Istri Kecilku Sudah Dewasa

Yang Mulia Jangan Khawatir



Yang Mulia Jangan Khawatir

0"Putri mahkota, pakaian berwarna putih ini sungguh tak cocok untukku, aku harus… Uhuk, uhuk, uhuk!"     

Su Muhuan tidak bisa menyelesaikan kata-katanya, dia tidak bisa menahan batuknya, dan menutup mulutnya dengan sapu tangan. Karena tidak mau membuat kesalahan di depan putri mahkota, dia berusaha sebaiknya untuk menahan batuknya. Tapi saat ini, dia tidak bisa lagi menahannya dan itu langsung membuat wajahnya memerah.     

Ma Jinjiao mengernyitkan keningnya. Segera dia maju untuk menyentuh kening Su Muhuan, dan dia langsung terkejut, "Gawat, Xiao Huan, bagaimana kamu bisa terkena demam separah ini?!"     

Kening Su Muhuan sangat panas, seolah dia bisa mendidihkan air dengannya. Namun, dia juga masih melayani saat dirinya demam separah ini. Ma Jinjiao benar-benar merasa sangat kasihan padanya.     

"Su Muhuan, putra mahkota memanggilmu!" Pada saat ini, seorang pelayan istana berlari dan memberi hormat pada Ma Jinjiao. Dia lalu berkata kepada Su Muhuan dengan nada tidak suka.     

Su Muhuan menjawab dengan singkat, "Baik." Dia lalu berkata pada Ma Jinjiao, "Putri, Anda bisa menyuruh pelayan lain untuk memilih lebih dahulu. Saya akan pergi melayani pangeran dulu."     

Setelah Su Muhuan mengatakan itu, dia berbalik dan akan pergi.     

"Berhenti!" Mu Jinjiao mengernyit, "Kamu sedang sakit, bagaimana bisa melayani pangeran? Cepat panggilkan tabib untuk mendiagnosa dan memberi obat!"     

Su Muhuan hanya bisa berbalik, lalu menggeleng pada Ma Jinjiao, "Tak apa. Pelayan ini tak apa."     

Ma Jinjiao tahu bahwa Su Muhuan selalu memikirkan orang lain, terutama pangeran. Dia bahkan tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Jadi, dia hanya bisa membuka mulutnya dan berkata, "Tubuh pangeran lemah, dan saat ini kamu sedang sakit. Apa kamu tidak takut pangeran akan sakit juga jika kamu melayaninya saat ini?!"     

"..."     

Su Muhuan yang baru saja akan pergi, namun langsung berhenti.     

***     

Bulan yang muncul dengan enggan, bintangnya juga sedikit, dan langit perlahan menjadi semakin gelap. Saat makan malam, Xuanyuan Poxi duduk dengan marah di samping, alis hitamnya sedikit mengerut, dan bibirnya seperti sudah mengerucut berkali-kali. Tapi dia masih tidak mau bertanya.     

Tuan putri Ma Jinjiao duduk di depannya mengambilkan sayuran ke mangkoknya. Saat itu sudah waktunya selesai makan…     

"Bagaimana dengan sakit wanita bodoh itu?" Xuanyuan Poxi menyesap supnya dan bertanya pada istrinya.     

Hati Ma Jinjiao merasa senang. Setelah sekian lama, akhirnya pangeran menanyakan keadaan Su Muhuan juga. Sepertinya putra mahkota juga peduli dengan Su Muhuan, jadi dia menjawab Xuanyuan Poxi, "Yang mulia jangan khawatir. Bagaimanapun, Nona Su juga adalah seorang tabib, sudah terbiasa dengan penderitaan sejak kecil. Tidak seperti aku yang tinggal di kediaman besar sebagai Nona besar. Dia sudah meminum obat dari tabib, dan sudah baikan setelah meminumnya."     

Xuanyuan Poxi bergumam, menyesap supnya lagi dan berkata, "Tak berguna."     

Ma Jinjiao memakan lauk dan menggigit sumpitnya. Setelah ragu-ragu sesaat, akhirnya dia mengatakannya pada Xuanyuan Poxi, "Yang Mulia, menurutku, bagaimana jika… Bagaimana jika Yang Mulia mengganti pelayan untuk berjaga malam menjaga Yang Mulia? Nona Su pasti terkena demam karena menjaga Yang Mulia di malam yang dingin selama beberapa hari."      

"Lagi pula, menurut peraturan istana, pelayan dan kasim harus diganti setiap harinya. Selain itu, akan ada tiga pelayan dan empat kasim yang akan berjaga malam. Su Muhuan adalah pelayan pribadi Yang Mulia, dan dia selalu ada bersama Yang Mulia untuk melayani."      

"Saat malam hari, dia juga disuruh untuk berjaga malam untuk menjaga Yang Mulia. Dia hanyalah seorang gadis, tak peduli seberapa kuat tubuhnya, dia pasti tidak akan bisa menahannya…"     

Entah bagaimana dia bisa tahu, bahwa setelah Ma Jinjiao menyelesaikan kata-katanya, Xuanyuan Poxi lantas membanting sumpitnya ke meja hingga terdengar suara 'Brak!'.     

"Kenapa? Apa kamu pikir alasan wanita bodoh itu sakit adalah aku?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.