Istri Kecilku Sudah Dewasa

Terpesona Pandangan Pertama



Terpesona Pandangan Pertama

1Saat Su Muhuan kembali sadar dari lamunannya, ujung jari lembutnya telah menyentuh luka di punggung Xuanyuan Poxi itu.     

Sekujur tubuh Xuanyuan Poxi langsung bergetar, dia langsung berbalik begitu saja dan meraih tangan kecil Su Muhuan sambil memelototinya. "Apa yang kamu lakukan barusan?!" Berani sekali menyentuh punggungku? Mana boleh punggungku disentuh oleh tangan kotormu! batinnya.     

Saat mengingat kembali ujung jari Su Muhuan yang menyentuh punggungnya, sentuhan hangat dan lembut itu dalam sekejap membuat rona merah muncul di pipi Xuanyuan Poxi yang lembut dan putih.     

"Aku..." Pergelangan tangannya kesakitan karena digenggam erat oleh pemuda itu. Tapi Su Muhuan tidak berani melawannya, juga tidak berani mengeluh. Kemudian matanya memerah dan langsung sembab dalam sekejap, "Ma... Maaf..."     

Sebenarnya Su Muhuan ingin bertanya pada Xuanyuan Poxi, dari mana asal luka mengerikan yang sungguh mencolok itu, dan apa saja yang telah dialaminya di masa lalu. Sebab, bukannya dia akan selalu membawa jenderal yang akan membunuh musuh di medan perang kapanpun juga untuknya. Lalu, bukankah dia ini seorang pangeran mahkota yang sangat mulia.     

Di ibu kota yang damai ini jarang muncul kejahatan yang berbau membunuh. Bekas luka itu tidak seperti didapatkannya dari kunjungan pribadi ke kota Pan. Luka itu tampaknya sudah bertahun-tahun. Lalu, luka karena apa itu? Apa jangan-jangan karena...     

***     

Benar-benar bodoh sekali aku, mau-maunya berseteru dengan seorang wanita. Apalagi, wanita yang ingin menggoda diriku. Semakin aku memedulikannya, itu malah tampak seperti semakin memenuhi kemauan rencana gadis itu, batin Xuanyuan Poxi sambil menatap kesal ke Su Muhuan. Dia lalu melepaskan pergelangan tangannya. "Sana keluar!"     

"Laksanakan." Su Muhuan menggigit bibirnya dan hanya bisa mengiyakan. Matanya memerah dan langsung kembali lagi ke belakang partisi dinding angin.      

Mungkin aku tidak pantas untuk mengetahui itu. Walaupun waktu itu aku pernah menyelamatkannya, namun bukankah dia juga pernah menyelamatkanku? Kami impas. Aku tidak berhak untuk banyak bicara, bahkan tidak punya hak untuk bicara, batinnya.     

***     

Padahal sama-sama seorang wanita, namun si persik madunya begitu imut dan menggemaskan, bahkan membuat orang lain rasanya ingin sekali memeluknya. Sedangkan kakak dewinya sungguh mulia sekali, karakternya anggun dan patut dipuji. Membuat orang langsung terpesona pada pandangan pertama. Namun Su Muhuan ini, sepanjang hari malah suka berlagak genit dan terus berpura-pura. Sungguh menjengkelkan!     

Setelah Su Muhuan pergi, Xuanyuan Poxi terpaksa mengerjakan semua sendiri. Sesudah berendam, dia tidak ingin melihat Su Muhuan, karena itu dia menggunakan kekuatan dalamnya untuk menarik pakaian di dalam lemari baju, lalu mengenakan pakaian itu dengan cepat.     

***     

Setelah berjalan keluar dari partisi dinding angin, Su Muhuan masih berjaga di sisi lain. Wajahnya tampak muram seperti ada yang berhutang padanya saja. Xuanyuan Poxi juga memelototi Su Muhuan dengan kesal, lalu pergi dengan cepat. Dia mengibaskan jubahnya, dan Su Muhuan mengikuti di belakangnya dengan patuh.     

Selir pangeran mahkota pernah berkata padanya kalau pangeran mahkota menyuruhnya untuk menjadi pelayan pribadinya. Yang disebut dengan pelayan pribadi adalah pelayan harus melayani pangeran mahkota mulai bangun pagi sampai tidur malam. Kemudian, yang akan membantu pangeran mahkota mengenakan pakaian ataupun merapikan penampilannya.      

Tapi, entah apa karena pangeran mahkota terlalu tidak suka padanya, jadi pangeran mahkota tidak pernah membiarkannya mendekat untuk melayaninya. Padahal Su Muhuan sudah bekerja di istana ini selama tiga bulan. Kali ini, entah apakah pangeran mahkota akan tidak suka lagi padanya atau tidak.     

Di dasar hatinya, Su Muhuan sangat berharap Xuanyuan Poxi sama seperti dulu, tidak membuatnya mendekati ataupun melayaninya. Namun, dia juga tidak enak jika pergi begitu saja, dan dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa mengikuti di belakang Xuanyuan Poxi. Untungnya, Xuanyuan Poxi membiarkannya dan tidak mengusirnya.     

Setelah masuk ke dalam kamarnya sendiri, Xuanyuan Poxi juga tidak membiarkan Su Muhuan yang tidak becus melakukan apapun di matanya itu untuk melayaninya sebelum pergi tidur. Namun kali ini, dia memberi perintah kepada Su Muhuan untuk berjaga tidak jauh darinya. "Malam ini jangan kembali, berjagalah di aula kamarku ini."     

"Laksanakan," jawab Su Muhuan.     

Walaupun musim semi, tapi malam masih saja terasa agak dingin. Membuat aula kosong dengan latar belakang lantai kayu ini menjadi terasa lebih dingin merasuk ke tulang.      

Su Muhuan memindahkan sebuah meja kecil ke dekatnya, lalu duduk di lantai sambil memaksakan kelopak matanya terbuka. Namun tidak lama kemudian, dia pun bersandar di meja dan akhirnya tertidur di meja itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.