Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tiga Kota Ditukar dengan Sebuah Cerita



Tiga Kota Ditukar dengan Sebuah Cerita

2Ketika Su Muhuan ditegur oleh Xuanyuan Poxi secara tiba-tiba, baru saat itulah dia kembali sadar karena terkejut dan bingung. Tetapi, dia tidak melakukan perintah Xuanyuan Poxi dan langsung berjalan menuju Xuanyuan Poxi.     

Lalu, sebagai gantinya, dia memberi hormat pada Xuanyuan Poxi dan berkata dengan lemah, "Yang Mulia, sekarang saya adalah pelayan istana di tempat pencucian pakaian, dan tidak memenuhi syarat untuk melayani Yang Mulia."     

Xuanyuan Poxi terdiam, kemudian dia bekata dengan kesal, "Siapa yang memberimu keberanian untuk tidak mematuhi perintahku? Cepat ke sini!"     

Su Muhuan menggigit bibirnya dengan erat, dan setelah ragu-ragu sejenak, barulah dia akhirnya menghampiri Xuanyuan Poxi. Saat berjalan di depan Yi Qianyuan, jantungnya berdebar kencang. Meskipun pria itu agak jauh darinya, tapi Su Muhuan bisa dengan jelas mencium aroma anggrek samar yang berasal dari tubuh pria itu. Aroma pria itu membuat hatinya kacau balau.     

Barusan, ketika Yi Qianyuan berbalik, matahari di luar jendela menerpa wajah pria itu. Su Muhuan dapat dengan jelas melihat wajahnya, yang sama persis dengan pria berbaju hitam yang telah menyelamatkannya berkali-kali. Sesaat dia sangat tercengang. Karena dia tidak pernah mengira bahwa pria berbaju hitam itu adalah Yi Qianyuan, pemimpin dari Kerajaan Nan Yan.     

Namun, Yi Qianyuan tidak memandangnya sama sekali, dan ekspresi pria itu sangat tenang. Sehingga hal itu membuat Su Muhuan ragu-ragu. Apa mereka berdua hanya mirip? Namun, jika memang begitu, bagaimana dengan aroma anggrek yang ada di tubuhnya? batinnya.     

"Bodoh!"     

Ketika Su Muhuan berdiri di samping, Xuanyuan Poxi memelototi Su Muhuan dan berbisik padanya. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke Yi Qianyuan, lalu berkata sambil tersenyum, "Tuan Yi, harap maklum. Pelayan di istana ini memang kurang disiplin."     

Ketika Su Muhuan menuangkan teh untuk Xuanyuan Poxi, Yi Qianyuan duduk tidak jauh dari tempatnya berdiri. Wajahnya yang tidak asing membuat Su Muhuan memikirkan apa yang terjadi tadi malam, dan membuat wajah kecilnya memerah.      

Yi Qianyuan mencoba menahan keinginannya untuk menatap Su Muhuan. Sepertinya dia tidak ingin menunggu lebih lama lagi, jadi dia segera mengeluarkan tiga lembar surat kepemilikan kota dari gelang ruang sihirnya, dan meletakkannya ke meja pendek di depannya.     

"Tuan Yi, apa maksudmu?" Xuanyuan Poxi menyesap tehnya dan bertanya dengan bingung. Karena pria itu mengeluarkan tiga surat perintah secara langsung, jadi dia pasti ingin melakukan sesuatu...     

Yi Qianyuan tersenyum pada Xuanyuan Poxi dan berkata, "Yang Mulia, ini adalah Kota Meng di Kerajaan Xiu Lan, Kota Wo di Kerajaan Bei Yun, dan Kota Xiao di Kerajaan Lan Hai. Semua kota itu dibangun oleh saya dan pasukan saya. Sekarang, saya ingin mempersembahkan ketiga kota ini untuk Kerajaan Dong Xuan, dan Anda hanya perlu mendengarkan cerita saya dengan tenang."     

"Cerita apa?"     

Xuanyuan Poxi mengaitkan bibirnya. Yi Qianyuan menawarkan tiga kota padanya, dan hanya untuk memintanya mendengarkan ceritanya. Seolah-olah dia hanya ingin bercerita, tetapi sebenarnya dia pasti memiliki permintaan. Dari nadanya bicaranya, sepertinya pria ini yakin bahwa Xuanyuan Poxi akan menyetujuinya.     

Yi Qianyuan mungkin memiliki niat tersembunyi, jadi Xuanyuan Poxi tidak berani meremehkannya dan ingin tahu apa tujuan Yi Qianyuan yang sebenarnya.     

Kemudian Yi Qianyuan berkata dengan perlahan, "Selama Yang Mulia bersedia untuk menerima ketiga kota ini, saya akan mengatakannya."     

"Hm, Tuan Yi, kamu memiliki tiga kota di tanganmu, dan kamu ingin memberikan kota itu padaku hanya untuk memintaku mendengarkan ceritamu? Bukankah itu terlalu sia-sia? Jika memang Tuan Yi ingin bercerita, aku bersedia mendengarnya. Bagaimanapun juga, ketiga kota ini adalah hasil kerja keras Tuan Yi. Aku tidak bisa menerimanya begitu saja."     

Xuanyuan Poxi mengingat kejadian tiga tahun yang lalu, ketika dia pergi ke Kerajaan Lan Hai untuk berperang. Kakak keenamnya membeli nyawa Murong Mingtao dari pangeran ketiga Kerajaan Lan Hai dengan sebuah kota. Saat itu, setelah mendengar berita ini, dia menggerutu dan mengatakan bahwa kakak keenamnya melakukan hal yang sia-sia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.