Istri Kecilku Sudah Dewasa

Mendirikan Tenda



Mendirikan Tenda

2"Kamu..." seru Bai Yue merasa dirinya akan marah sampai sakit karena Liuli Guoguo, gadis jelek ini.      

Awalnya, Bai Yue berpikir kalau gadis jelek ini akan mencari cara agar mereka berdua ikut dengannya. Karena bagaimanapun, gunung setan macan tutul itu adalah tempat yang sangat berbahaya. Namun, Liuli Guoguo dan gadis gemuk itu, dua gadis ini bukankah namanya cari mati jika masuk sendiri ke tempat seperti itu.     

"Cih! Ya sudah kalau tidak mau pergi. Gunung setan macan tutul adalah tempat yang banyak sekali macan tutulnya. Nanti yang ada, kalian akan dimakan habis sampai tak tersisa tulangnya!"     

Bai Yue mengibaskan lengan bajunya, lalu menyandarkan punggungnya di belakang batang bambu sambil melipat tangannya di dada. Kemudian, tatapannya tampak begitu santai sekali. Hanya saja, baru saja dia bicara, Liuli Guoguo malah langsung balik badan dan menarik Lie Nieduo untuk melanjutkan perjalanan mereka. Bahkan malas menjawab satu kalimat pun padanya.     

Bai Yue langsung kesal sekali melihat ini. "Sial! Kakak Wu Yunfu, gadis busuk ini benar-benar tidak menginginkan kita ikut?! Lihat saja apa dia bisa bertahan! Karena mereka pergi ke tempat seram seperti gunung setan macan tutul. Lihat saja, mereka pasti akan dimakan oleh macan tutul besar itu... Aduh! Kakak Wu Yunfu, kenapa kamu memukulku?!"     

Bai Yue melihat dan memandangi punggung kecil merah muda Liuli Guoguo yang sok hebat itu, membuatnya benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Hanya saja, ketika belum selesai dia bergumam, Wu Yunfu, bos besarnya ini sudah lebih dulu memukul kepalanya dengan telapak tangannya.     

Wu Yunfu memandangi Liuli Guoguo yang sudah berjalan jauh, dan dia pun tidak lagi bersandar di batang bambu. Tapi, setelah berjalan dan memukul Bai Yue, dia pun langsung pergi untuk menyusul Liuli Guoguo.     

"Kakak Wu Yunfu! kamu kamu kamu..."     

Bai Yue masih tidak tertegun sebelumnya. Tapi, saat melihat Wu Yunfu yang mengejar Liuli Guoguo, dia pun jadi hanya bisa berdiri tegak dari batang bambu, menepuk pantatnya, lalu pergi mengejar Wu Yunfu, "Kakak Wu Yunfu, tunggu, tunggu aku!"     

***     

Liuli Guoguo menarik tangan gemuk Lie Nieduo, lalu ada dua pemuda seperti serangga yang mengikuti di belakangnya. Mereka berjalan sepanjang jalan menuju hutan lebat di dekat gunung setan macan tutul.     

Suara seperti hantu dan suara macan tutul, samar-samar terdengar di telinga. Langit pun juga berangsur-angur berubah menjadi gelap. Membuat lemak di sekujur tubuh Lie Nieduo sudah gemetaran, dan dia kemudian menggandeng erat tangan kecil Liuli Guoguo lebih erat lagi.     

Liuli Guoguo berhenti, lalu mengeluarkan dan memeriksa daun pohon rotan sihir dari ruang sihirnya. Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk baru besok melanjutkan lagi perjalan pergi dan masuk ke dalam gunung setan macan tutul untuk memperoleh bendera Xing Yun warna biru. Jadi, dia pun meminta Lie Nieduo mengeluarkan tenda dari ruang sihirnya, kemudian mendirikan tenda itu.     

Sepanjang jalan, Bai Yue sering sekali bergumam dan beradu mulut dengan Liuli Guougo. Tapi, setiap kali itu juga, dia selalu tercekat kesal karena Liuli Guoguo.      

Sedangkan Wu Yunfu sedari tadi terus diam dan tak banyak bicara. Namun kadang-kadang, dia juga dengan sengaja mengejek Liuli Guoguo. Dia mengejek Liuli Guoguo hanya dengan satu kalimat, namun Liuli Guoguo bisa membalasnya dengan tiga kalimat.     

Mata tampan Wu Yunfu yang gelap, tanpa sadar perlahan memancarkan senyum. Liuli Guoguo yang memandang permen sepenting hidupnya ini, sepanjang jalan terus berjalan sambil setiap beberapa saat membuka bungkus permen, lalu memakan permennya. Sepanjang jalan juga, dia akan meninggalkan beberapa kertas permen di jalan yang dilewatinya.     

Setelah mendirikan tenda, Lie Nieduo tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya pada Liuli Guoguo, "Xiao Guo, apa, apa kita akan tidur di sini malam ini?"     

Liuli Guoguo tertawa dan menjawab, "Duo gemuk, tenda ini sudah dipasang, tentu saja kita akan tidur di tempat ini. Besok pagi baru kita jalan lagi. Malam hari seperti ini, penglihatan macan tutul lebih jelas daripada penglihatan manusia. Jika malam ini masih melanjutkan masuk ke dalam gunung setan macan tutul, itu pasti akan sangat berbahaya."     

Lie Nieduo merapatkan bibir indahnya, "Xiao Guo, bukan ini maksudku. Aku, aku merasa ini juga terlalu berbahaya tidur di sini. Tempat ini, kemungkinan juga ada macan tutulnya, kah?" tanyanya.     

Liuli Guoguo mencari batang kering untuk menyalakan api, lalu dia mengangguk kepada Lie Nieduo dan menjawab, "Iya, bisa saja."     

"Hah?!"     

Hati Lie Nieduo bergetar, tiba-tiba dia merasa jika hutan lebat di sekitarnya bergoyang di bawah langit yang semakin gelap, dan hal itu membuatnya menjadi lebih berhati-hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.