Istri Kecilku Sudah Dewasa

Pantatnya Dipukul Kakak Po (1)



Pantatnya Dipukul Kakak Po (1)

0Pria tampan yang berjubah hitam dan gadis kecil yang imut berseragam merah muda berpelukan dalam diam seperti ini. Tapi, tidak lama kemudian, Liuli Guoguo menggerakkan bibir merah mudanya yang kecil dan lembut, mengangkat kepala kecilnya yang bersandar di dada Xuanyuan Pofan. Lalu mengganti posisinya, setelah itu dia kembali bersandar dan tersenyum lagi.      

Uh, pelukan kakak Po hangat dan nyaman sekali, membuatku ingin langsung tidur saja, batin Liuli Guoguo.     

Saat Liuli Guoguo berpikir seperti ini, tanpa sadar dia memejamkan matanya dan benar-benar tertidur. Lalu, ketika baru saja bermimpi, dia merasakan seolah ada permen rasa delima yang dimasukkan ke dalam mulutnya, jadi dia terus mengunyah dan meremasnya dengan enaknya.      

Lalu, tiba-tiba Liuli Guoguo merasakan tubuhnya diangkat. Kemudian ada sesuatu yang mulai menindihnya di ranjang. Setelah itu ada telapak tangan besar yang mulai membuka pakaiannya.     

Dengan penyiksaan yang tiba-tiba ini, tidak peduli seberapa hebat kemampuan tidur Liuli Guoguo, karena dia tetap saja terbangun oleh ini. "Uh! Kakak Po, apa yang kamu sedang lakukan!?" tanyanya.     

Ternyata ini bukan mimpi, tapi ternyata kenyataan. Kakak Po benar-benar melemparkannya di atas ranjang, dan sekarang kakak Po-nya ini benar-benar sedang melepaskan bajunya. Hanya saja, saat belum sempat Liuli Guoguo bereaksi, tiba-tiba pantatnya telah dipukul dengan keras. Kakak Po, kenapa harus memukul pantatku?! batinnya.     

Selesai memukul pantat Liuli Guoguo, Xuanyuan Pofan mengerutkan kening, lalu melontarkan suaranya yang begitu rendah dan berat itu, diiringi dengan ketidaksenangan. "Ayo katakan, apa sudah tahu kalau kamu salah?!" ucapnya.     

"Em?" gumam Liuli Guoguo yang wajah kecilnya langsung memerah. Namun, dia masih saja tercengang. Seolah dibangunkan dari mimpinya, lalu tiba-tiba pantatnya dipukul lagi oleh pria itu. Membuat pikirannya jadi sangat kacau balau sekali.      

Lalu, belum sempat Liuli Guoguo berpikir dengan jernih, tiba-tiba pantatnya malah dipukul lagi dengan keras, bahkan sampai berbunyi. Selanjutnya, pria itu berkata dengan suara yang semakin tegas dan serius, "Aku tidak suka rahasia. Telah terjadi hal buruk padamu, tapi kenapa kamu tidak memilih memberitahuku! Em?"     

Wajah Liuli Guoguo langsung memerah sampai ke daun telinga setelah menerima pukulan dari pria itu. Tiba-tiba dia bereaksi, merasa sedih dan takut, lalu dia merangkak ke ujung ranjang dan berbaring tengkurap. Hidungnya masam dan mata anggurnya yang besar tiba-tiba berkaca-kaca.      

Liuli Guoguo menggigit bibirnya, tangan kecilnya meremas bantal kelinci di bawah tubuhnya, berusaha keras untuk tidak membiarkan air matanya mengalir. Bahkan dia sama sekali tidak mengatakan apa-apa.     

Hati Xuanyuan Pofan tercekat melihat ini. Dia berpikir apa dirinya sudah keterlaluan dengan gadis kecilnya ketika melihat si kucing kecil yang baru saja dihukum dengan memukul pantatnya beberapa kali ini terus saja diam, dan tidak mengatakan apa-apa.      

Xuanyuan Pofan pun langsung mengerutkan kening dan menaikkan alisnya yang tebal. Lalu menutup kembali baju Liuli Guoguo yang telah dibukanya tadi, dan memanggilnya, "Liuli Guoguo."     

Padahal Xuanyuan Pofan sudah memanggilnya. Tapi tubuh si kucing kecil yang kurus itu masih saja mempertahankan pose semulanya yang berada di ujung ranjang, benar-benar sama sekali tidak bergerak.     

Xuanyuan Pofan semakin mengerutkan keningnya, lalu mencoba memanggilnya lagi dengan penuh perasaan, "Liuli Guoguo." Namun, si kucing kecil yang ada di ujung ranjang masih saja tidak bergerak dan tidak mengatakan apa-apa.     

Xuanyuan Pofan panik, jadi dia bergegas maju dan memeluk tubuh Liuli Guoguo. Setelah Liuli Guoguo berbalik, dia melihat bantal kelincinya yang sudah basah, dan melihat mata anggur yang besar di wajah kecil penuh bopeng itu sudah memerah sekali. Sebab, garis pertahanan di dalam hatinya benar-benar sudah runtuh sekarang.     

Dada Xuanyuan Pofan terasa seperti ditusuk oleh sesuatu. Lalu dia langsung melemparkan semua kesalahan ini kepada dirinya sendiri, dan dia sepenuhnya menyalahkan dirinya sendiri.      

Air mata di mata Liuli Guoguo terus mengalir secara tidak terkendali dan terus mengerutkan kening. Tangan kecil seputih salju itu dengan sekuat tenaga mendorong Xuanyuan Pofan, lalu menarik tubuh kecil dan kurusnya itu kembali ke ujung ranjang. Setelah itu kembali tengkurap dengan kepala ditenggelamkan di lututnya, dan dia tidak bisa lagi menahan tangisnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.