Xuanyuan Pofan, Bajingan!
Xuanyuan Pofan, Bajingan!
Liuli Guoguo menghela napas tak berdaya, lalu tergantung senyum indah di wajah kecilnya yang cantik dan bersih. Kemudian dia pun berjalan menghampiri Xuanyuan Pofan. Namun, dia tidak tahu kalau malam sebelum pergi dan berangkat ke lembah ribuah makhluk buas. Akan terjadi satu hal yang membuatnya malu dan ingin keluar dari dunia baru. Bahkan dia hanya ingin menundukkan kepalanya dan berteriak pada Tuhan.
Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya dan tersenyum kepada si kucing kecil sambil berkata, "Xuanyuan Pofan, bajingan!" Lalu, setelah gadis kecilnya berjalan sampai di sampingnya, dia langsung menariknya masuk ke dalam dekapannya.
***
Cai Gua yang kekenyangan dan sudah tidur sangat nyenyak itu bangun, meregangkan pinggangnya, lalu menjulurkan kepala kecil gemuknya dan keluar dari selimut.
Ketika melihat ke luar selimut, kemudian saat dia melihat pemandangan seorang pria berjubah hitam menggigit dan menyesapi gadis berbaju merah muda di samping meja di dalam kamar itu, wajah kecil Cai Gua pun langsung memerah. Jadi, dengan begitu cepat dia memasukkan kepala kecilnya lagi ke dalam selimut dan mulai meragukan kehidupan.
Masa sih, bukannya sebelum aku masuk ke dalam selimut, Tuan sudah melakukan hal-hal memalukan itu kepada Nyonya kecil. Kenapa sekarang aku bangun dari tidur panjangku, Tuan masih saja memeluk Nyonya kecil dan melakukan hal-hal memalukan itu! Ya Tuhan! Tuan benar-benar buas sekali! batin Cai Gua.
Pada saat ini, Liuli Guoguo yang wajah kecilnya sudah memerah dan sedang diinjak-injak oleh pria yang memeluknya dan saat ini ada di atas kakinya. Tiba-tiba mendengar suara Lie Nieduo yang ada di luar pintu, "Xiao Guo, apa kamu mau berendam dan mandi di kolam air panas?"
Sekarang sudah masuk akhir musim gugur, dan Liuli Guoguo juga tidak banyak bergerak akhir-akhir ini. Jadi tubuhnya tidak berkeringat, sehingga dia merasa cukup bersih. Kemudian, dia pun tanpa sadar menjawab Lie Nieduo, "Tidak..." Namun, kata 'ikut' di belakangnya belum sempat terlontar dari mulut kecilnya.
Setelah itu, Liuli Guoguo tiba-tiba melihat ke pria yang sedang memeluk kakinya, yang sama sekali tidak terpengaruh oleh suara yang ada di luar. "Em! Iya aku ikut! Ikut… Uh..."
Namun, ketika belum selesai bicara, mulut kecil Liuli Guoguo sudah lebih dulu ditutup oleh bibir tipis dengan begitu arogan. Jadi, dia berusaha untuk melepaskan diri dengan sekuat tenaganya, lalu bicara dengan cepat, "Iya aku mau ikut. Duo gemuk, sekarang juga mau... Uh..."
"Em? Xiao Guo, ada apa denganmu?" tanya Lie Nieduo yang merasa kalau ada yang aneh. Tapi, dia juga tidak terpikirkan apa yang aneh. Jadi dia hanya memiringkan kepalanya dan mencoba berpikir.
Liuli Guoguo mengerutkan kening dan bergegas melepaskan diri dari Xuanyuan Pofan dengan sekuat tenaganya. Kemudian mulut kecilnya membuka lagi dan dengan cepat berkata kepada Lie Nieduo yang ada di luar, "Duo gemuk, sekarang juga mau pergi, kah?"
"Iya benar. Aku berpikir, setelah mandi aku akan mengepak tasku, lalu pergi tidur lebih awal. Besok pagi kita harus berangkat ke lembah ribuan makhluk halus untuk melakukan ujian," jawab Lie Nieduo yang ada di luar kamar.
"Baiklah, baiklah. Aku juga akan pergi sekarang. Duo gemuk, tunggu..." kata Liuli Guoguo yang mau bilang 'tunggu aku dulu', tapi tidak sempat melontarkan ucapan ini. Karena tiba-tiba, titik kecil merah muda di tengah si kelinci putihnya sudah digigit dengan keras oleh bibir tipis yang begitu panas. Membuat wajah kecilnya lagi-lagi memerah sekali.
Liuli Guoguo pun mengerutkan kening, dan langsung memukul keras pria yang ada di atas kakinya karena kesakitan. Setelah itu, dia juga langsung menggertakkan giginya dengan kesal kepada Xuanyuan Pofan.
Saat ini Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya, dan sudah menjadi lebih jahat lagi. Kemudian dia beralih ke roti daging Liuli Guoguo yang lain. Bibir tipisnya maju, dan di langsung menyesapnya.
Hanya saja kali ini tidak digigit, tapi ujung merah muda di si kelinci putih Liuli Guoguo dijilat beberapa kali. Lalu dilahap dengan begitu serakah, menyesapnya dengan matanya yang bersinar jernih.
"Aaaahhh..." Liuli Guoguo akhirnya tidak bisa menahan desahannya lagi. Tangan seputih salju itu pun tidak bisa menahan diri untuk tidak meraih jubah Xuanyuan Pofan. Dia bahkan merasa kalau dirinya sudah tenggelam dalam semua ini, dan semua sarafnya juga mati rasa.