dia tidak mengenakan jubah kuning cerah yang mewah, orang lain mungkin akan berpikir bahwa Putra Mahkota yang berpangkat tinggi ini adalah seorang gembel.     

"..." Xuanyuan Poxi mengerjapkan matanya dengan lemah, lalu menjawab pertanyaan Raja, "Ya."     

Raja menghela napas. "Lalu, apa yang ingin kamu lakukan dengan pelayan istana itu setelah kamu menyesalinya?"     

"Aku..." Pertanyaan ini membuat Xuanyuan Poxi sedikit tercengang.     

Raja tertawa. "Kamu ingin mengirimnya ke tempat pencuci pakaian lagi?"     

"Tidak, Ayah!" Xuanyuan Poxi menggertakkan giginya dan merasa tertekan ketika memikirkan hal ini. "Aku akan membawanya kembali ke Istana Timur!"     

"Lalu?" Raja mendesis dingin.     

"Lalu..." Xuanyuan Poxi terdiam lagi.     

Kemudian, Raja menjawab untuknya, "Lalu membiarkannya terus menjadi pelayanmu? Atau apa kamu ingin menjadikannya sebagai selir dan menjadikannya selir utama?"     

"..." kali ini, Xuanyuan Poxi benar-benar terdiam.     

"Xi'er, jangan lupa bahwa sudah ada Ma Jinjiao di Istanamu. Jika kamu ingin membawa pelayan itu ke Istanamu, kamu hanya bisa menjadikannya sebagai selir. Mungkin menjadi selir biasa sudah merupakan status terbaik untuknya sejauh ini, menyangkut statusnya sebelumnya yang hanya menjadi pelayan."      

"Tetapi, bukankah kamu juga tahu, ketika Yi Qianyuan akan menikahinya, dia akan menjadikan gadis itu satu-satunya istrinya? Lalu bagaimana denganmu? Dia mungkin memang istimewa dan cantik sehingga kamu dan Yi Qianyuan menyukainya secara bersamaan. Tetapi, Yi Qianyuan adalah pilihan terbaik untuknya."     

Orang yang sangat dicintai Raja memiliki perbedaan besar dengannya dalam semua hal. Dia pernah mengalami perasaan yang dialami putranya. Jadi, Raja hanya bisa menangani masalah putranya dengan tenang.      

Bahkan jika dia adalah orang yang sangat berkuasa di kerajaan Dong Xuan dan menjadi panutan rakyatnya. Tetapi dia juga tidak bisa menahan rasa jijiknya terhadap identitas Su Muhuan, sehingga dia memberi tahu putranya dengan lembut. Karena jika mereka benar-benar saling mencintai, maka kesenjangan identitas, kesenjangan status, dan perbedaan usia, itu semua hanya omong kosong!     

Dalam benak Raja, dia tidak bisa tidak memikirkan bagaimana rakyatnya akan mencemooh putranya. Sebab, hanya karena seorang gadis cantik, dia tidak akan membiarkan reputasi putranya hancur. Karena, jika suatu ketika dia jatuh cinta pada gadis cantik, tetapi dia harus melupakannya. Hal itu demi Kerajaannya, dan mau tidak mau harus menahan rasa sakit akibat kerinduan itu.     

Setelah mendengarkan perkataan Raja, Xuanyuan Poxi langsung merasa konyol dan benar-benar bingung. Ya, sudah ada Putri Mahkota di Istananya. Selain itu, Su Muhuan adalah penyelamat hidupnya. Namun, dirinya telah menyakitinya lagi dan lagi, jad dia pantas mendapatkan yang terbaik. Entah bagaimana bisa dirinya hanya memberinya posisi selir.     

Karena itu tidak layak untuknya!     

***     

"Hei, apa kita masih harus melanjutkan bermain catur?" Wu Yunfu yang menyadari bahwa Raja masih belum kembali setelah dia pergi menemui Putra Mahkota, mulai bosan bermain catur dan berkeliaran di sekitar aula.     

Setelah menggoda burung beo hitam jelek di sana, tiba-tiba dia mengingat sosok kecil yang lucu dibenaknya. Kemudian dia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.