Liuli Guoguo Membalas Perbuatan Bajingan
Liuli Guoguo Membalas Perbuatan Bajingan
Mereka yakin, pasti istri Raja Huayou ini tidak akan membiarkan Pak Wu begitu saja. Jika tidak, begitu istri Raja Huayou pergi, maka hari-hari mereka yang penuh penderitaan akan terus berlanjut. Maka dari itu, mereka tidak bisa melepaskan begitu saja kesempatan untuk mengeluhkan penderitaan mereka selama ini.
Liuli Guoguo terkejut dan semakin marah setelah mendengar apa yang dikatakan oleh para pelayan. Dia menggertakkan gigi, lalu memukul meja dengan sangat keras. Kemudian berteriak kepada pelayan utama bangunan pemeliharaan bunga, "Begitu banyak orang yang bersaksi, apa kamu masih mau berdalih lagi?"
Pak Wu merosot lemas di lantai, tapi dia tahu kalau saat ini semakin tidak boleh mengakui semua itu. Jadi dia buru-buru berdiri dengan wajah sedih. "Nyonya, hanya berdasarkan apa yang mereka katakan, bagaimana mungkin ini membuktikan kalau hamba telah memukuli mereka? Kalau benar, silakan keluarkan buktinya!"
Karena dia tidak percaya kalau beberapa pelayan ini akan melepaskan baju mereka untuk memberikan bukti kalau dirinya bersalah. Bukannya mereka semua bilang kalau aku memukuli mereka? Kalau berani, buka baju kalian dan biarkan istri kecil Raja Huayou melihat luka-luka kalian, batinnya.
Liuli Guoguo benar-benar semakin marah melihat bajingan di depannya. Sebab, bagaimana mungkin dia bisa sabar menghadapi Pak Wu di depannya itu. Bahkan dia sama sekali tidak peduli, dengan apa yang dikatakan oleh Pak Wu. Apalagi bukti atau apapun itu.
Dia malas berbicara omong kosong dengan Pak Wu lagi. Maka dari itu, Liuli Guoguo mengangkat tangan kecilnya, lalu berkata, "Pengawal! Cepat seret keluar pelayan utama bangunan pemeliharaan bunga, pukuli dia dengan tongkat sampai mati, lalu buang ke kuburan massal untuk makanan anjing!"
Liuli Guoguo mungkin masih bisa berhati lembut terhadap orang-orang yang menyakitinya. Tapi dia tidak akan bisa berhati lembut untuk orang-orang yang telah melukai dan menyakiti orangnya. Karena pasti dia akan membalasnya sepuluh, bahkan ratusan kali lipat.
Begitu mendengar ini, Pak Wu bahkan tidak punya keberanian untuk meminta ampun lagi. Bola matanya ke atas, kepala miring, dan dia langsung pingsan di tempat dengan kedua tangan menengadah ke langit.
Maomao Cong merapatkan bibirnya, air mata di matanya yang sembab tidak lagi menetes. Dia melonggarkan genggaman tangan kecilnya di tepi ranjang, dan tiba-tiba ingin melompat dan langsung memeluk Liuli Guoguo dengan erat.
Lalu, para pelayan yang berlutut di depan Liuli Guoguo, tanpa sadar menengadah dan melihat ke arah Liuli Guoguo. Mata mereka tampak dipenuhi dengan kekaguman dan rasa berterima kasih.
***
Bangunan kesehatan,
Wen Yixi sudah siuman lagi. Dia yang sangat kehausan, minum dengan sangat lahap di bawah pelayanan dari Cai Zhu, pelayan pribadinya. Dia telah lari sangat lama dan sangat lelah, jadi dari tadi sudah sangat kehausan. Ini pertama kalinya dia merasa kalau air adalah cairan terbaik dan terenak daripada susu, teh, bahkan sup abalon di dunia ini.
Wen Yixi kemudian memelototi pelayan pribadinya dan berkata dengan penuh kekesalan dan tidak senang. "Cai Zhu, naikkan lebih tinggi lagi, aku tidak bisa meminumnya!" Jika bukan karena tangan dan kakinya nyeri, lemas dan tak bertenaga. Dia pasti sudah menendang pelayan di depannya, lalu merebut gelasnya dan minum sendiri.
Cai Zhu langsung gugup dan takut, tangannya gemetaran begitu diteriaki seperti itu oleh nonanya. Dia takut akan dimarahi lagi, karena itu dia bergegas mengangkat gelasnya lebih tinggi lagi ke sudut mulut Wen Yixi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Wen Yixi.
Wen Yixi sudah minum gelas ketiga puluh. Sekarang dia ingin kencing. Cai Zhu lalu menaruh ember kencing di samping ranjang Wen Yixi. Dia menahan semua rasa sakit di tubuh lemasnya, lalu dibantu oleh Cai Zhu bangkit dari ranjangnya.
Siapa juga yang tahu, baru saja selesai kencing dan telah menurunkan roknya, dan hendak naik lagi ke ranjang. Namun, tiba-tiba masuk seorang berbaju putih dengan wajah tegas ke dalam kamar. Kenapa pria tua ini lagi! batin Wen Yixi.
Wen Yixi menggertakkan giginya lagi, dan wajahnya membiru karena marah. Namun, saat ingat kalau pria tua ini pasti datang untuk mengembalikan cambuknya. wajah kecilnya yang membiru karena marah pun kembali ke warna semula. Dia mengangkat lehernya dengan arogan, lalu berkata, "Pria tua, ternyata kamu punya hati nurani juga. Cepat kembalikan cambuk itu kepadaku!"
Lalu, segera setelah itu, adegan yang terjadi malah membuat hatinya patah dan sakit.