Yang Mulia Jangan Marah
Yang Mulia Jangan Marah
Liuli Guoguo menuruti Xuanyuan Pofan dengan memakai cadar merah mudanya, lalu digendong turun dari kereta kuda olehnya. Namun, Liuli Guoguo baru tahu kalau dirinya lah, yang sebenarnya telah dijebak oleh Xuanyuan Pofan.
***
Bangunan Sunmei di istana kerajaan ibu kota,
Xuanyuan Pofei, pangeran ketiga yang sedang bersandar manja di dekapan Sun Mei'er menjatuhkan ciuman intim yang lembut di leher Sun Mei'er. Tiba-tiba, bayangan hitam masuk ke dalam ruangan.
Walaupun Sun Mei'er bisa menduga siapa orang itu, tapi dia tetap saja agak terkejut. Dia buru-buru mengenakan bajunya dan kembali menutup pundak harumnya yang terekspos keluar.
Alis tebal Xuanyuan Pofei naik ke atas. Dia mengangkat kepalanya dari leher Sun Mei'er dan bertanya, "Ada apa?"
Pria berbaju hitam itu agak ragu-ragu. Setelah diam cukup lama, dia pun menjawab Xuanyuan Pofei, "Anak kecil itu memang benar-benar percaya dengan ucapan hamba, dia bergegas pergi ke kereta kuda untuk mencari kakaknya, namun... Namun..."
Xuanyuan Pofei mengerutkan keningnya dan merasa kalau situasinya sedang tidak baik. Sehingga, dia pun langsung melonggarkan pelukan Sun Mei'er dan berkata dengan tidak senang, "Cepat katakan!"
Pria berbaju hitam itu tidak berani bertele-tele lagi, jadi dia langsung mengatakan semuanya, "Tapi tidak disangka, seorang gadis berbaju putih tiba-tiba muncul dan menyelamatkan anak kecil itu. Gadis berbaju putih itu benar-benar sudah gila. Dia bahkan melindungi anak kecil itu tanpa ragu di bawah tubuhnya dan tidak peduli dengan nyawanya sendiri demi menyelamatkan anak itu."
"Dia tidak peduli apakah tubuhnya akan terinjak oleh kaki kuda atau tidak. Jika bukan karena kusir yang memberhentikan kereta kuda tepat waktu, mungkin gadis itu sudah mati."
Tangan Xuanyuan Pofei langsung mengepal dengan erat, menahan rasa marah di dalam dirinya.
Tubuh pria berbaju hitam itu bergetar, dan dia buru-buru berkata, "Namun Yang Mulia, hamba telah menyiapkan beberapa orang untuk masuk ke kerumunan dan berteriak menyebarkan desas-desus."
"Jadi, walaupun gadis dan anak itu tidak mati, namun desas-desus mengenai kereta kuda pangeran mahkota menabrak orang sampai mati terus tersebar di jalanan ibu kota!"
Mata indah Sun Mei'er yang lembut memutar, kemudian dia buru-buru bertanya, "Lalu, bagaimana keadaan anak dan gadis itu?"
Pria berbaju hitam pun menjawab, "Anak itu kabur. Gadis berbaju putih itu... Dia... Dia... Terluka cukup parah dan akhirnya pingsan. Lalu… Lalu..."
Sun Mei'er melirik pria berbaju hitam itu, "Lalu apa? Cepat katakan!"
"Karena dia terluka disebabkan oleh kereta kuda pangeran mahkota, jadi setelah dia pingsan. Tentu saja... Tentu saja... Dia dibawa pergi kembali ke istana oleh pangeran mahkota untuk diperiksa oleh tabib," jawab pria berbaju hitam itu sambil menundukkan kepalanya serendah mungkin.
"Kalian dasar tidak berguna!" Xuanyuan Pofei langsung berteriak marah.
Pria berbaju hitam langsung berlutut dan memohon, "Yang Mulia, tolong jangan marah!"
Sun Mei'er bergegas menepuk dada Xuanyuan Pofei dan mencoba menghiburnya dengan suara manjanya, "Yang Mulia, sebenarnya, bukankah tujuan kita tercapai? Asalkan desas-desus ini tersebar di jalanan ibu kota, aku yakin tidak akan yang menyelidiki apakah dia mati atau tidak. Bagaimana kalau gadis berbaju putih itu tidak bisa diselamatkan oleh pangeran mahkota?"
Xuanyuan Pofei menundukkan pandangannya, menatap wajah kecil Sun Mei'er yang cantik, dan merasa apa yang dikatakannya cukup masuk akal.
Pada saat ini, pria berbaju hitam yang tidak jauh darinya, segera meminta kesempatan untuk tetap hidup. Dia pun mengerti apa yang dimaksud oleh Sun Mei'er, lalu berkata, "Yang Mulia, bagaimana kalau hamba membunuh anak kecil dan kakaknya itu?"
Pria berbaju hitam itu menggerakkan satu jarinya ke leher, seolah menunjukkan pose membunuh kepada Xuanyuan Pofei.
Suasana hati Xuanyuan Pofei yang mendung pun berubah jadi cerah lagi saat mendengar apa yang dikatakan oleh Sun Mei'er. Dia pun menaikkan alis tebalnya dan mengibaskan lengan bajunya kepada pria berbaju hitam itu, "Tidak perlu."
"Jika aku menghabisi mereka, ini membuktikan ada orang yang berbuat kejahatan. Dan jika mereka semua tidak menanganinya dengan baik, yang ada malah meninggalkan kecurigaan dan bukti kejahatan kepada pangeran mahkota. Biarkan saja desas-desus itu, saat ini biar seperti ini saja."