Kakak Po dan Kecoa Jahat (3)
Kakak Po dan Kecoa Jahat (3)
Xuanyuan Pofan pun menyadari sesuatu, lalu berdiri dan keluar dari kamar. Liuli Guoguo ini ya, sudah menganggapku sebagai kecoa, tapi masih saja tidak menghilangkan kemarahannya, huh, batinnya. Dia hanya menghela napas dengan tak berdaya dan mulai berjalan-jalan di asrama Taohua, Sebab, dia ingin tahu ke mana sebenarnya Liuli Guoguo pergi sekarang.
Asrama Taohua ini tidak terlalu besar, ketika berjalan sebentar saja dan melewati pintu dapur asrama. Xuanyuan Pofan sudah langsung melihat punggung kecil merah muda yang sangat dirindukannya itu di dalam dapur. Sudut bibirnya melengkung, dan dia pun kemudian melangkah masuk ke dalam.
Liuli Guoguo baru saja menaruh panci kecil di atas batu api sihir, lalu hendak memasukkan air ke panci kecil itu dari tong air. Tiba-tiba, pinggang kecilnya dipeluk oleh telapak tangan besar dari belakang. Dengan segera, kepala besar itu bersandar di pundaknya.
Setelah menyamankan diri, lalu suara yang rendah dan berat pun terdengar, "Apakah jika kecoa besar itu datang lagi untuk mengganggumu, apa kamu benar-benar akan memukulnya sampai mati? Em?"
Liuli Guoguo merapatkan bibirnya, mengangkat dagunya, kemudian menjawab, "Em, pasti lah!"
"Oke..." Setelah ucapan Liuli Guoguo terlontar, Xuanyuan Pofan hanya mengiyakannya saja tanpa ragu sedikitpun.
Hati Liuli Guoguo tercekat, mata besarnya memancarkan kilatan. Sebab, dia mana mungkin tega memukul kakak Po-nya sampai mati.
Xuanyuan Pofan melihat gadis kecilnya yang diam, seolah sedang memikirkan sesuatu. Dia sangat merindukan gadis kecilnya yang selalu bergerak dengan lincah dan terus berbicara dengan cerewet. Oleh karena itu, dia pun berinisiatif untuk bicara lebih dulu, "Lapar? Aku ingat kalau si kucing pemalas-ku ini tidak bisa apa-apa."
Xuanyuan Pofan bicara sambil menjulurkan ujung lidahnya untuk mengambil tali ikat leher berwarna hitam yang menggantung di leher Liuli Guoguo. Lalu, Liuli Guoguo pun juga tidak melawan sama sekali. Dia hanya membiarkan pria itu melepaskan tali ikat leher berwarna hitam di lehernya.
Kemudian, Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya dan berkata, "Si kucing pemalas memang tidak bisa apa-apa. Sedangkan aku bisa melakukan apa saja. Karena aku bukan si kucing pemalas. Mana mungkin si kucing pemalas bisa dibandingkan denganku. Aku lebih baik sekali daripada dia."
"Oh? Kalau begitu coba kamu katakan kamu bisa apa saja?"
Kepala besar Xuanyuan Pofan menggantung di pundak Liuli Guoguo. Lalu, ujung hidungnya mulai menyentuh leher putih dan ramping milik Liuli Guoguo yang begitu harum. Demi membuat gadis kecilnya ini segera kembali menjadi kelinci kecil yang begitu lincah itu, dia pun berusaha keras untuk membuang citranya yang begitu dingin dan bermartabat. Bahkan, sekarang dia jadi agak murahan.
Liuli Guoguo masih digelantungi oleh sosok berjubah hitam di belakangnya. Dia kemudian berjalan ke tong air dan mengambil satu gayung air, lalu mulut kecilnya berkata, "Aku bisa melakukan banyak hal."
"Selama belajar di perguruan tinggi Xing Yun satu bulan ini, ilmu bela diriku jadi semakin hebat. Bahkan kemampuan permen senjata tersembunyiku ini juga jadi lebih luar biasa bagus. Aku juga membaca banyak sekali buku, juga belajar banyak sekali hal lainnya. Pokoknya banyak hal yang aku bisa lakukan di asrama Taohua ini."
"Aku bisa semuanya kecuali memasak, contohnya saja mencuci piring, mengganti sprei dan selimut, mencuci baju, dan… Em... Sepertinya juga mau bisa melakukan apa yang aku lakukan sekarang!" kata Liuli Guoguo sambil mengambil satu gayung air. Dia lalu menuangkan air itu ke dalam panci, serta masih dengan digelantungi oleh tubuh besar di belakangnya.
"Apa?" tanya Xuanyuan Pofan saat melihat sifat si kucing kecil yang mulai kembali lagi. Gadis kecilnya dalam sekejap langsung bicara banyak sekali. Membuat sudut mata Xuanyuan Pofan tanpa sadar melengkung senang.
Liuli Guoguo mengangkat dagunya, lalu membuka tutup panci kecil dan menuangkan air lagi ke dalam panci itu. Kemudian dia berkata dengan suara yang jernih, "Memasak mie!"
Xuanyuan Pofan pun tercengang.
Setelah Liuli Guoguo menuangkan air, dia pun menepuk sisi kiri batu api sihir, dan mulai menunggu airnya mendidih. Lalu, dia mencoba melepaskan sosok besar yang terus bergelantung di tubuhnya, tapi tetap saja tidak bisa lepas. Kemudian dia menyerah dan hanya berjalan dengan sekuat tenaga ke samping keranjang mie. Setelah itu mengeluarkan segenggam mie dari keranjang mie tersebut.
Setelah mengambil mie itu, kemudian Liuli Guoguo berjalan kembali ke samping panci dan menjatuhkan mie tersebut ke piring dengan ukiran bunga lotus. Nanti, begitu airnya sudah mendidih, baru dia akan memasukkan mie itu ke dalamnya.