Istri Kecilku Sudah Dewasa

Xiao Qiqi, Aku Sangat Merindukanmu!



Xiao Qiqi, Aku Sangat Merindukanmu!

2Detik berikutnya, tubuhnya ditarik oleh pria di ranjang itu. Dalam sekejap mata, pria yang barusan tadi pingsan dan sangat pucat, sekarang tiba-tiba menindihnya. Dagunya lalu diraih oleh orang itu, "Xiao Qiqi, aku tahu kalau kamu pasti akan datang, kamu pasti khawatir, kamu pasti tidak tega padaku. Beberapa bulan tak bertemu denganmu, aku dan burung kecilku sangat merindukanmu."     

Awalnya, dia ingin menunggu sebentar lagi agar membuat Mo Ying lebih sedih. Namun, saat tidak juga mendengar pergerakan lain dari Mo Ying, sedangkan aroma wangi di tubuh Mo Ying yang bisa membuat orang lain melakukan kejahatan itu terus lalu lalang di hidungnya. Hal itu membuat Du Heng benar-benar tak bisa tahan lagi, dan langsung mengungkapkan dirinya yang sudah siuman.     

Kali ini, dia memang terluka sangat parah. Jika bukan karena Xuanyuan Pofan yang datang tepat waktu menyelamatkannya, dia pasti sudah dibunuh oleh Fu Yanlun. Namun, setengah bulan lalu, Du Heng sudah lumayan sembuh setelah diobati dan dirawat oleh Dong Misong, serta beberapa tabib terkenal dan terbaik. Entah apanya yang pingsan. Sebab, itu hanyalah cara dia menipu yang lain.     

Lukanya memang belum pulih sepenuhnya, namun tidak mungkin sampai pingsan dan tak sadarkan diri, bahkan sampai tak bisa turun dari ranjang. Bagaimanapun, dia adalah master penangkap jiwa level ungu, dan Du Heng bukanlah orang biasa. Semua yang dilakukannya ini adalah demi tubuh bagian bawahnya itu.     

Du Heng tidak bisa diam. Dia bicara sambil tangannya sudah menyentuh payudara Mo Ying yang sebesar bakpao itu, lalu meremasnya dengan liar. Entah mengapa dia selalu memimpikan bagian itu.     

Mata indah Mo Ying yang menawan dan dingin itu langsung berubah semerah darah dalam kegelapan. Dia benar-benar tak bisa berkata apa-apa saat menghadapi pria tak tahu malu yang berada di atas tubuhnya. Bisa-bisanya dia menipuku. Rugi sekali aku sampai tidak bisa tidur beberapa malam ini, batinnya.     

Tapi, emosi yang tak begitu jelas dan tak bisa diungkapkan, juga sedang bergelut dalam benaknya. Mo Ying selalu dilema seperti ini setiap siang, malam, dan ketika hari-hari lainnya yang dihabiskannya bersama Du Heng.     

"Xiao Qiqi, kamu marah ya? Aku menipumu tanpa maksud apa-apa kok. Aku jarang sekali terluka parah begini, jadi aku hanya ingin melihat ekspresimu yang sedang khawatir dan cemas padaku. Xiao Qiqi, apakah kamu beberapa hari ini tidak bisa tidur dan tidak bisa makan karena terlalu mengkhawatirkanku? Xiao Qiqi, jika memang begitu, itu berarti kamu cinta padaku. Kamu mencintaiku di tahap tak bisa hidup tanpaku."     

"Minggir!" Mo Ying memalingkan muka dengan dingin dan kesal. Dia melepaskan tangan besar yang sedang berbuat tidak senonoh di bagian empuk tubuhnya. Huh, bahaya sekali. Jika aku tadi benar-benar menusuk pria ini, walaupun pria itu sekarang ini sedang terluka, tetap saja aku bukanlah tandingannya, batinnya.     

Mo Ying melamun sejenak, namun pria itu malah mencondongkan tubuhnya ke samping telinganya. "Bohong. Padahal jelas-jelas kamu sangat merindukanku, iya kan?"      

Mata Mo Ying jadi dingin dan hanya mengabaikannya.      

Du Heng menciumi Mo Ying dari daun telinga, ke leher, ke pipi, ke mata, hingga sampai ke kelopak bibir merah Mo Ying yang lembab dan seksi. Hatinya dipenuhi kebahagiaan dan keindahan yang sulit untuk diungkapkannya. Walaupun wanitanya itu masih saja bersikap dingin. Namun wanita itu mau datang ke sini, dan ini telah membuktikan kalau Du Heng ada di dalam hatinya.      

Du Heng tidak mengharapkan terlalu banyak. Sebab, dengan ketulusannya terhadapnya ini, bahkan walaupun itu sedikit, dan sangat sangat sangat sedikit. Namun itu tidak apa-apa.      

Selama Mo Ying tetap berada di sisinya, bahkan jika pun hati Mo Ying begitu keras bak dinding besi yang sulit dihancurkan. Namun Du Heng tetap akan sabar dan berusaha terus menggunakan terik hangat di hatinya untuk melelehkan dinding besi dingin di hati Mo Ying sedikit demi sedikit. Hingga dia berhasil masuk dan tinggal di setiap tempat di hati Mo Ying.      

"Lepaskan!"     

Bahkan, walaupun ciuman Du Heng telah jatuh bertubi-tubi di wajah Mo Ying yang selembut rintik hujan dan selembut perasaan manis. Namun perasaan tersentuh di hati Mo Ying tetap saja dipadamkan oleh akal sehatnya. Dia pun kembali mendorong kepala besar Du Heng menjauh dari wajah kecilnya.      

Du Heng tidak keberatan sama sekali. Dia tersenyum jahat, mencondongkan tubuhnya ke samping telinga Mo Ying, lalu berkata dengan lembut dan merdu, "Tidak apa-apa Xiao Qiqi. Walaupun kamu tidak merindukanku, cukup aku yang merindukanmu. Aku merindukanmu, aku menginginkanmu. Xiao Qiqi, beberapa bulan ini aku benar-benar sangat merindukanmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.