Bibirnya Hanya Merah Tapi Tidak Bengkak
Bibirnya Hanya Merah Tapi Tidak Bengkak
Pada akhirnya, karena kedatangan pelayan rubah yang membawakan air agar bisa digunakan membasuh muka, dan air untuk merendam kaki untuk mereka berdua. Akhirnya Liuli Guoguo berhasil mendorong Xuanyuan Pofan dan melepaskan diri.
"Raja Huayou, Nyonya kecil, apakah aku datang di waktu yang tidak tepat?" tanya pelayan rubah itu sambil mengibaskan ekor rubahnya, sambil tersenyum kepada Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan.
Liuli Guoguo mendorong dada Xuanyuan Pofan, melompat dari tubuhnya untuk melepaskan diri, lalu melambaikan tangan kepada rubah itu, "Tidak, tidak kok. Kamu datang di waktu yang sangat tepat."
"Nyonya kecil, bibirmu dicium sampai bengkak oleh Raja Huayou. Itu akan membaik jika kamu mengompresnya dengan air hangat," kata pelayan rubah itu. Lalu dia mengambil sapu tangan dari baskom biasa, kemudian memasukkannya ke baskom yang berisi air panas, yang dibawanya untuk Liuli Guoguo. Merendam sapu tangan itu ke dalam air panas.
Cakarnya itu kemudian mengeluarkan sapu tangan dan memerasnya hingga agak kering. Lalu dia berjalan dengan cepat ke depan Liuli Guoguo, dan menyerahkan sapu tangan itu kepada Liuli Guoguo dengan kedua cakarnya.
Sudut bibir Liuli Guoguo berkedut. Dia pun mengambil sapu tangan dari pelayan rubah itu dan berkata, "Terima kasih." Para binatang sihir di puncak pegunungan Cangsan ini, apakah begitu terus terang seperti ini bicaranya? Bahkan bicara saja tanpa memerah wajahnya, batinnya.
"Raja Huayou, bibirmu kelihatannya juga agak merah." Pelayan rubah menoleh ke Xuanyuan Pofan. Dia mengibaskan ekor rubahnya dengan sangat tinggi, dan matanya berkedip bingung. "Tapi bibirmu hanya merah, namun tidak bengkak. Kenapa?"
Liuli Guoguo pun meletakkan sapu tangan hangat itu ke bibir kecilnya, seketika sudut bibirnya berkedut. Dia sangat mengagumi keberanian rubah ini, jadi bergegas berkata, "Itu... Jika tidak ada apa-apa lagi, keluarlah saja."
Pelayan rubah mengangguk, lalu mengepalkan tangannya ke depan untuk memberi hormat kepada Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan. "Baiklah. Kalau Nyonya kecil dan Raja Huayou butuh apapun, silakan panggil aku. Aku pergi dulu."
"Em em," jawab Liuli Guoguo yang menutupi bibirnya dengan sapu tangan sambil mengangguk.
Saat pelayan rubah itu mau keluar dari gua, tiba-tiba dia teringat hal penting. Lalu dia berkata kepada Liuli Guoguo, "Oh iya, ada satu hal lagi yang sangat penting. Besok adalah pernikahan Raja kedua dan kakak ipar kedua. Nanti akan ada Mami kambing yang akan membawa kakak ipar kedua untuk berendam di air ajaib puncak pegunungan Cangsan. Tolong kakak ipar kedua menyiapkan diri."
Liuli Guoguo berkedip. "Eh, tapi Cai Gua sudah tidur di dalam selimutku."
Rubah itu tersenyum dan melambaikan cakar rubahnya. "Tidak apa-apa. Bahkan jika kakak ipar kedua sedang tidur, Mami kambing tetap akan memandikannya saat dia tidur. Eh bukan, Mami kambing akan membiarkannya mandi sambil tidur."
Liuli Guoguo tersenyum dan menjawab, "Baiklah."
Pelayan rubah itu pun akhirnya keluar dari gua dengan mengibaskan ekornya.
Setelah rubah pergi meninggalkan gua itu, Liuli Guoguo langsung memelototi Xuanyuan Pofan dengan marah, lalu mulai membasuh wajah kecilnya.
Xuanyuan Pofan sudah kenyang setelah melahap bibir Liuli Guoguo tadi. Saat ini dia sedang berada dalam suasana hati yang sangat baik. Perlahan dia berdiri dari kursi dan mengambil sapu tangan, lalu membersihkan wajahnya yang tampan dengan santai.
Setelah mereka berdua membersihkan wajah mereka dan merendam kaki. Liuli Guoguo pun berlari ke gua yang ada di samping. A Duo, si harimau besar dengan penuh perhatian telah membangun sebuah toilet dari bambu untuk Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan.
Toilet itu digunakan untuk buang air besar, air kecil dan mengganti pembalut menstruasi dengan menyesuaikan kebiasaan manusia. Setelah itu, Liuli Guoguo digendong lagi oleh Xuanyuan Pofan untuk kembali ke gua mereka. Lalu memasukkannya ke dalam selimut hangat yang terbuat dari kulit harimau.
Liuli Guoguo memiringkan kepalanya dan tertidur di dalam pelukan Xuanyuan Pofan, diikuti oleh beberapa chinchilla kecil dan imut yang juga meringkuk di atas ranjang. Mereka tidur dengan lelap sambil menunggu Mami kambing yang entah seperti apa, yang akan datang untuk memandikan Cai Gua mereka dengan air ajaib.
Setelah pelayan rubah membawa Mami kambing datang, kemudian mereka mengetuk tirai bambu gua. Liuli Guoguo pun terbangun dari tidurnya, dan baru ingat kembali tentang urusan ini.