Si Kucing Kecil Sangat Khawatir
Si Kucing Kecil Sangat Khawatir
Tabib membawa satu kantong wewangian dan menaruhnya di bawah ujung hidung Wen Yixi sambil memijat tangan kecilnya. Kemudian Wen Yixi kembali membuka matanya dengan lemah secara perlahan. Lalu, muncul pria berwajah tegas di depan kamarnya.
Wen Yixi kenal dengan orang itu. Bukankah dia ini pria tua yang mengambil cambukku tadi?! batinnya.
"Hei pria tua, cepat kembalikan cambukku!" Wen Yixi awalnya ingin memaki pengawal kelima. Namun, dia benar-benar sudah lelah dihukum oleh bibinya yang kejam itu. Dia khawatir jika dirinya memaki pria tua di depannya, yang ada bibinya nanti malah akan mencari masalah dan menghukumnya lagi.
Apalagi saat ini, mana punya dia tenaga untuk memakinya. Wen Yixi pun tidak berani bersikap tidak baik dan tidak hormat kepada pengawal kelima. Dia hanya menginginkan cambuk yang sangat disayanginya itu. Bagaimanapun cambuk itu adalah hadiah ulang tahun yang diberikan kepadanya oleh pangeran mahkota yang sangat disayanginya itu.
Pengawal kelima tertegun sejenak dan baru ingat dengan cambuk yang dimaksud oleh Wen Yixi itu. Setelah dia menggendong pelayan tadi kembali ke bangunan pemeliharaan bunga dan menaruh cambuk itu di kamar pelayan itu. Dia pun langsung menjawab Wen Yixi dengan singkat, "Tidak ada padaku."
Wen Yixi marah sekali, rasanya dia ingin bangkit dari ranjang dan memarahinya. Sekujur tubuhnya gemetaran dan berkeringat dingin karena marah. "Kalau begitu ada di siapa? Apa ada di tangan bibi?!" Dasar orang rendahan! Huwaaaah! makinya dalam hati.
Pengawal kelima menggelengkan kepala, "Tidak."
"Kalau begitu, cambukku sebenarnya ada di mana?!" Wen Yixi tak berdaya. Kenapa pria tua ini tidak langsung memberitahuku di mana cambukku sih! Kenapa membuatku bertanya lagi dan lagi. Benar-benar menjengkelkan! batinnya.
Pengawal kelima masih saja diam di tempatnya, dia bahkan menjawab dengan santai, "Di bangunan pemeliharaan bunga."
"Kalau begitu cepat ambilkan, lalu kembalikan padaku!" Wen Yixi sudah sangat marah sekali. Cambuk itu pemberian pangeran mahkota. Itu sangat berharga bagiku. Kenapa bisa-bisanya ditaruh di bangunan pemeliharaan bunga, tempat busuk seperti itu, batinnya.
Pengawal kelima tidak menjawab Wen Yixi, dia justru mengatakan perintah Liuli Guoguo kepada Wen Yixi, "Putri Wen Yixi, Nyonya kecil kami meminta anda menyalin catatan etika dan sopan santun sebanyak lima ratus kali. Begitu menyelesaikannya, tolong berikan kepada Nyonya kecil untuk diperiksa."
"Kamu..." Begitu mendengar apa yang dikatakan pengawal kelima, Wen Yixi marah sekali sampai tak berdaya. Kepalanya miring, lalu dia pun pingsan lagi.
"Nona besar!" Cai Zhu terkejut lagi.
***
Saat pengawal kelima kembali ke bangunan pemeliharaan bunga, Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan sudah selesai berbincang di halaman bangunan pemeliharaan bunga. Mereka berdua buru-buru kembali ke kamar Maomao Cong.
Maomao Cong masih belum siuman, dan itu membuat Liuli Guoguo sangat panik. Kening dan tangan kecilnya bahkan sudah sangat berkeringat.
"Nyonya kecil, hamba telah menyampaikan perintah Nyonya kecil kepada putri Wen Yixi," lapor pengawal kelima kepada Liuli Guoguo begitu dia masuk ke dalam kamar.
Namun, semua perhatian Liuli Guoguo saat ini hanya terfokus pada teman lamanya. Jadi dia hanya menjawab singkat kepada pengawal kelima.
Xuanyuan Pofan benar-benar merasa tidak nyaman melihat si kucing kecilnya yang sedang sangat khawatir seperti ini. Namun, dia tak mengatakan apa-apa, hanya memeluk pundak kecil Liuli Guoguo. Menemani si kucing kecilnya dalam diam, dan menunggu pelayan yang berbaring di ranjang itu siuman.
Pemandangan ini sungguh mengejutkan para pelayan di sekeliling mereka semua cukup lama. Mereka tidak pernah membayangkan kalau gadis kecil yang berbaring di ranjang itu bisa begitu mulia. Sampai dia bisa membuat Raja Huayou Yang Mulia menemani istri kecilnya untuk menunggunya siuman.
Jika tidak melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri, mereka pasti tidak akan mungkin memercayai ini. Bahkan, jika pun dipukul sampai mati. Namun, pemandangan seperti ini justru membuat salah satu pelayan di sana semakin panik.