Ibu Kota Kekaisaran Gempar
Ibu Kota Kekaisaran Gempar
Xuanyuan Pofan juga menutupi dirinya dengan selimut. Setelah memeluk Liuli Guoguo, dia mencium hidung kecilnya dengan penuh kasih sayang.
Liuli Guoguo mengangguk patuh dan menenggelamkan tubuhnya ke dalam pelukan Xuanyuan Pofan, "Baiklah, selamat malam, Kakak Po~" Tetapi ketika selesai mengatakan ini, dia hanya menutup mata sebentar dan membuka lagi, "Kakak Po, apa kamu benar-benar baik-baik saja?"
Xuanyuan Pofan mencubit wajah kecil Liuli Guoguo, "Ya, aku baik-baik saja. Lagi pula apa yang bisa terjadi padaku? Tidurlah."
"Oh, baiklah, aku akan tidur." Liuli Guoguo berhenti berbicara dan memejamkan matanya dalam pelukan Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo tidak tahu bahwa saat dia tertidur bahagia di pelukan pria berjubah hitam, sesosok mayat yang seluruh tubuhnya terbakar merah dengan besi panas, dengan wajah yang miring, digantung di paku hitam gerbang kekaisaran. Orang ini adalah Ye Mingtao, menteri kekaisaran.
"Ah--!"
"Ah! Ada mayat! Ada mayat!!"
"A-astaga... Siapa itu? Dia mati dengan mengenaskan!"
"Apa yang tertulis di tubuhnya?"
Keesokan harinya, terdengar teriakan di pintu gerbang kota.
Di atas gerbang kota ada sesosok mayat yang digantung. Sepertinya, darahnya sudah mengering, matanya memutih, pupil matanya hilang, lalu seutas tali emas dan hitam tebal diikatkan di leher mayat itu.
Di bawah lehernya, terjuntai gulungan kain panjang di sepanjang tubuh panjang. Di atas kain, dengan darah merah cerah, sebuah kalimat tertulis——
'Aku, Ye Mingtao, dengan sengaja salah menggambarkan dan menyebarkan desas-desus tentang Nyonya Kecil dan aku akan meminta maaf padanya dengan kematianku!'
Pada saat itu, mayat berdarah tiba-tiba muncul di gerbang kota, yang membuat ibu kota kekaisaran gempar. Semua orang terkejut, dan semuanya merasa takut. Rumor itu seperti semut yang ganas, sebab tidak dapat dihilangkan sama sekali. Tidak peduli berapa banyak klarifikasi dan penjelasan yang dibuat, karena itu tidak dapat meyakinkan semua orang.
Kalaupun mati, akan ada lagi bajingan yang meloncat untuk memfitnah Nyonya Kecil. Jadi, lebih baik langsung mencari orang yang menyebarkan desas-desus dan menunjukkannya kepada semua orang agar mereka jera.
Pertama, beri tahu orang-orang bahwa dia adalah orang yang menyebarkan desas-desus. Kedua, berikan efek kejut dan kaget. Sebab, siapa saja yang jeli, akan tahu bahwa mayat itu sengaja digantung di gerbang kota. Karena, entah bagaimana mayat itu bisa lari dengan sendirinya.
Reputasi Xuanyuan Pofan yang kekejaman dan berdarah dingin telah lama tidak terdengar. Jadi, mengapa tidak melakukannya lagi untuk membuat orang lain ketakutan.
Lalu, ketika mereka mendengarkan desas-desus dan berbicara di belakang, mereka semua lupa bahwa tidak peduli siapa Nyonya kecil, karena dia adalah istri dari Raja Huayou.
Membicarakannya di belakang, sama saja dengan tidak menghormati Raja Huayou. Tentu saja, mereka akan berakhir buruk. Maka dari itu, lihat saja mayat yang ada di gerbang, itu adalah peringatan bagi semua orang.
Oleh karena itu, terlepas dari emosi dan alasan, Xuanyuan Pofan menggunakan cara seperti itu, yang sesuai dengan citranya yang kejam, dan segera menghentikan orang-orang di ibu kota kekaisaran. Maka setelah melihat mayat ada di gerbang ibu kota kekaisaran, tidak ada lagi yang berani membicarakan rumor tentang Liuli Guoguo.
Beberapa orang akan tiba-tiba menyadari bahwa yang Xuanyuan Pofan benar. Karena ternyata, seseorang dengan sengaja menjebak Nyonya Kecil di belakangnya. Tapi sebenarnya, mereka diam karena mereka lebih takut, takut akan ajalnya sendiri. Mereka takut akan mati mengenaskan seperti menteri kekasiran di gerbang ibu kota kekaisaran.
Sebab, orang-orang lebih menghargai hidup mereka daripada kesenangan menyebarkan desas-desus dan mendiskusikan berita tidak jelas.
Xuanyuan Pofan tidak peduli, apakah orang lain akan menyerah menyebarkan desas-desus atau tidak. Dia tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain. Dia hanya mengungkapkan kebenaran kepada semua orang. Jadi percaya atau tidak, itu adalah urusan mereka.
Untuk waktu yang lama, desas-desus seperti itu tidak lagi menyebar, dan tidak ada lagi yang akan mengingat desas-desus itu.
Perlahan, waktu akan merubah segalanya.