Perlahan Ada Mimpi-Mimpi yang Buram
Perlahan Ada Mimpi-Mimpi yang Buram
Dong Milin pada dasarnya adalah tabib hebat yang masih muda. Dia memiliki caranya sendiri untuk mengobati diri lewat tenaga dalam, jadi dia pulih lebih cepat. Sedangkan Zhan Zihao tidak begitu.
Luka Zhan Zihao cukup lama pulihnya. Sudah hampir setengah bulan berlalu, tapi dia masih saja belum bisa turun dari ranjang. Makan, minum, buang air kecil, buang air besar, semuanya ini masih harus diselesaikan di atas ranjang. Sebuah bagian di bawah tubuhnya terkadang juga masih sakit.
Wu Yunfu menunjukkan tatapan menghina di luar untuk Zhan Zihao saat melihat ini. Dia bilang, kenapa dia begitu lemah, dan tidak juga melihatnya membaik. Padahal sudah berlalu berhari-hari.
Tapi di dalam hati, Wu Yunfu sangat marah sekali, dan rasanya ingin dengan tangannya sendiri membunuh orang yang memelihara kadal hijau itu. Memukulnya dengan palu hingga jatuh ke neraka tingkat ke delapan belas.
Namun, saat mengunjungi Dong Milin, Dong Milin bilang padanya kalau orang yang memelihara kadal hijau itu adalah salah satu guru di fakultas musik. Setelah guru itu dikeluarkan oleh guru besar dari perguruan tinggi Xing Yun, dia diam-diam dibunuh oleh seseorang.
Jadi, walaupun Wu Yunfu ingin melampiaskan kemarahannya, tetap saja tidak ada tempat untuk melampiaskannya. Dia ingin membalas apa yang dialami Zhan Zihao, tapi dia juga tidak bisa apa-apa. Hanya bisa menahan marahnya ini dan mengembalikannya masuk ke dalam perut.
Segera setelah itu, kemarahan dalam kepala Wu Yunfu, tanpa dapat dikendalikannya, tergantikan dengan sebuah pemikiran lain.
Wen Yiwen menyumpitkan sepotong daging acar paprika untuk Wu Yunfu. "Kakak Wu Yunfu, melamun apa kamu? Daging acar paprika ini enak sekali, makanlah yang banyak."
Ambisi masa kecil Wu Yunfu sangat mirip dengan Zhan Zihao, yaitu mengembara dan berkeliling dunia, dan menjadi sebuah legenda di dunia bela diri.
Wen Yiwen pelan-pelan mulai mencoba belajar minum alkohol dan juga makan makanan pedas, demi bisa lebih dekat dengan Wu Yunfu. Bahkan, dua hal ini telah menjadi bagian dari hidupnya. Tapi, Wu Yunfu masih saja melamun sambil menyumpitkan makanan ke dalam mulutnya sendiri. Sebab, ada mimpi yang terus melayang di dalam pikirannya. Perlahan, ada mimpi-mimpi yang agak buram.
Xuanyuan Poyu yang ada di seberangnya mengerutkan kening, dia lalu menepuk Wu Yunfu dengan sumpitnya, "Kenapa kamu?"
Wu Yunfu kembali sadar, menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak apa-apa kok." Lalu, dia hendak memasukkan makanan lagi ke dalam mulutnya. Tapi dia langsung mengerutkan kening.
Saat menundukkan kepala dan melihat ke mangkuknya, Wu Yunfu sama sekali tidak tahu, kenapa ada banyak sekali potongan daging acar paprika di dalam mangkuknya. Dia diam sejenak, lalu mengeluarkan daging-daging acar paprika itu dari mangkuknya.
Siapa juga yang tahu, detik berikutnya, ada sepotong lagi yang masuk ke dalam mangkuknya. Walaupun itu bukan daging acar paprika, tapi itu daging bebek pedas yang lebih pedas dari daging acar paprika.
Wen Yiwen menyumpitkan sebuah hidangan ke mangkuk Wu Yunfu, lalu tersenyum kepadanya dan berkata, "Kakak Wu Yunfu, pelayan kediaman Zhan sangat bagus sekali dalam menyiapkan ini. Karena tahu kalau kamu dan aku suka makan pedas, mereka memasak banyak hidangan yang sangat pedas. Daging bebek pedas ini juga sangat enak, cepat makanlah!"
Wu Yunfu menaruh potongan daging bebek pedas itu ke dalam mangkuk Wen Yiwen. "Sudah, jangan diambilkan lagi. Perutku akhir-akhir sedang tidak enak. Tidak ingin makan makanan yang terlalu pedas."
"Perutmu sedang tidak enak?" Wen Yiwen langsung panik dan bergegas maju untuk menyentuh kening Wu Yunfu.
Wu Yunfu dan Xuanyuan Poyu tercengang.
"Perutku yang tidak enak, kenapa kamu malah menyentuh keningku?" Wu Yunfu agak tak berdaya.
Setelah Wen Yiwen melihat kening Wu Yunfu tidak demam sama sekali, dia pun menarik tangannya dan berkata kepada Wu Yunfu, "Ini kan karena aku khawatir kalau mungkin kamu flu, jadinya memengaruhi nafsu makan dan perutmu. Tapi tidak demam, apa jangan-jangan kamu sakit diare?"
"Bukan." Wu Yunfu mengambil hidangan di depan Xuanyuan Poyu yang rasanya lebih ringan.
"Tidak enak yang bagaimana?" tanya Wen Yiwen sambil mengerutkan kening dan menaikkan alis indahnya.
"Aku juga tidak tahu, hanya terasa tidak enak saja. Untuk apa kamu bertanya terus sih? Cepat makan nasimu sana." Wu Yunfu mengambil tahu tumis paprika hijau, lalu memasukkan ke mulut Wen Yiwen untuk menutup mulut kecilnya.