Bagaimana Ini, Jangan Meremas Sampai Hancur, Aku Membencimu
Bagaimana Ini, Jangan Meremas Sampai Hancur, Aku Membencimu
Liuli Guoguo memasang ekspresi cemberut dan dengan sengaja berkata, "Bukan satu orang, melainkan dua orang pria!"
"..."
Perkataan ini berhasil membuat pria itu tertawa, dan meremas pinggang Liuli Guguo, "Tapi kamu masih saja menyebutku pemarah, jelas-jelas kamu lebih dari itu. Lihat saja, selain kamu, aku sejak dulu tidak pernah kontak sendirian dengan wanita lain untuk waktu yang begitu lama."
"..." Liuli Guoguo terdiam
Bulu-bulu halus di lubuk hati Liuli Guoguo seketika bergetar. Sepertinya...
Tapi mulut kecil itu masih saja menyangkalnya, "Mana yang sendirian! Kelompok kami terdiri dari empat orang, di dalam kelompok masih ada Lie Nieduo. Kakak Po, kamu jangan sembarangan bicara!"
"Bagaimanapun, aku masih tetap merasa tidak nyaman. Selain aku, kamu tidak boleh terlalu dekat dengan pria lain."
Setelah menceritakan semua isi hatinya kepada gadis kecil di dalam pelukannya, perasaan Xuanyuan Pofan jauh lebih lega. Telapak tangan besarnya terang-terangan menutupi daging di depan dada Liuli Guoguo. Sebelum dia meremasnya, tangan kecil Liuli Guoguo sudah mendorongnya dan alisnya yang tebal tidak bisa menahan kerutan.
"Kakak Po, kamu sangat tidak rasional! Bagaimana mungkin aku begitu dekat dengan pria lain? Jangan bicara sembarangan lagi, aku tidak akan memedulikanmu lagi!"
Liuli Guoguo meninju dada besar dan putih Xuanyuan Pofan, sehingga wajah kecilnya memerah. Sebenarnya amarahnya sudah sejak awal menghilang karena ciuman agresif dan pelukan yang hangat dari pria itu.
Xuanyuan Pofan menarik napas, dan mengusap dahi Liuli Guoguo lagi. Setelah memastikan bahwa dahinya sudah tidak panas lagi, akhirnya dia baru merasa tenang. Dagunya menyentuh dahi Liuli Guoguo, seperti anak laki-laki yang sedang menderita dan berkata, "Bagaimanapun aku sangat keberatan, dan hatiku sangat tidak nyaman."
"..." Liuli Guoguo terdiam lagi. Dia mencium aroma kecemburuan, membuat bulu-bulu halus di dalam hatinya bergetar tidak terkendali.
Liuli Guoguo biasa melihat Xuanyuan Pofan yang dingin, mulia dan tidak banyak bicara. Namun, karena dirinya, Xuanyuan Pofan berubah menjadi mempertimbangkan hal sepele dan penampilannya seperti sangat terluka. Liuli Guoguo tiba-tiba merasa Xuanyuan Pofan sangat lucu dan ingin membujuknya.
Liuli Guoguo menggigit bibirnya, tangan putih kecilnya terangkat dan menepuk dada Xuanyuan Pofan yang putih. "Sudahlah, kakak Po, jangan marah lagi, dan juga jangan keberatan. Sebenarnya... Bahkan jika aku berbicara dengan pria lain dan berteman dengan pria lain, di dalam hati dan mataku hanya ada..."
Liuli Guoguo belum menyelesaikan kalimatnya, namun dagunya sudah diremas oleh pria itu dengan tatapan berbahaya. "Apakah kamu masih ingin berteman dengan pria lain? Hah?"
Liuli Guoguo menciut, mata besar anggunya terlihat sangat menyedihkan, "Apakah tidak boleh?"
"Tentu saja tidak boleh!" Tatapan mata Xuanyuan Pofan sangat serius. Apa yang ada di dalam pikiran gadis ini, apakah tidak takut kalau aku akan marah lagi?
"Oh, oke, baiklah..."
Liuli Guoguo melengkungkan bibirnya sambil menjawab larangan Xuanyuan Pofan. Tapi, dia merasa dagunya sangat kesakitan dan alisnya ikut mengerut.
Xuanyuan Pofan mulai panik, dia segera mengendurkan tangannya yang sedang meremas dagu Liuli Guoguo, "Ada apa?"
Liuli Guoguo menggosok-gosok dagunya sendiri, "Agak sedikit sakit..."
Begitu Xuanyuan Pofan melihatnya, dia baru menyadari kalau gadis ini terlalu lembut. Sebab, begitu dia menekan dagunya barusan, maka langsung muncul bekas merah. Dia tiba-tiba teringat, dulu, dia juga pernah meremas dagu gadis itu, bahkan dengan kekuatan yang sangat besar.
Seketika hatinya terasa sedih dan tertekan, Xuanyuan Pofan lalu mengangkat tangannya dan menggosok dagu Liuli Guoguo, "Maaf."
Liuli Guoguo memasang ekspresi cemberut, dan juga tidak bisa menyembunyikan ketidak puasannya. Mulut kecilnya mulai menggerutu, "Kakak Po, apakah kamu tahu, saat siang hari tadi kamu meremas daguku, aku merasa sangat kesakitan. Bahkan hingga meninggalkan bekas merah yang belum hilang di dagu."
"Cui Le baru saja mengoleskan obat untukku, dan aku baru merasa lebih baik. Sekarang kamu meremasnya lagi begitu kencang, bagaimana jika daguku diremas hingga hancur? Aku sangat membencimu..."