Kakak Po Cepat Makanlah (2)
Kakak Po Cepat Makanlah (2)
Mata anggurnya yang besar dan jernih bersinar ketika melihat toko roti itu memasak roti isi panggang dengan sangat menyenangkan. Tiba-tiba, Liuli Guoguo ingin sekali mencoba membuatnya juga, lalu memberikan karya masaknya itu untuk dimakan Xuanyuan Pofan.
Begitu kembali ke kediaman, Liuli Guoguo mengangkat rok kecilnya dan langsung berlari ke dapur. Dia terus berbicara tiada hentinya kepada Cai Yinan dan Fang Mici untuk mengajarinya cara membuat roti isi panggang. Sebab, dia ingin membuat roti isi panggang untuk kakak Po.
Cai Yinan dan Fang Minci tentu saja tidak berani menolaknya. Jadi, dia pun mengambil bangku kecil dan menaruhnya di samping meja dapur. Lalu, mengangkat nyonya kecilnya yang pendek itu untuk berdiri di atas bangku itu. Agar nyonya kecilnya bisa melihat ke arah meja dapur. Kemudian, mereka pun mulai mengajari cara membuat roti isi panggang secara perlahan kepada Liuli Guoguo.
Karena tangan Liuli Guoguo yang pendek dan kecil, jadi dia sangat lambat sekali, bahkan lebih lambat dari pada siput. Karena, membuat adonan roti isi panggang untuk satu buah saja sampai langit sudah menjadi gelap.
Setelah membentuk roti isi panggang selesai, tinggal satu langkah terakhir yang tersisa. Tapi sayangnya, belum sempat Liuli Guoguo memasukkan rotinya itu ke dalam panggangan, dia sudah tertidur dulu di atas meja dapur. Lantas, ada banyak tepung yang menempel di wajah kecilnya.
Xuanyuan Pofan menepuk keningnya dan tersenyum melihat ini. Dia lalu melangkah maju dan membawa Liuli Guoguo ke dalam pelukannya. Setelah pelayan menyeka wajah putih dan lembut milik Liuli Guoguo, Xuanyuan Pofan pun membawa gadis kecilnya yang sedang tidur nyenyak untuk kembali ke kamar.
Siapa juga yang tahu, ketika baru saja meletakkan tubuh kecil Liuli Guoguo ke dalam selimut, tiba-tiba gadis kecil itu bangun. Dia lalu mengerutkan kening dan menyalahkan Xuanyuan Pofan, mengapa tidak membangunkannya. Kemudian dia berkata dengan sangat serius kalau Xuanyuan Pofan sudah menunda rencana besarnya untuk membuat roti isi panggang.
Namun, tubuh empuk seperti ikan gurami itu langsung bangun dari ranjangnya, lalu mengangkat rok kecilnya lagi dan bergegas berlari menuju dapur untuk memeriksa adonan roti isi yang sudah dibuat dengan susah payahnya, tapi belum sempat dipanggang itu. Jadi, dia pun mengerutkan kening dan bergegas memasukkan satu persatu roti isi itu ke dalam panggangan.
Setelah menepuk tangan kecil putihnya, Liuli Guoguo memindahkan bangku kecil itu, dan duduk di samping panggangan. Dia memegang dagu kecilnya dan memandang ke dalam panggangan itu. Lalu menginstruksikan Cai Yinan dan Fang Mici, jika rotinya sudah matang, segera ingatkan dia agar dirinya sendiri yang akan mengeluarkan roti itu dari dalam panggangan.
Setelah waktu berlalu beberapa saat, mata anggur Liuli Guoguo yang menatap panggangan perlahan terpejam. Lalu kepala kecilnya mulai mengangguk-angguk, kemudian tubuh kecilnya mulai jatuh.
Xuanyuan Pofan tersenyum melihat ini, jadi dia bergegas maju dengan cepat, dan menempatkan tubuh kecil Liuli Guoguo untuk bersandar dan berbaring di pahanya. Lalu gadis itu tidur dengan memeluk paha kakak Po-nya.
Sebenarnya, roti isi panggang harus dipanggang pelan-pelan sampai matang. Tapi Liuli Guoguo sudah memerintahkan kalau harus tunggu dia sendiri yang akan mengeluarkan roti isi itu dari panggangan. Oleh karena itu, semua orang hanya memandangi Liuli Guoguo yang tidur dengan sangat nyenyak, dan merasa tidak enak untuk membangunkannya.
Xuanyuan Pofan berpikir kalau mungkin gadis kecilnya yang memasak roti isi panggang ini, ingin merasakan langsung semua prosesnya. Namun, dia tidak akan mungkin benar-benar memakannya. Apalagi gadis kecilnya memasak roti itu sampai jadi seperti itu, karenanya jadi benar-benar tidak bisa dimakan.
Sehingga, Xuanyuan Pofan pun akhirnya membiarkan Liuli Guoguo terus tidur nyenyak di dalam dekapannya. Sedangkan dia melanjutkan memeriksa beberapa dokumen resmi.
Alhasil, ketika Liuli Guoguo bangun sekali lagi, dia pun bergegas mengangkat roknya dan berlari lagi ke dapur untuk memeriksa panggangan. Namun, roti isi panggang yang telah dibuatnya memang sudah matang, dan malah jadi gosong. Benar-benar begitu hitam dan sangat keras.
Mata anggur Liuli Guoguo yang besar dan jernih itu berkedip, lalu berkedip lagi, kemudian berkedip lagi dan lagi. Jantung kecilnya benar-benar tidak bisa menerima kejadian yang sangat kejam ini. Hidungnya masam, bibir kecilnya terbuka, dan dia pun langsung menangis dengan histeris.
Xuanyuan Pofan langsung mengulurkan tangan dan menepuk keningnya sendiri. Kemudian dia bergegas pergi, dan mulai membujuk serta menghibur Liuli Guoguo. Lalu, tidak peduli bagaimanapun, jadi dia terus berusaha menghiburnya. Namun, Liuli Guoguo masih saja terobsesi dengan kesedihan karena roti isi yang dipanggangnya ini gosong.
Tidak peduli bagaimana caranya agar bisa menghibur Liuli Guoguo, namun Xuanyuan Pofan masih saja tidak berhasil menghiburnya. Menghibur gadis kecil yang sedang jengkel itu. Jadi, dia pun hanya bisa mengambil salah satu roti isi panggang yang gosong dan keras, dari begitu banyak roti gagal tersebut.