Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tata Cara Si Kucing Kecil Menata Ruangan



Tata Cara Si Kucing Kecil Menata Ruangan

1Tanpa menunggu Lie Nieduo selesai tertawa. Zhan Zihao mengangkat dahinya, menatap lurus ke arahnya, dan tiba-tiba mendorongnya ke dinding.     

"Tuan Zhan, apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Kamu menertawakanku?"     

Suara pemuda itu terdengar, dan wajahnya yang tampan tampak serius.     

Lie Nieduo tersipu dan memukul Zhan Zihao dengan tangan gemuknya, "Apa yang kamu lakukan, Tuan Zhan? Ini sudah larut, kembalilah ke asrama Hongfeng."     

Zhan Zihao hanya menatap Lie Nieduo dan tidak berbicara. Dia menatap matanya yang cerah hingga bibirnya yang lembut. Padahal sebenarnya, dia gugup karena ingin mencium bibir Lie Nieduo.     

"Tuan Zhan? Tuan Zhan?" Melihat bahwa Zhan Zihao tidak berbicara untuk sementara waktu, tangan gemuk Lie Nieduo lalu melambai dengan bingung di depan Zhan Zihao.     

"..."     

Zhan Zihao tersadar kembali dari akal sehatnya. Mengingat adegan sepupunya yang memangku Liuli Guoguo dan menciumnya, wajahnya yang tampan tiba-tiba memerah, dan dia menyesali bahwa dia tidak seberani sepupunya. Kenapa aku tidak berani mencium Lie Nieduo seperti itu?! batinnya.     

"Hei, Tuan Zhan, cepatlah kembali! Aku mengantuk." Lie Nieduo sedikit bingung melihat Zhan Zihao yang hanya diam saja. Jadi dia langsung memukulinya dan ingin mendorongnya menjauh.     

"Istriku, aku ingin menciummu."     

Sial, bagaimana aku bisa mengatakannya! Batin Zhan Zihao yang menyesalinya, dan membuat wajahnya yang tampan memerah. Setelah itu dia hanya bisa mengangkat wajah Lie Nieduo yang gemuk, mencium pipinya, dan kemudian melarikan diri.     

Lie Nieduo sedikit tidak berdaya dengan kelakukan Zhan Zihao hari ini, dan itu membuat wajah gemuknya memerah. Dia tidak mengerti, mengapa dirinya sangat malu pada Zhan Zihao hari ini. Padahal, dia selalu malu ketika Zhan Zihao mencium pipinya. Setelah itu dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, lalu kembali ke kamarnya dengan bahagia.     

***     

Ketika berjalan keluar dari gerbang asrama Tao Hua, Zhan Zihao terengah-engah dan meninju tiang pintu. "Zhan Zihao, kenapa kamu begitu penakut!" keluhnya. Lupakan saja, jika hari ini belum berhasil, aku akan bekerja keras besok. Bagaimanapun, suatu hari aku akan mencium bibir calon istriku yang gemuk!     

***     

Di sebuah kamar rumah bambu hitam, tampak gadis kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah muda bergerak ke sana-kemari.     

"Letakkan ini di sana." Xuanyuan Pofan menepuk kepala Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo mengerutkan kening dan menarik tangan besar Xuanyuan Pofan, "Tidak, di sini lebih baik!"     

Liuli Guoguo sedang berdebat dengan Xuanyuan Pofan, tentang di mana dia harus meletakkan vas merah mudanya yang pendek dan bulat.     

"Ini berwarna merah muda, akan canggung jika diletakkan di sini." Xuanyuan Pofan agak kesal dengan tata cara kucing kecilnya menata ruangan.      

Sebab, ketika dia meletakkan vas di sana, Liuli Guoguo melangkah mundur, kemudian melihat ke kiri dan ke kanan, lalu berkata dengan cemberut, "Bukankah ini sangat indah?"     

Xuanyuan Pofan hanya bisa menepuk dahinya.     

Melihat tatapan menjijikkan Xuanyuan Pofan, Liuli Guoguo berpikir sejenak, tetapi dia hanya bisa berkompromi dengan murah hati. Lalu, dia mengambil vas bulatnya dan bersiap untuk mencari tempat lain. Tapi mulut kecil itu cemberut hingga hampir mencapai lubang hidungnya.     

"Huh... Terserah kamu saja, asal kamu bahagia."     

Entah apa lagi yang bisa dilakukan Xuanyuan Pofan. Kucing kecilnya mengerucutkan bibirnya seperti itu. Tentu saja dia harus membiarkannya.     

Namun, Liuli Guoguo menggelengkan kepalanya dan menghentikan tangan kecilnya, "Hum, lupakan saja, aku tidak akan meletakkannya di sana. Tidak baik jika merusak pemandangan Yang Mulia Raja Huayou."     

Xuanyuan Pofan terdiam sesaat.     

"Tidak merusak pemandanganku." Sebab, seorang Raja harus memiliki hati nurani yang baik.     

"Tidak perlu." Liuli Guoguo mengangkat dagunya dan terlihat sangat angkuh.     

Hal itu membuat Xuanyuan Pofan hanya bisa berkompromi lagi, "Vasnya bagus, letakkan di sini."     

Lalu, detik berikutnya, gadis itu menghampirinya, mengangkat kaki kecilnya dan mencium dagu pria itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.