Kaki Kecil yang Tergantung
Kaki Kecil yang Tergantung
Ada sedikit rona kemerahan di wajah Liuli Guoguo. Dia juga merasa kalau sekarang masih siang, dan semua orang bisa melihat. Sebab, Xuanyuan Pofan yang memeluknya seperti ini, sungguh agak memalukan.
Di halaman ada pelayan yang sedang menyapu, di bangku yang panjang ada kepala pelayan yang membersihkan lentera, dan dibelakangnya ada Ding Xiang serta Mo Li yang membawa keranjang penuh chinchilla. Tak jauh dari situ, ada juga pengawal kedua belas dan pengawal ketiga. Sekarang, bahkan ada Xuanyuan Poxi dan pelayan istananya yang cantik. Ini membuat Liuli Guoguo merasa agak malu.
Namun, Xuanyuan Pofan tidak memedulikan kata-katanya, seakan dia tidak mendengarkannya. Kemudian dia hanya mengatakan satu kalimat pada Xuanyuan Poxi, "Bekerjalah dengan baik."
Setelah itu, Xuanyuan Pofan memeluk Liuli Guoguo dan berjalan ke taman. Meninggalkan Xuanyuan Poxi dengan pemandangan punggungnya yang menjauh dan kaki kecil Liuli Guoguo yang tergantung, serta separuh kepala Liuli Guoguo bisa terlihat dari balik bahunya.
"..."
Xuanyuan Poxi merasa kacau dan memegang hatinya yang sakit. Akhirnya dia hanya bisa membawa Su Muhuan ke paviliun Ji Wen untuk menyelesaikan pekerjaan atas nama Xuanyuan Pofan.
Meski dia tahu maksud kakak keenamnya ini adalah untuk melatihnya dan membuatnya belajar lebih banyak. Namun, setiap saat dia melihat kakak keenam dan persik kecil itu menunjukkan kemesraan mereka, jadi dia merasa kesal. Entah mengapa susah sekali meredam kekesalan, karena sudah menonton pertunjukkan kemesraan mereka ini.
***
"Berlutut!"
Segera setelah Xuanyuan Poxi duduk, dia mengubah wajahnya dan memberi perintah pada Su Muhuan.
"..."
Su Muhuan terkejut.
"Apa kamu tidak dengar aku menyuruhmu untuk berlutut? Kamu tuli?" Xuanyuan Poxi jadi tidak sabaran ketika melihat wanita itu masih belum mematuhi perintahnya setelah sekian lama.
Setelah menggigit bibirnya, Su Muhuan mematuhi perintah Xuanyuan Poxi dan berlutut di depannya.
Setelah Su Muhuan berlutut, perilaku Xuanyuan Poxi masih arogan, tapi dia menggulung lengan bajunya dan menyentuh kening putih Su Muhuan.
"..."
Jantung Su Muhuan berdetak sangat kencang dan wajahnya memerah.
"Hm, tak buruk. Temperaturnya sudah lebih rendah dari pagi ini. Sepertinya tempat tidurku sangat berguna. Kamu wanita bodoh, tidur semalaman. Dan hari ini, saat bangun, wajahmu sudah membaik."
Xuanyuan Poxi menarik kembali tangannya dan menatap kening putih Su Muhuan.
Su Muhuan menekan bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa. Karena dia tidak tahu harus mengatakan apa pada Xuanyuan Poxi. Padahal, sebenarnya dia baru tertidur saat fajar. Sebab, seluruh sarafnya tidak bisa tenang saat di berbaring di tempat tidur itu.
Pertama, dia khawatir kalau Xuanyuan Poxi akan datang tiba-tiba dan menendangnya dari tempat tidur. Kedua, dia tidak bisa menerima kebaikan Xuanyuan Poxi, tapi dia tidak berani beranjak dari tempat tidur.
Bagaimanapun juga, kemarin malam dia sama sekali tidak bisa tidur dengan tenang. Namun, pemikiran Xuanyuan Poxi justru berbanding terbalik dengannya. Sebab, Xuanyuan Poxi malah berpikir bahwa Su Muhuan akan bersenang-senang karena bisa tidur di tempat tidur mahalnya, dan akan sangat berterima kasih padanya.
"Kenapa? Aku kemarin malam berbaik hati dan mengizinkanmu untuk tidur di tempat tidurku, dan kamu tidak akan mengatakan apa-apa?"
Melihat Su Muhuan yang masih berlutut tanpa menaikkan pandangannya dan melihatnya, Xuanyuan Poxi merasa sedikit kesal.
Su Muhuan menundukkan kepalanya, kemudian dia berkata dengan suara lembut, "Pelayan ini berterima kasih pada Yang Mulia."
"..."
Xuanyuan Poxi merasa bosan dan menepiskan lengan bajunya ke arah Su Muhuan dengan rasa jijik. "Berdiri dan berjaga di samping. Jangan mengganggu urusanku!"
"Baik."
Su Muhuan segera berdiri dan dengan patuh berjaga di samping.