Tidak Heran Kalau Dia Ini Dibesarkan Oleh Xuanyuan Pofan
Tidak Heran Kalau Dia Ini Dibesarkan Oleh Xuanyuan Pofan
"Terima kasih Wen Yiwen atas kebaikanmu. Namun, jepit rambut ini terlalu unik, menurutku lebih baik kamu simpan untuk dirimu saja. Kamu pasti lebih cantik jika memakai ini." Suara Liuli Guoguo yang sangat manis dan lembut terdengar sopan sekali. Dia lalu meletakkan jepit rambut itu ke tangan kecil Wen Yiwen.
Wen Yiwen tersenyum saat menatap mata yang berkedip di wajah kecil Liuli Guoguo, "Karena jepit ini bagus, mangkanya aku berikan kepada bibi. Bibi jangan terlalu sungkan kepadaku!"
Wen Yiwen selama ini juga tidak suka terlalu formal dan feminim. Dia tidak suka berbasa-basi. Jadi, dia langsung meraih tangan putih dan kecil Liuli Guoguo, lalu menaruh jepit rambut itu ke tangan Liuli Guoguo, dan kemudian berlari pergi dengan bahagia.
Liuli Guoguo tertegun melihatnya. Dia benar-benar bingung sekali. Wen Yiwen yang selama ini sangat membencinya, sekarang tidak hanya mengambilkan lauk dengan begitu ramah untuknya, membelanya, bahkan memberikan hadiah sebuah jepit rambut yang unik sekali dengan sangat bersahabat kepadanya. Dalam sekejap, dia sulit untuk percaya dengan dunia ini.
Baru saja Wen Yiwen pergi, tubuh Liuli Guoguo tiba-tiba telah dibungkus dengan jubah yang tidak terlalu tebal. Dia menoleh dan melihat Xuanyuan Pofan sudah merangkulnya, dan daun telinganya sudah disesap oleh bibir tipis pria itu. Suara yang berat dan rendah terdengar di samping telinganya, membuatnya terasa agak geli, "Malam ini dingin, cepat kembali naik ke kereta kuda."
Apalagi, si kucing kecilnya ini sedang menstruasi. Buruk jika dia nanti kena flu.
"Kakak Po, keponakanmu memberikan aku sebuah jepit rambut!" kata Liuli Guoguo sambil tersenyum riang kepada Xuanyuan Pofan. Dia bahkan tidak mengingat lagi mengenai hal-hal tidak baik antara dirinya dan Wen Yiwen di masa lalu. Sejujurnya, dia cukup menyukai jepit rambut yang diberikan oleh Wen Yiwen ini. Jepit itu berwarna merah muda, dan itu adalah warna favoritnya.
Xuanyuan Pofan mengambil jepit rambut di tangan Liuli Guoguo yang kecil dan putih itu, lalu memasangkan jepit rambut itu ke sanggul kupu-kupu di atas kepala Liuli Guoguo dan memujinya tanpa ragu, "Em, bagus."
Dibandingkan dipuji orang lain, bagi Liuli Guoguo, tiada yang lebih membahagiakan selain dipuji oleh Xuanyuan Pofan. Karena itu, lesung pipinya pun muncul begitu dalam. Kemudian dia jinjit, lalu mengecup dagu berjenggot Xuanyuan Pofan.
"Muach~" Suara itu bergema di udara. Bunga-bunga seolah bermekaran dengan begitu manis.
Di akhir musim semi, cuaca masih terasa agak dingin. Xuanyuan Pofan tersenyum setelah menerima ciuman manis dari Liuli Guoguo. Tapi karena khawatir si gadis kecilnya itu kedinginan dan kena flu, dia lantas segera menggandeng tangan kecil gadisnya, lalu membawanya naik ke kereta kuda.
Baru saja naik ke kereta kuda, pengawal kedua belas tiba-tiba datang sambil berlari, lalu melapor, "Nyonya kecil, putri Wen Yixi sudah pingsan duluan, padahal belum selesai lari memutari pusat istana."
Walaupun Nyonya kecilnya ini berbaik hati dengan bilang kepada Wen Yixi kalau lelah, bisa berhenti dan istirahat dulu. Jadi setelah istirahat baru lari lagi dan tidak perlu berlari terus tanpa berhenti. Namun Wen Yiwen seolah merasa, karena disaksikan oleh para pelayan istana adalah hal yang sangat memalukan. Dia pun hanya menggertakkan gigi dan mempercepat larinya agar peristiwa memalukan ini segera berakhir. Lalu, belum juga selesai memutari pusat istana, dia sudah pingsan duluan.
"Apakah sudah memanggil tabib untuk memeriksanya?" tanya Liuli Guoguo.
Mendengar Wen Yixi pingsan, Liuli Guoguo pun merasa kasihan padanya. Tapi dia masih merasa kalau ini pantas didapatkan oleh Wen Yixi. Jika seseorang tidak tahu bagaimana cara menghargai nyawa orang lain, maka nyawanya juga tidak berhak untuk dihargai oleh orang lain. Sebab, nyawa dan kehidupan tidak dibedakan oleh rendah dan tingginya sebuah status serta identitas.
"Nyonya kecil tenang saja. Sudah memanggil tabib dan sudah diperiksa," jawab pengawal kedua belas.
Kelihatannya, ketika Nyonya kecil ini begitu bersikap kejam, maka itu sangat berbahaya. Bahkan demi seorang pelayan biasa, Nyonya kecil biasa-bisanya membuat putri Wen Yixi yang beridentitas mulia ini jadi begitu menyedihkan. Namun jika dipikir-pikir lagi, putri Wen Yixi pantas menerima hasil dari apa yang diperbuatnya.
Pengawal kedua belas hari ini mengawasi Wen Yixi yang sedang dihukum. Dia juga melihat dan merasakan sendiri ekspresi mengejek para pelayan dan para pengawal yang ada di sekeliling mereka tampak senang sekali. Bahkan merasa seperti tengah melihat sebuah pertunjukan bagus.