Istri Kecilku Sudah Dewasa

Liuli Guoguo yang Fokus



Liuli Guoguo yang Fokus

1"Ding Xiang!" Setelah Liuli Guoguo membuka pintu, dia memanggil nama Ding Xiang dengan keras dan nyaring, seolah melihat Ding Xiang seperti melihat makanan lezat.     

Ding Xiang mengiyakan Liuli Guoguo, tersenyum dan melangkah masuk ke dalam kamar. Cui Le dan Mo Li di belakangnya pun juga ikut masuk dengan membawa nampan mahoni di tangan mereka.     

"Di mana Xiao Denglong?" tanya Liuli Guoguo sambil menjulurkan kepalanya untuk menengok ke luar ruangan.     

Mo Li membungkuk untuk memberi salam kepada Xuanyuan Pofan, lalu menaruh nampan mahoni di tangannya ke atas meja, kemudian menjawab Liuli Guoguo, "Oh, Xiao Denglong tadi melihat ada toko roti panggang di dekat penginapan yang sangat ramai sekali. Pembeli roti panggangnya saja sampai antri panjang."      

"Dia berpikir kalau roti panggang itu pasti lezat, jadi dia ingin pergi ke sana dan membeli beberapa untuk dicicipi oleh Nyonya dan Tuan. Namun, karena takut habis jika datang agak malam. Jadi dia tidak sempat minta izin ke Nyonya kecil dan Tuan, jadi langsung menarik pengawal kedua belas untuk ikut antri bersamanya."      

"Dia juga memintaku saat mengantar makan malam, serta membantunya menyampaikan minta maaf atas kesalahannya karena tidak minta izin terlebih dahulu kepada Nyonya kecil dan Tuan."     

Liuli Guoguo tersenyum dengan lesung pipi cerahnya, lalu menutup pintu kamar. "Kesalahan apa sih! Xiao Denglong benar-benar baik sekali. Tapi sekarang sudah malam, dia mau mengantri sampai jam berapa?"      

"Setelah kalian mengantar makan malam ini, pergilah menyusulnya, lalu mengajaknya kembali untuk makan malam. Roti panggang itu dimakan besok juga tidak masalah kok. Apalagi, di luar sedang hujan."     

Ding Xiang membungkuk kepada Liuli Guoguo dan berkata, "Baik Nyonya kecil, setelah hamba selesai menyajikan makanan untuk Nyonya dan Tuan, hamba akan langsung pergi mengajaknya pulang."     

***     

Mo Li menyajikan satu persatu hidangan dari nampan mahoni ke atas meja, lalu Ding Xiang membuka tutup hidangan-hidangan itu satu persatu. Kemudian Cui Le menyebutkan nama satu persatu dari hidangan-hidangan itu.     

"Nyonya kecil, Tuan, piring ini daging kering dengan saus jeruk nipis. Piring ini tumisan udang dan kelengkeng segar, piring ini bolu kacang merah, piring ini terong bakar dengan ikan dan tahu. Piring ini pentol jamur saus merah, piring ini tumis daging sapi dan rebung, dan dua mangkuk ini berisi tumis daging udang mint serta bubur jelai jamur kuping yang dipesan oleh Tuan."     

"Nyonya kecil, selain daging kering dengan saus jeruk nipis yang merupakan makanan terbaik dari penginapan ini. Hidangan lainnya dipesan oleh para pelayan dengan disesuaikan menurut selera Tuan dan Nyonya kecil," kata Cui Le lagi kepada Liuli Guoguo.     

Mo Li yang ada di sampingnya membereskan setumpuk nampan mahoni. Sedangkan Ding Xiang menyajikan teh panas Qiu He untuk Liuli Guoguo dan Xuanyuan Pofan, yang berguna untuk membantu tidur dan merilekskan pikiran. Dia juga mengambilkan nasi putih ke mangkuk kecil di depan Liuli Guoguo.     

Xuanyuan Pofan selalu tidak makan nasi di malam hari. Hanya makan bubur dan lauk pauk. Karena itulah, Ding Xiang hanya mengambilkan nasi untuk Liuli Guoguo, lalu berdiri diam di samping. Menunggu Cui Le selesai mengenalkan nama-nama hidangan itu.     

Liuli Guoguo meneguk teh panas yang baru saja dituangkan oleh Ding Xiang untuknya, lalu berkata, "Em em! Hidangan-hidangan ini kelihatannya enak. Kalian pergilah, panggil Xiao Denglong untuk kembali, lalu makan malam bersama di lantai bawah."     

"Baik, Nyonya kecil."     

Setelah Cui Le, Ding Xiang dan Mo Li mengiyakan. Mereka membungkuk untuk memberi hormat kepada Xuanyuan Pofan dan Liuli Guoguo, lalu keluar dari kamar.     

Liuli Guoguo memasukkan pentol daging ke dalam mulutnya, lalu berlari ke samping sofa kayu dan mengambil majalah kabar negeri lain yang terbaring sendiri di sana. Kemudian, dia kembali ke depan meja dengan membawa majalah itu.      

Setelah makan sepotong besar bolu kacang merah dengan tidak memedulikan citranya. Liuli Guoguo pun memegang majalah di tangannya, lalu melanjutkan membaca majalah itu.     

Xuanyuan Pofan tercengang. Dia memasukkan bubur jelai jamur kupingnya ke dalam mulutnya, lalu menjewer telinga Liuli Guoguo dan berkata, "Selesai makan baru baca majalah itu lagi."     

Namun, Liuli Guoguo menyatakan penolakannya dengan menjawab, "Um." Lalu dia pindah duduk ke tempat yang lebih jauh dari Xuanyuan Pofan, sambil menarik mangkuknya ke depannya.      

Dia memasukkan beberapa potong tumis daging kering dengan jeruk nipis ke dalam mangkuknya. Satu tangannya memegang sumpit untuk makan, sedangkan satu tangannya yang lain memegang majalah kabar negeri lain ke depan matanya. Lalu Liuli Guoguo pun segera fokus kembali.     

Xuanyuan Pofan benar-benar tertegun ketika melihat ini.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.