Ingin Sekali Menciumnya
Ingin Sekali Menciumnya
"Eh…"
Gadis kecil ini, giginya tajam juga, batin pemuda itu. Namun dia masih tahan dengan rasa sakit yang menurutnya tidak terlalu sakit itu dan membiarkan Liuli Guoguo terus menggigitnya. Mata phoenixnya yang telah kembali bersinar cerah pun agak melengkung.
"Brengsek!" Kamu masih saja tidak melepaskanku, padahal sudah ku gigit seperti ini! batin Liuli Guoguo benar-benar tak berdaya. Dia telah menggigit lama sekali lengan pemuda yang merangkulnya itu. Namun, pemuda itu terlihat tetap tidak akan melepaskan pelukannya.
Dia pun langsung melepaskan gigitannya karena merasa telah mengotori giginya sendiri dengan menggigit pemuda itu. Lalu dia menepis lengan pemuda itu dan memalingkan muka dengan kesal. Bahkan dia sampai menghentakkan kakinya karena marah.
Tidak hanya marah karena pemuda bertopeng itu memeluk dirinya, tapi dia juga marah karena merasa driinya tak berdaya sekali saat ini. Tak berdaya dan merasa keterampilannya masih kurang. Bukan kurang lagi, tapi sangat kurang sekali. Entah deh berasal dari mana pemuda brengsek ini! Dia jahat sekali. Tapi aku pun tak bisa menang darinya, batinnya.
"Hahahaha! Dasar kamu ini, benar-benar kucing kecil liar yang tak mau kalah." Kamu yang seperti ini, membuatku semakin menyukaimu, batinnya. Muncul senyuman kuat di mata phoenix di balik topeng itu. Pemuda itu semakin erat merangkul Liuli Guoguo, dan mencium dalam-dalam aroma tubuh Liuli Guoguo.
Dia benar-benar tak berdaya walaupun tahu kalau api hasrat di dalam tubuhnya mulai menyala, tapi dia juga tidak ingin untuk mengendalikan dirinya sendiri. Dia berpikir, paling-paling nanti setelah ini, dia hanya perlu banyak berinteraksi dengan angin sejuk untuk mematikan api hasratnya.
Jika bukan karena jiwa iblisku yang sedikit pulih, mana mungkin aku bisa begitu cepat memeluk gadis ini di dekapanku. Bagaimana bisa aku diam-diam masuk ke kamar pribadi gadis ini di malam gelap seperti ini? Setelah memikirkan semua ini, aku sepertinya memang sedikit jahat. Namun, aku hanya bersikap jahat seperti ini kepadamu, batinnya.
Liuli Guoguo masih saja memalingkan mukanya, bahkan dia tidak ingin bicara sepatah kata pun kepada pemuda bertopeng giok putih itu. Tapi daun telinganya yang lembut dan juga wajah kecilnya yang mengerut sudah tampak semakin memerah.
Setelah dia bertemu Xuanyuan Pofan sejak umur lima tahun waktu itu, Xuanyuan Pofan selalu menjaga dan melindunginya seperti harta karun yang sangat langka dan berharga. Seolah takut meleleh jika ditaruh mulut dan takut jatuh jika ditaruh di telapak tangannya. Sejak saat itu juga, tidak ada satupun pria, bahkan kakak kandungnya sekalipun yang berani menyentuhnya.
Saat dia bersekolah di sekolah Lushan dan sebelum masuk ke perguruan tinggi Xing Yun hari ini. Xuanyuan Pofan selalu saja mengingatkannya untuk tidak membiarkan pria atau pemuda lain menyentuh tubuhnya walaupun sedikit sekalipun. Tapi sekarang, Liuli Guoguo malah dipeluk seperti ini oleh pemuda asing yang tak dikenalnya.
Walaupun bukan dia yang berinisiatif melakukan ini. Tapi Liuli Guoguo masih saja merasa sangat malu dan merasa sangat terhina. Selama bertahun-tahun ini, dia sudah sangat familiar dan akrab dengan sentuhan Xuanyuan Pofan. Namun, tepat pada saat ini, dia malah dipeluk oleh pria lain.
Dia benar-benar sangat mengeluhkan dan menolak hal ini dari dalam hati, maupun secara fisik. Namun, ketidakberdayaannya ini membuatnya merasakan rasa takut yang tak pernah Liuli Guoguo rasakan sebelumnya. Jika ada kakak Po di sini, dia pasti tidak akan pernah melepaskan pemuda bertopeng ini! batinnya.
Perlahan, rasa takut dan ngeri di pikiran dan benak Liuli Guoguo berubah menjadi suara dalam hati yang terus berusaha memanggil Xuanyuan Pofan. Dia sangat berharap Xuanyuan Pofan akan langsung muncul di depannya, lalu melindunginya dan tidak akan ada siapapun yang berani lagi bersikap kurang ajar kepadanya.
"Wajahmu yang memerah ini jadi terlihat semakin imut. Rasanya aku ingin sekali menciummu."
Pada saat ini, pemuda bertopeng giok putih itu merasa dirinya sekarang seperti serigala besar jahat yang sedang memeluk seekor kelinci putih kecil yang imut dan menggemaskan ke dalam dekapannya. Wajah kelinci kecil itu memerah dan tubuhnya lembut sekali. Kelinci kecil itu takut dan marah kepadanya, tapi kelinci itu tak punya kekuatan untuk melawannya. Hal ini benar-benar menyenangkan sekali.
Tubuh Liuli Guoguo gemetaran. Cium apaan! batinnya.
Namun, pemuda itu malah tidak merasakan rasa takut gadis itu, yang semakin lama semakin besar kepadanya. Dia malah memegang dagu Liuli Guoguo yang lembut dan putih, lalu mengelusnya dan memainkannya.
Dia mendekatkan ujung hidungnya, dan hendak mengendus setiap inci kulit di wajah Liuli Guoguo. Namun, saat ujung hidung dan bibirnya semakin mendekat ke wajah bulat Liuli Guoguo yang lembut, dia tiba-tiba menyadari ada gelombang panas yang mau menghantam wajahnya.