Istri Kecilku Sudah Dewasa

Aku Tidak Merasa Kamu Menjijikkan



Aku Tidak Merasa Kamu Menjijikkan

0"Kakak Po, kamu sudah bermain-main dengan rambutku. Bagaimana jika ada rambut yang jatuh ke makanan?" Setelah beberapa saat, Liuli Guoguo memasukkan bakso ke mulut kecilnya, dan akhirnya tidak bisa menahan untuk tidak berkata pada Xuanyuan Pofan.     

"Buang makanan di mangkuk itu." Xuanyuan Pofan membalasnya hanya dengan terus mengelus bagian belakang kepala Liuli Guoguo.     

Kucing kecilnya ini punya rambut yang tebal, hitam, berkilau dan lembut. Jarang sekali rambutnya rontok. Sebenarnya, dia tidak perlu mengkhawatirkan masalah ini sama sekali.     

"Kak Po, apa kamu tidak menyukai rambutku!" Liuli Guoguo cemberut dan merasa tidak senang. Matanya menatap Xuanyuan Pofan dengan tajam.     

"Ya, aku sangat tidak suka." Xuanyuan Pofan mencubit hidung kecil Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo menepuk tangan besar Xuanyuan Pofan, memberinya gumaman 'huh', menoleh ke samping, lalu membelakangi Xuanyuan Pofan. "Kakak Po suka sekali bermain ya. Aku tidak akan membiarkanmu bermain lagi~"     

Namun, tak lama setelah dia membelakanginya, telinganya lalu di pegang oleh Xuanyuan Pofan. Kemudian, suara rendah yang sangat memanjakan itu terdengar, "Bagian tubuhmu yang mana yang tidak dirawat olehku? Apakah aku akan tidak menyukainya?" Sebab, dia menyukai semuanya, sangat menyukainya.     

Wajah Liuli Guoguo memerah. Dia lalu membalikkan dan menutupi wajah malunya, lalu menepuk paha Xuanyuan Pofan. "Baguslah. Tapi sejujurnya, jika ada rambutku yang jatuh ke makanan ini, bahkan aku sendiri tak akan mau memakannya. Itu menjijikkan!"     

Xuanyuan Pofan menarik telinga Liuli Guoguo lagi, "Tenang saja, aku tidak merasa kamu menjijikkan."     

"Huh, kamu yang menjijikkan!" Liuli Guoguo melepaskan tangan Xuanyuan Pofan dari telinganya dan melanjutkan makannya.     

Setelah makan, Xuanyuan Pofan membawa Liuli Guoguo ke ruang belajar untuk menemani Liuli Guoguo membaca buku di ruang belajar, sebelum dia bersiap untuk pergi bekerja.     

Setelah sampai di ruang belajar, Liuli Guoguo menulis surat balasan untuk Wen Yiwen sambil berada di dekapan Xuanyuan Pofan. Memang benar dia menghukum kakak Wen Yiwen, Wen Yixi. Tak ada yang tidak bisa dia akui, dan tidak ada yang namanya takut untuk mengakui.     

Jika Wen Yiwen tahu identitasnya sebagai Li Guo, Liuli Guoguo pasti hanya akan membalas surat ini dengan satu kata, yaitu 'Ya'. Tapi saat ini, Wen Yiwen tidak tahu apa-apa. Di dalam hati Wen Yiwen, dia adalah istri paman pangeran keenam kesayangannya. Karena itu, untuk menunjukkan kesopanan dan kepeduliannya, dia mendeskripsikan secara singkat, apa yang terjadi pada Wen Yiwen di surat itu.     

Setelah membungkus surat itu, dia membuka permen dan memasukkannya ke mulutnya. Dia lalu memanggil Ding Xiang dan menyuruhnya menyerahkan surat itu ke paman Dou, orang yang bertugas mengantarkan surat di istana, dan menyuruhnya mengantarkan surat ke kediaman jenderal besar.     

***     

"Keponakan Yiwen, memang benar aku menghukum keponakan Yixi. Tidak hanya aku menghukumnya untuk membawa batu besar dan berlari di istana, aku juga menyuruhnya menyalin buku 'Tata Krama yang Baik' sebanyak lima ratus kali.     

Namun, keponakan Yixi belum menyerahkan salinannya padaku. Tolong keponakan Yiwen mengingatkannya.     

Keponakan Yiwen, tolong jangan berpikir aku terlalu kaku dan jahat. Tapi keponakan Yixi hampir mencambuk pelayan yang berusia kurang lebih sama sepertiku dan kamu hingga mati. Dia menganggap hidup orang lain seperti semut, dan bersikap terlalu kejam. Meski pun jika pelayan itu bukan teman sekelasku, aku pun masih akan tetap menghukumnya seperti ini.     

Aku dan Raja Huayou berharap agar keponakan Yixi bisa merenungkan hal ini dan merubah sikapnya di masa depan. Keluarga kerajaan harusnya punya hati yang baik dan pemurah.      

Keluarga kerajaan harus bisa mengetahui bahwa nasib dan kehidupan ribuan orang bergantung pada kita. Harus juga memperhatikan semua pelayan, pengasuh, penjaga, dan lainnya dengan baik. Tidak bertengkar dengan saudara sendiri, dan tidak membuat orang lain takut maupun kecewa.     

Kata-kataku ini, entah keponakan Yiwen terima atau tidak, namun ini adalah pemikiran dan keputusanku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.