Hanya Ingin Memelukmu (5)
Hanya Ingin Memelukmu (5)
"Kali ini kamu pulang dari memburu iblis dan setan jiwa, tapi belum memberikanku hadiah kan. Bukankah setiap kali kamu pulang dari memburu iblis dan setan jiwa, pasti akan membawakanku hadiah ya. Kali ini apa tidak ada? Em? Em?"
Xuanyuan Pofan ingin tertawa melihat gerak-gerik Liuli Guoguo ini, seakan menganggapnya seperti seorang pria bajingan saja. Awalnya dia tidak senang karena belum memenuhi hasratnya. Tapi setelah memikirkan bagian itu yang agak lumayan membaik.
Jadi, dia pun merespon topik pembicaraan Liuli Guoguo ini. Kemudian Xuanyuan Pofan melepaskan tubuh Liuli Guoguo, setelah itu membantunya mengencangkan dan menutup baju gadis kecilnya. Lantas dia meremas wajah kecilnya yang merona merah itu, lalu berkata dengan hangat, "Tentu saja ada hadiah. Tunggu aku sebentar."
"Em?" gumam Liuli Guoguo dengan bingung. Kenapa kakak Po memintaku menunggunya? batinnya. Namun, dia tak ingin banyak berpikir, lalu hanya buru-buru mengangguk, "Em em em!"
Xuanyuan Pofan pun melepaskan Liuli Guoguo, mengelus kepala kecilnya, lalu berdiri dan keluar dari kamar itu.
Liuli Guoguo mengedipkan mata anggurnya yang besar dan melihat punggung Xuanyuan Pofan yang menjauh. Walaupun agak aneh, tapi dia yang cukup lugu ini tidak terlalu banyak berpikir.
Begitu melihat langit yang perlahan meredup, pertanda bahwa malam yang akan segera datang. Liuli Guoguo pun mengambil batu sihir, lalu menyalakan beberapa lilin di dalam kamar. Dia kemudian duduk di ujung ranjang sambil menggoyangkan kedua kaki kecilnya, menunggu Xuanyuan Pofan kembali membawakannya hadiah.
Xuanyuan Pofan sangat cepat sekali, hanya butuh beberapa saat saja, dia sudah kembali. Hanya saja, Liuli Guoguo baru menyadari kalau rambut panjang di belakang pria itu agak basah, bahkan bagian ujung lengan bajunya juga agak basah. Tapi, sebenarnya Liuli Guoguo sudah berkali-kali melihat fenomena ini.
Setiap kali Liuli Guoguo bertanya kepada Xuanyuan Pofan. Namun Xuanyuan Pofan tidak pernah mau menjawabnya. Akhirnya, lambat laun, dia pun juga sudah malas untuk menanyakannya. Kali ini pun, Liuli Guoguo juga tidak tertarik untuk menanyakan hal ini.
Setelah Xuanyuan Pofan masuk ke dalam kamar, Liuli Guoguo pun melompat ke depan Xuanyuan Pofan dan langsung memeluknya. Kemudian dia berkata dengan suaranya yang manis, "Kakak Po, kamu sudah kembali."
Xuanyuan Pofan meremas telinga kecil Liuli Guoguo yang putih dan lembut itu, lalu mengiyakan dengan hangat, "Iya."
"Hadiah! Hadiahnya!" seru Liuli Guoguo yang lagi-lagi berubah menjadi kucing kecil yang begitu bersemangat.
"Mari duduk di ranjang dulu," ajak Xuanyuan Pofan sambil mencubit wajah kecil Liuli Guoguo yang lembut itu. Gadis kecilnya pun memanyunkan bibirnya seperti moncong bebek, lalu berkata kepadanya, "Oh! Iya iya!"
Karena terlalu menginginkan hadiah, Liuli Guoguo pun sama sekali tidak ada keraguan sedikitpun. Jadi, dengan patuhnya dia duduk di ujung ranjang sesuai maksud Xuanyuan Pofan. Lesung pipi cerahnya kini telah menggantung dengan indah di wajah kecil itu.
Setelah Liuli Guoguo dengan patuhnya duduk di ujung ranjang, Xuanyuan Pofan pun juga melangkahkan kakinya dan berjalan maju. Hanya saja, tidak sama seperti Liuli Guoguo yang duduk di ujung ranjang. Karena dia hanya berjalan sampai di depan Liuli Guoguo, lalu berjongkok. Kemudian dia mengangkat sepatu bot warna biru muda milik Liuli Guoguo yang sebelah kiri.
"Kakak Po, apa yang mau kamu lakukan?" tanya Liuli Guoguo dengan bingung. Mata anggurnya yang besar berkedip bingung dengan menggemaskan karena penasaran.
Xuanyuan Pofan tidak menjawab Liuli Guoguo. Dia hanya diam, lalu mengangkat kaki kecil Liuli Guoguo. Kemudian diam-diam melepaskan sepatu Liuli Guoguo.
"Kakak Po, kenapa, kenapa kamu melepaskan sepatuku?" tanya Liuli Guoguo yang tanpa sadar langsung memegang tangan Xuanyuan Pofan dengan bingung. Sekarang dia sudah tidak mengantuk lagi dan sudah tak ingin tidur.
Xuanyuan Pofan tidak memedulikan Liuli Guoguo. Setelah itu, masih dengan diam dia menyingkirkan tangan kecil Liuli Guoguo, lalu melanjutkan melepas sepatunya. Hanya saja, wajahnya saat ini penuh dengan ekspresi kasih sayang. Mata tampan dan bibir indahnya itu agak melengkung. Hal ini yang akhirnya membuat Liuli Guoguo jadi agak tenang.
Walaupun masih tidak terlalu mengerti apa yang mau dilakukan Xuanyuan Pofan. Tapi, hanya berpikir kalau mungkin kakak Po punya maksud lain. Sehingga, Liuli Guoguo tidak mau bingung dan heran lagi. Bahkan dia juga tidak bergerak sembarangan lagi, dan hanya duduk dengan patuhnya. Membiarkan Xuanyuan Pofan melepaskan sepatunya.